MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION, NHT, DAN PBL DI KELAS IV SDN MATANG GINALUN

Penulis

  • Muhamad Syauqy Universitas Lambung Mangkurat
  • Susilawaty Universitas Lambung Mangkurat

Kata Kunci:

Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa, Hasil Belajar

Abstrak

Permasalahan dari penelitian ini adalah rendahnya aktivitas, dan hasil belajar siswa pada muatan Bahasa Indonesia tema 7. Solusi dalam mengatasi masalah di atas adalah melakukan pembelajaran menggunakan kombinasi model Pembelajaran Direct Instruction, Numbered Head Together, dan Problem Based Learning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan menganalisis aktivitas siswa, dan hasil belajar. Pendektan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 4 Pertemuan, dilaksanakan di kelas IV SDN Matang Ginalun yang berjumlah 16 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Analisis data berupa analisis deskriptif. Hasil penelitian menujukkan bahwa aktivitas guru pada setiap pertemuan sudah terlaksana dari skor 23 kriteria “Baik”, menjadi skor 30 kriteria “Sangat Baik”. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada pertemuan 1 memperoleh 56% kriteria “kurang aktif” dan meningkat pada pertemuan 4 menjadi 88% kriteria “sangat aktif”. Begitu pula dengan hasil belajar siswa pada pertemuan 1 memperoleh 50% dan meningkat pada pertemuan 4 menjadi 88%.Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan kombinasi model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

The problem of this research is the low level of activity and student learning outcomes in Indonesian language content theme 7. The solution to overcome the problem above is to carry out learning using a combination of Direct Instruction, Numbered Head Together, and Problem Based Learning models. The point of this examination is to portray educator exercises and dissect understudy exercises and learning results. The methodology is homeroom activity research (PTK) which was done in 4 gatherings, did in class IV of SDN Matang Ginalun, adding up to 16 understudies. The information assortment procedures utilized are perception and tests. Information examination is as unmistakable investigation. The consequences of the examination show that the educator's exercises at each gathering have been completed from a score of 23 "Great" standards, to a score of 30 "Excellent" rules. Understudy action likewise expanded at meeting 1 to 56% of the "less dynamic" measures and expanded at meeting 4 to 88% of the "exceptionally dynamic" standards. Moreover, understudy learning results at meeting 1 were half and expanded at meeting 4 to 88%. In light of the consequences of this examination, it tends to be reasoned thatlearning using a combination of learning models can improve student learning outcomes.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-31