ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DALAM NASKAH DRAMA “KERETA KENCANA” KARYA EUGENE LONESCO TERJEMAHAN W.S. RENDRA
Kata Kunci:
Psikologi Sastra, Drama, Kereta KencanaAbstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Naskah Drama “Kereta Kencana” Karya Eugene Lonesco Terjemahan W.S. Rendra menggunakan pendekatan Psikologi Sastra. Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Freud membedakan kepribadian menjadi tiga macam, yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Ketiga ranah psikologi ini tampaknya yang menjadi dasar pijakan penelitian psikologi sastra. Berdasarkan hal tersebut penjelasan dari aspek yang pertama Id berkaitan dengan ketidaksadaran yang merupakan bagian yang primitif dari kepribadian yang mencangkup insting seksual dan insting agresif. Aspek yang kedua yaitu ego, yang merupakan tindak kesadaran akan realitas. Lalu aspek yang terakhir yaitu super ego memegang prinsip moral yang mengontrol perilaku yang baik dan yang tidak. Keberadaan naskah drama menjadikannya sebagai kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan. Karena pada dasarnya, pendidikan berupaya melestarikan berbagai jenis karya sastra guna mengedukasikan pesan moral yang dibangun oleh pengarang untuk diaktualisasikan di kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut naskah drama sangat penting untuk dipelajari peserta didik, karena sejalan dengan karakteristik karya sastra yaitu disamping menyuguhkan suatu cerita kehidupan yang nyata, tetapi karya sastrapun harus bersifat didaktis atau mendidik. Itulah mengapa dalam pembelajaran bahasa Indonesia seringkali ditemukan jenis karya sastra seperti pantu, puisi, ataupun drama yang memiliki nilai-nilai moral. Pesan moral yang dapat dipetik itu berasal dari isi cerita naskah dramanya yang digambarkan atau diaktualisasikan oleh para tokoh dalam bentuk dialog. Sejalan dengan pendapat Rokhmansnyah (2014:34) tokoh cerita yang ada dalam sebuah cerita merupakan individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita. Dalam penelitian ini sejalan antara analisis tokoh utama dengan kajian psikologis yang digunakannya. Terdapat salah satu pakar yang mengatakan bahwa psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional. Fungsinal dapat diartikan sebagai sarana yang sama untuk mempelajari kejiwaan.