FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECENDERUNGAN TERJADINYA LESBIAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2024
Kata Kunci:
Keluarga, Lingkungan, Lesbi, PornografiAbstrak
Indonesia menjadi negara kelima terbesar di dunia dalam menyumbang penyebaran LGBT atau lesbi, gay, biseksual, dan transgender. Populasi LGBT di indonesia ke-5 terbesar di dunia. Sejumlah lembaga survei independen menyebut, indonesia memiliki populasi 3% LGBT. Dengan kata lain, dari 250 juta penduduk indonesia, sekitar 7,5 jutanya adalah LGBT. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor eksternal yang berhubungan dengan kecenderungan terjadinya lesbian di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Bandar Lampung. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah warga binaan pemasyarakatan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan kelas IIA Bandar Lampung tahun 2024. Sampel penelitian sebanyak 182 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisa data yang digunakan untuk analisa univariat distribusi frekuensi, analisa bivariat menggunakan uji chi square dan analisa multivariat menggunakan regresi logistic ganda. Didapatkan Responden yang mengalami kecenderungan lesbian sebanyak 36 (19,8%), faktor keluarga yang harmonis 136 (74,7%) dan tidak harmonis 46 (25,3%), pola asuh otoriter 121 (66,5%), permissive 48 (26.4%) dan demokrasi 13 (7,1%), penghasilan tinggi 97 (53,35%) dan rendah 85 (46,7%), faktor lingkungan buruk 55 (30,2%) dan baik 127 (69,8% ), terpapar pornografi 37 (20,3%) dan tidak terpapar pornografi 145 (79,7%). Terdapat hubungan antara faktor keluarga (p-value 0,000), faktor lingkungan (p-value 0,000), antara pornografi (p-value 0,000) dan tidak ada hubungan antara pola asuh (p-value 0,605) dan penghasilan (p-value 1,000) dengan Kecenderungan Kejadian Lesbian. Faktor yang paling dominan mempengaruhi Kecenderungan Kejadian Lesbian adalah variabel pornografi (p-value 0,000) dengan OR 6.631. Diharapkan lembaga pemasyarakatan untuk mengadopsi pendekatan yang holistik dalam menangani perilaku seksual narapidana.