KAJIAN SELF HEALING UNTUK MENGATASI GRIEF AKIBAT KEMATIAN ORANG TUA STUDI FENOMENOLOGI PADA REMAJA
Kata Kunci:
Grief, Remaja, Kematian Orang Tua, Self Healing, FenomenologiAbstrak
Kematian orang tua merupakan pengalaman traumatis yang dapat meninggalkan dampak psikologis mendalam bagi remaja. Pada masa transisi perkembangan menuju kedewasaan, kehilangan figur orang tua dapat menimbulkan grief yang kompleks, meliputi gejala emosional, sosial, dan kognitif seperti kesedihan mendalam, penarikan diri, gangguan tidur, serta penurunan motivasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana remaja memaknai dan menjalani proses self healing dalam menghadapi grief akibat kematian orang tua. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif metode fenomenologi, studi ini melibatkan lima remaja berusia 15–18 tahun yang mengalami kehilangan dalam 1–3 tahun terakhir. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, kemudian dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik self healing yang dilakukan remaja meliputi journaling, meditasi dan mindfulness, aktivitas seni, serta keterlibatan dalam kegiatan spiritual. Praktik-praktik ini terbukti membantu remaja dalam mengekspresikan emosi, meningkatkan kesadaran diri, dan menerima kenyataan kehilangan. Efektivitas self healing bergantung pada keterlibatan aktif individu serta dukungan sosial dari lingkungan terdekat seperti keluarga, teman, dan guru. Temuan ini menunjukkan bahwa self healing dapat menjadi strategi pemulihan psikologis yang adaptif dan relevan bagi remaja dalam menghadapi duka, sekaligus membuka ruang bagi pengembangan intervensi berbasis psikososial yang lebih empatik dan kontekstual.