JATI DIRI YANG TAK PERNAH SELESAI: PERJALANAN TRANSGENDER MENJADI DAN KEMBALI PULANG

Penulis

  • Bagus Enggarjati Christya Putra Universitas Kristen Satya Wacana
  • Rudangta Arianti Universitas Kristen Satya Wacana

Kata Kunci:

Dukungan Sosial, Meaning-Making, Resiliensi, Status Identitas, Transgender

Abstrak

Perjalanan pencarian jati diri transgender merupakan proses psikologis yang kompleks dan tidak selalu linear, terlebih Ketika seorang individu mengalami fase detransisi yang sering disalahpahami. Penelitian ini bertujuan memahami proses tersebut dari perspektif orang yang mengalaminya langsung. Dengan pendekatan kualitatif studi kasus dan landasan psikologi eksistensial-humanistik, penelitian ini melibatkan dua partisipan transgender yang menjalani dan memantapkan keputusan transisi dan kemudian kembali ke identitas laki-laki (detransisi). Data ini diperoleh melalui wawancara mendalam dan dianalisis secara tematik-naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjalanan identitas mereka bersifat dinamis dan melibatkan fase eksplorasi dan komitmen yang berulang (Moratorium–Achievement–Moratorium–Achievement). Salah satu partisipan terdorong oleh krisis internal dan pencarian makna, sedangkan yang lain oleh krisis eksternal dan kebutuhan bertahan hidup (pragmatis). Detransisi bukanlah bentuk kegagalan, melainkan fase eksplorasi baru menuju pemahaman diri yang lebih utuh. Proses ini dipengaruhi oleh resiliensi, dukungan sosial otentik, serta pemaknaan ulang pengalaman hidup. Kesimpulannya, pencarian jati diri transgender adalah proses dinamis yang dibentuk oleh interaksi antara dinamika batin dan realitas sosial, di mana pemaknaan dan ketahanan menjadi kunci terbentuknya identitas yang terintegrasi.

The journey of identity exploration in transgender individuals is a complex psychological process that is not always linear, especially when one experiences detransition—a phase often misunderstood. This study aims to understand that process from the perspective of those who have personally experienced it. Using a qualitative case study approach and grounded in existential-humanistic psychology, this research involves two transgender participants who went through gender transition and later returned to a male identity (detransition). Data were collected through in-depth interviews and analyzed using thematic-narrative analysis. The findings reveal that their identity development was dynamic, involving repeated phases of exploration and commitment (Moratorium–Achievement–Moratorium–Achievement). One participant was driven by internal crises and a search for meaning, while the other was influenced by external pressures and pragmatic needs for survival. Detransition was not a sign of failure, but rather a new stage of exploration leading toward a deeper understanding of the self. This process was supported by resilience, authentic social support, and the re-meaning of past experiences. In conclusion, the search for transgender identity is a deeply human and dynamic journey shaped by the interplay between internal psychological processes and external social realities, where meaning-making and resilience are key to achieving an integrated sense of identity.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29