ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA TERKAIT TRIGARTA BANGUN BAHASA BERDAMPAK TERHADAP PENGUTAMAAN BAHASA INDONESIA

Penulis

  • Della Shinta Simbolon Universitas Negeri Medan
  • Roma Ria Doloksaribu Universitas Negeri Medan
  • Siti Aisyah Universitas Negeri Medan
  • Siti Sukrianti Hasibuan Universitas Negeri Medan
  • Yohana Paskah Aprilia Sianturi Universitas Negeri Medan
  • Lasenna Siallagan Universitas Negeri Medan

Kata Kunci:

Bahasa, Bahasa Indonesia, Trigatra, Bangun Bahasa, Pengaruh Bahasa

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah mahasiswa memahami Trigatra Bangun Bahasa dan bagaimana pemahaman tersebut mempengaruhi preferensi mereka terhadap bahasa Indonesia. Untuk mencoba mengukur pemahaman mahasiswa 2023 tentang Trigatra Bangun Bahasa, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengumpulkan data melalui kuesioner dan wawancara. Dari hasil penelitian, hanya 12,1% responden yang mengetahui kata Trigatra Bangun Bahasa, sementara mayoritas (69,7%) belum pernah mendengarnya. Mayoritas (84,8%) setuju bahwa bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing membentuk Trigatra Bangun Bahasa. Kuliah adalah sumber informasi utama tentang Trigatra Bangun Bahasa (63,6%), diikuti oleh buku dan jurnal (21,2%) dan media sosial (33,3%). Sebagian besar (84,8%) mengartikan Trigatra Bangun Bahasa sesuai dengan tiga konsep utama - bahasa asing, bahasa daerah, dan bahasa Indonesia. Bahasa yang paling sering digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia (75,8%), diikuti oleh bahasa daerah (9,1%) dan bahasa campuran (12,1%). Sebagian besar responden (72,7%) setuju bahwa pengembangan bahasa daerah dan bahasa asing seharusnya tidak lebih diutamakan daripada bahasa Indonesia. Pada topik dominasi bahasa asing di dunia akademis, mayoritas (42,4%) menyatakan bahwa bahasa asing sangat dominan. Temuan penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa meskipun siswa menghargai keragaman bahasa, mereka tetap memprioritaskan Bahasa Indonesia dalam komunikasi dan pengajaran.

The aim of this study is to examine whether students comprehend Trigatra Bangun Bahasa and how that comprehension affects their preference for Indonesian. To attempt measure 2023 university students' comprehension of Trigatra Bangun Bahasa, this study used a descriptive qualitative approach to gather data via questionnaires and interviews. Owing to findings, just 12.1% of respondents were aware with the word Trigatra Bangun Bahasa, while the majority (69.7%) had never heard of it. The majority (84.8%) concurred that Indonesian, regional languages, and foreign languages make up Trigatra Bangun Bahasa. Lectures were the main source of information on Trigatra Bangun Bahasa (63.6%), followed by books and journals (21.2%) and social media (33.3%). Most (84.8%) interpreted Trigatra Bangun Bahasa according to the three primary concepts—foreign, local, and Indonesian languages. The most common language daily usage is Indonesian (75.8%), which follows by local languages (9.1%) and mixed languages (12.1%). Most of respondents (72.7%) concurred that local and foreign language development shouldn't have precedence over Indonesian. On topic of foreign language domination in academia, the majority (42.4%) stated foreign languages were highly prevalent. The study's overall findings indicate although students value linguistic variety, they continue giving priority to Bahasa Indonesia across communication and instruction.

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-30