STUDI ETNOFARMASI TUMBUHAN OBAT PADA SUKU KAILI DA’A DI DESA JONO OGE
Kata Kunci:
Etnofarmasi, Tumbuhan Obat, Kaili Da’aAbstrak
Etnofarmasi merupakan cabang ilmu farmasi yang fokus pada penelitian mengenai penggunaan obat dan metode pengobatan yang diterapkan oleh kelompok etnis atau suku tertentu. Desa Jono Oge di kecamatan sigi biromaru, kabupaten sigi, sulawesi tengah, merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Kaili Da’a, dengan jumlah penduduk sekitar 2.911 jiwa, di desa Jono Oge belum memiliki apotek sebagai fasilitas pelayanan kefarmasian formal. Kondisi ini membuat warga masih memanfaatkan tumbuhan obat tradisional untuk mengatasi keluhan. Pengetahuan etnofarmasi ini diwariskan secara lisan dan mengenal jenis tumbuhan obat lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis, bagian yang digunakan, cara pengolahan, dan cara penggunaan tumbuhan obat oleh Suku Kaili Da’a di Desa Jono Oge. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yaitu dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara secara terstruktur. Populasi penelitian ini berjumlah 402 kepala keluarga dengan tehnik pengambilan yakni Purposive Sampling yang berjumlah 80 kepala keluarga. Hasil menunjukkan terdapat 26 jenis tumbuhan yang di gunakan dalam pengobatan tradisional dengan bagian daun, batang, akar, dan rimpang dan Cara pengolahan tumbuhan obat, dengan cara direbus, ditumbuk, diremas, diseduh, dikonsumsi langsung, dioleskan dan diperas dan penggunaan dengan cara diminum, dioleskan,dan di tempelkan. Kesimpulan Temuan ini menunjukkan bahwa pengetahuan etnofarmasi masih terpelihara dalam praktik kesehatan tradisional masyarakat setempat dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam upaya pelayanan kesehatan berbasis kearifan lokal.
Ethnopharmacology is a branch of pharmaceutical science that focuses on studying the use of medicines and treatment methods practiced by specific ethnic or cultural groups. Jono Oge Village, located in the Sigi Biromaru District, Sigi Regency, Central Sulawesi, is predominantly inhabited by the Kaili Da’a ethnic group, with a population of approximately 2,911 people. The village currently lacks a formal pharmaceutical service facility such as a pharmacy. As a result, the local community continues to rely on traditional medicinal plants to treat various health complaints. This ethnopharmacological knowledge is passed down orally and is rooted in familiarity with local medicinal plant species. The aim of this study is to identify the types of medicinal plants used, the parts of the plants utilized, their methods of preparation, and modes of application among the Kaili Da’a community in Jono Oge Village. This is a descriptive study employing both quantitative and qualitative methods, conducted through field surveys and structured interviews. The research population consists of 402 households, with a purposive sampling technique selecting 80 households as respondents. The findings indicate that 26 types of medicinal plants are used in traditional healing practices, utilizing parts such as leaves, stems, roots, and rhizomes. The methods of preparation include boiling, pounding, squeezing, infusing, direct consumption, topical application, and extraction. The application methods are primarily oral consumption, topical application, and external placement. Conclusion: These findings demonstrate that ethnopharmacological knowledge remains preserved within the traditional health practices of the local community and holds significant potential for further development as part of health services based on local wisdom.