PELESTARIAN TARI TRADISI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR SANGNILA UTAMA KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Kata Kunci:
pelestarian, tari zapin penyengatAbstrak
Skripsi ini membahas tentang Pelestarian Tari Tradisi Zapin Penyengat di Sanggar Sangnila Utama Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Pelestarian adalah mengembangkan, melestarikan dan mempertahankan. Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pelestarian Tari Tradisi Zapin Penyengat Di Sanggar Sangnila Utama Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan Dari penelitian ini untuk mengetahui Pelestarian Tari Tradisi Zapin Penyengat Di Sanggar Sangnila Utama Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Teori yang peneliti gunakan yaitu teori pelestarian oleh Soedyawati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data observasi,wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tari zapin penyengat masih dipertahankan dan dilestarikan hingga sekarang. Pelestarian terdiri dari tiga aspek, yaitu perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Perlindungan dilakukan dengan cara memperthankan gerak asli dari tari in serta mengajarkan kepada penari yang lebih muda dan melakukan latihan-latihan sebelum ditampulkan. Pengembangan dilakukan dengan cara pengembangan kostum yang digunakan. Pemanfaatan dilakukan dengan cara memperkenalkan tari ini ke masyarakat umum serta mengisi acara-acara pertunjukkan untuk memperkenalkan dan menarik minat terhadap tari zapin penyengat.
This thesis discusses the preservation of the Zapin Penyengat traditional dance at the Sangnila Utama Studio, Bintan Regency, Riau Islands Province. Preservation is developing, preserving and maintaining. The problem in this research is How is the Zapin Penyengat Traditional Dance Preserved in the Main Sangnila Studio, Bintan Regency, Riau Islands Province? The aim of this research is to determine the preservation of the Zapin Penyengat traditional dance in Sanggar Sangnila Utama, Bintan Regency, Riau Islands Province. The theory that researchers use is conservation theory by Soedyawati. The method used in this research is descriptive analysis, with a qualitative approach. The data collection techniques used in this research are observation, interview and documentation data collection techniques. The results of this research conclude that the Zapin Penyengat dance is still maintained and preserved today. Conservation consists of three aspects, namely protection, development and utilization. Protection is carried out by maintaining the original movements of this dance as well as teaching it to younger dancers and doing exercises before performing it. Development is carried out by developing the costumes used. Utilization is carried out by introducing this dance to the general public as well as performing at performance events to introduce and attract interest in the Zapin Penyengat dance.