MEMBANGUN KEWIRAUSAHAAN SENI MELALUI KARYA SENI LUKIS SUREALISME

Abstrak

Pemerintah Indonesia memandang ekonomi kreatif sebagai pendorong pertumbuhan berbasis kreativitas seni dan budaya. Seni lukis surealisme, dengan kekhasan imajinatifnya, memiliki potensi ekonomi tinggi sebagai produk kreatif berdaya jual. Pendekatan kewirausahaan sosial menekankan misi sosial dalam model bisnis, sedangkan kerangka ekonomi kreatif menekankan penciptaan nilai tambah melalui ide dan inovasi. Artikel ini menelaah bagaimana karya lukis surealisme dapat menjadi sarana membangun kewirausahaan seni, baik dari aspek ekonomi maupun sosial-budaya. Studi kasus internasional (Salvador Dalí, Yayoi Kusama) dan lokal (Arya Mularama/Gogoporen) menunjukkan berbagai strategi pemasaran dan kolaborasi inovatif mulai dari iklan dan branding hingga pameran dan NFT yang menciptakan nilai ekonomi dan persepsi budaya positif atas lukisan surealis mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa sinergi konsep kewirausahaan sosial dan ekonomi kreatif memungkinkan seniman surealis mengembangkan jaringan, memonetisasi karya, sekaligus mempertahankan aspek budaya dalam seni mereka.
The Indonesian government views the creative economy as a driver of growth based on artistic and cultural creativity. Surrealist painting, with its imaginative characteristics, has high economic potential as a marketable creative product. The social entrepreneurship approach emphasizes the social mission in the business model, while the creative economy framework emphasizes the creation of added value through ideas and innovation. This article examines how surrealist painting can be a means of building art entrepreneurship, both from an economic and socio-cultural perspective. International (Salvador Dalí, Yayoi Kusama) and local (Arya Mularama/Gogoporen) case studies show various innovative marketing and collaboration strategies – from advertising and branding to exhibitions and NFTs – that create economic value and positive cultural perceptions of their surrealist paintings. The results show that the synergy of the concepts of social entrepreneurship and the creative economy allows surrealist artists to develop networks, monetize their works, while maintaining the cultural aspect of their art.