PENYULUHAN EDUKASI SEKSUAL SEJAK DINI PADA REMAJA
Kata Kunci:
Pendidikan Seksual, Pernikahan Dini, Stunting, Kesehatan ReproduksiAbstrak
Pendidikan anak usia dini adalah upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan seks usia dini lebih ditekankan bagaimana memberikan pemahaman pada anak akan kondisi tubuhnya, pemahaman akan lawan jenisnya, dan pemahaman untuk menghindarkan dari kekerasan seksual. Pendidikan seks yang dimaksud di sini adalah anak mulai mengenal akan identitas diri dan keluarga, mengenal anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat menyebutkan ciri-ciri tubuh. Berdasarkan data dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Angka pernikahan dini di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 8,74 persen. Sedangkan angka pernikahan dini di Jawa Barat mencapai 8,06 persen. Penyuluhan ini mengkaji tentang signifikansi pendidikan seksual bagi remaja di MA Nurul Iman Sindangkerta, Bandung Barat, Jawa Barat. Tujuan Utama dari penyuluhan ini adalah untuk memperluas wawasan siswa/i tentang kesehatan reproduksi, konsekuensi dari pernikahan dini, serta efek dari stunting. Banyak remaja saat ini kekurangan informasi yang akurat terkait isu-isu tersebut, baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar. Dengan menawarkan pendidikan seksual yang tepat, diharapkan siswa/i dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak pernikahan dini serta pentingnya menjaga kesehatan reproduksi mereka. Selain itu, tujuan penyuluhan ini juga mencakup penjelasan tentang bagaimana asupan makanan bergizi dapat membantu mencegah stunting. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas siswa/i di MA Nurul Iman Sindangkerta menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan seksual dan menyadari risiko yang terkait dengan pernikahan dini, serta pentingnya pola makan seimbang dalam mencegah stunting. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi orang tua dan masyarakat sekitar untuk lebih terbuka dalam memberikan pendidikan seksual yang benar kepada anak-anak sejak usia dini.
Early childhood education is an effort to stimulate, guide, nurture and provide learning activities that can produce children's abilities and skills. Early childhood sex education emphasizes more on how to provide children with an understanding of their body condition, an understanding of the opposite sex, and an understanding to avoid sexual violence. The sex education referred to here is that children begin to recognize their identity and family, recognize their body parts, and can mention body characteristics. Based on data from the Minister of Women's Empowerment and Child Protection (PPPA), the number of early marriages in Indonesia in 2024 reached 8.74 percent. While the number of early marriages in West Java reached 8.06 percent. This counseling examines the significance of sex education for adolescents at MA Nurul Iman Sindangkerta, West Bandung, West Java. The main objective of this counseling is to broaden students' horizons about reproductive health, the consequences of early marriage, and the effects of stunting. Many adolescents currently lack accurate information regarding these issues, both from their families and their surroundings. By offering proper sexual education, it is hoped that students can have a deeper understanding of the impact of early marriage and the importance of maintaining their reproductive health. In addition, the purpose of this counseling also includes an explanation of how nutritious food intake can help prevent stunting. The survey results showed that the majority of students at MA Nurul Iman Sindangkerta showed increased knowledge about the importance of sexual education and were aware of the risks associated with early marriage, as well as the importance of a balanced diet in preventing stunting. This activity is expected to inspire parents and the surrounding community to be more open in providing proper sexual education to children from an early age.