TRANSFORMASI MOTIVASI DAN ADAPTASI LINTAS BUDAYA MAHASISWA INDONESIA DALAM INTERNSHIP DI JEPANG: IMPLIKASI UNTUK PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Kata Kunci:
Adaptasi Lintas Budaya, Motivasi Intrinsik, Nilai Budaya Indonesia, Internship Jepang, Psikologi Industri Dan Organisasi, Cultural IntelligenceAbstrak
Penelitian ini mengeksplorasi transformasi motivasi dan adaptasi lintas budaya mahasiswa Indonesia selama internship di Jepang, dengan fokus pada implikasi bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam konteks Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), wawancara mendalam dilakukan dengan empat mahasiswa yang mengikuti internship pada 2020–2024. Berdasarkan Self-Determination Theory (SDT) dan Cross-Cultural Adjustment Model, temuan mengungkap: (1) evolusi motivasi dari eksternal ke intrinsik melalui pemenuhan kebutuhan otonomi, kompetensi, dan keterhubungan; (2) adaptasi budaya bertahap melalui fase honeymoon, culture shock, dan integrasi; (3) nilai budaya Indonesia (tepo seliro, sabar, nrimo) sebagai sumber daya adaptif; dan (4) pembentukan identitas profesional. Penelitian ini memperluas SDT dengan konsep Cross-Cultural Motivational Transformation dan mengusulkan Indigenous Cultural Intelligence sebagai aset dalam lingkungan kerja multikultural. Implikasi praktis mencakup rekomendasi untuk pelatihan pra-keberangkatan, sistem mentoring, dan orientasi budaya dua arah untuk mendukung kesiapan kerja global.
This study explores the motivational transformation and cross-cultural adaptation of Indonesian students during internships in Japan, focusing on the implications for the development of Human Resources (HR) in the context of industrial and Organizational Psychology (PIO). Using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), in-depth interviews were conducted with four students who participated in internships in 2020-2024. Based on Self-Determination Theory (SDT) and Cross-Cultural Adjustment Model, the findings reveal: (1) the evolution of motivation from external to intrinsic through the fulfillment of autonomy, competence, and connectedness needs; (2) gradual cultural adaptation through honeymoon, culture shock, and integration Phases; (3) Indonesian cultural values (Tepo seliro, sabar, nrimo) as adaptive resources; and (4) the formation of professional identity. This research expands SDT with the concept of Cross-Cultural Motivational Transformation and proposes Indigenous Cultural Intelligence as an asset in a multicultural work environment. Practical implications include recommendations for pre-departure training, mentoring systems, and two-way cultural orientation to support global job readiness.