https://ojs.co.id/1/index.php/jsi/issue/feedAl-Mausu'ah: Jurnal Studi Islam2025-07-01T20:41:17+00:00Open Journal Systemshttps://ojs.co.id/1/index.php/jsi/article/view/3389STRATEGI DAKWAH HADDAD ALWI MELALUI PENDEKATAN MUSIK, KOLABORASI HIP-HOP BAGI GENERASI Z: ANALISIS TEORI KOMUNIKASI EFEKTIF DAVID BERLO2025-07-01T20:41:17+00:00Achmad Zainul Islah[email protected]Abu Khaer[email protected]<p>Haddad Alwi atau lebih dikenal sebagai Abi Alwi, seorang Da’i sekaligus sebagai seorang musisi religi, Haddad Alwi ini dikenal dengan lagu-lagunya yang sangat populer. Tulisan ini akan mengupas tentang Strategi dakwah Haddad Alwi yang memfokuskan pada karya musiknya yang akhir-akhir ini makin terlihat aktif, khususnya dalam tour musiknya, serta beberapa kolaborasi musik dengan penyanyi lokal, dan beberapa genre salah satunya musik Hip-Hop. Kemudian, pendekatan yang digunakan dalam memahami strategi dakwahnya, yaitu menggunakan teori komunikasi efektif milik David K. Berlo. Selain itu, untuk target dakwahnya akan mengarah pada generasi kelahiran 1997-2012 atau juga disebut sebagai generasi Z. Strategi dakwah melalui musik bukan hanya dilakukan oleh Haddad Alwi saja. Akan tetapi, dalam karya musik Hadad Alwi sangatlah kental dengan makna-makna religius serta mempu membawa kesejukan serta ketenangan bagi para pendengar, serta pesan kedamaiannya. Menariknya, bagaimana musik dakwahnya bisa diterima dalam kalangan yang luas seperti salah satu contohnya saat Haddad Alwi mengisi konser di syncronys salah Satu Event yang didalamnya terdapat bermacam-macam kalangan khususnya generasi Z.</p> <p><em>Haddad Alwi or better known as Abi Alwi, a Da'i and religious musician, Haddad Alwi is known for his very popular songs. This article will examine Haddad Alwi's da'wah strategy which focuses on his musical works which have recently become increasingly active, especially in concert tours, as well as several musical collaborations with local singers, and several genrel, one of which is Hip-Hop music. Then the approach used to understand the da'wah strategy is to use David K. Berlo's theory of effective communication. Apart from that, the target of his da'wah will be aimed at the generation born 1997-2012 or also known as generation Z. The strategy of preaching through music is not only carried out by Haddad Alwi. However, Hadad Alwi's musical works are very rich in religious meaning and are able to convey coolness and calm to listeners, as well as a message of peace. What's interesting is how his musical preaching can be accepted by a wide audience, for example when Haddad Alwi held a concert at Synchronys, one of the events that included various groups, especially generation Z.</em></p>2025-07-03T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Al-Mausu'ah: Jurnal Studi Islamhttps://ojs.co.id/1/index.php/jsi/article/view/3193IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN BULLYING DI SMPN 7 KOTA BIMA2025-06-15T08:36:05+00:00Erna Astuti[email protected]Nasaruddin[email protected]Syarifuddin[email protected]<p class="TableParagraph" style="margin-top: .05pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Bullying merupakan salah satu permasalahan serius yang terjadi di lingkungan sekolah dan berdampak negatif terhadap perkembangan psikologis serta prestasi akademik peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam upaya memberantas bullying di SMPN 7 Kota Bima, strategi guru dalam menangani perilaku bullying melalui pendidikan karakter, serta nilai-nilai karakter yang diajarkan dalam kurikulum sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter di SMPN 7 Kota Bima diimplementasikan melalui pembiasaan nilai-nilai positif seperti toleransi, tanggung jawab, kepedulian, dan kejujuran yang ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran, keteladanan guru, dan program ekstrakurikuler. Guru memiliki peran penting dalam strategi pencegahan bullying, yaitu dengan memberikan bimbingan dan konseling, menjadi teladan perilaku positif, serta menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan aman. Nilai-nilai karakter juga telah terintegrasi dalam kurikulum melalui penguatan pendidikan karakter (PPK). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan karakter efektif sebagai sarana dalam mengatasi dan mencegah bullying di lingkungan sekolah.</span></p>2025-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Al-Mausu'ah: Jurnal Studi Islamhttps://ojs.co.id/1/index.php/jsi/article/view/3136FILSAFAT ILMU DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU: STUDI REVIEW2025-06-07T07:39:14+00:00Iqbal Mubhij[email protected]<p>Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi filsafat ilmu terhadap pengembangan profesionalisme guru melalui telaah terhadap sepuluh jurnal ilmiah nasional. Pendekatan kualitatif dengan metode kajian literatur digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi dari filsafat ilmu membentuk integritas, kompetensi, serta etika profesi guru. Hasil kajian menunjukkan bahwa filsafat ilmu memberikan kerangka berpikir kritis-reflektif yang memperkuat pemahaman guru terhadap hakikat ilmu, proses pembelajaran, dan nilai-nilai moral dalam pendidikan. Integrasi nilai-nilai spiritual keislaman, penguasaan teknologi melalui kerangka TPACK, serta penguatan kearifan lokal menjadi elemen penting dalam membentuk guru profesional yang adaptif terhadap tantangan global tanpa kehilangan akar budaya. Kajian ini merekomendasikan pentingnya pelatihan guru yang berbasis pada refleksi filosofis, internalisasi nilai, dan pemahaman kontekstual sebagai fondasi pengembangan profesionalisme guru di Indonesia.</p>2025-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Al-Mausu'ah: Jurnal Studi Islamhttps://ojs.co.id/1/index.php/jsi/article/view/3230 DIGITALISASI MEDIA SOSIAL SEBAGAI DAKWAH ISLAM DI ERA DIGITAL 2025-06-20T05:36:37+00:00M. Faiq Zuhair[email protected]<p>Di era digital saat ini media sosial menjadi arus teknologi yang menghubungkan langsung dengan dunia manusia, pesan-pesan islam yang berisi mengajak, mendorong atau yang disebut dakwah ini sangat terbantu dengan peran media sosial saat ini. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan para penyiar agama seperti da’i dan dai’ah yang menggunakan aplikasi media sosial seperti Instagram, Youtube, Facebook dan media lainnya. Atas hal tersebut media sosial merespon cepat dengan pengguna nya yang menyukai konten-konten dakwah yang disiarkan oleh para penyiar agama tersebut. Media sosial juga menjadi hal alternatif dalam berdakwah, yang dimana media sosial lebih efisien dengan hanya menggunakan aplikasi para penonton dakwah islam dapat menonton denga menggunakan fitur-fitur platform melalui video singkat ceramah dan siaran langsung yang disediakan oleh media sosial tersebut. </p> <p class="TableParagraph" style="margin-top: .05pt; line-height: 115%;"><em><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">In the current digital era, social media has become a technological conduit that directly connects individuals around the world. Islamic messages that aim to invite and encourage, commonly referred to as dakwah, have greatly benefited from the role of social media. This is evident in the development of religious broadcasters, such as da’i and dai’ah, who utilize social media applications like Instagram, YouTube, Facebook, and others. Consequently, social media responds quickly to users who appreciate the dakwah content shared by these religious figures. Additionally, social media serves as an alternative platform for dakwah, offering a more efficient means for audiences to engage with Islamic teachings. Through features such as short video lectures and live broadcasts provided by these platforms, viewers can easily access and participate in the dissemination of Islamic messages.</span></em></p>2025-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Al-Mausu'ah: Jurnal Studi Islamhttps://ojs.co.id/1/index.php/jsi/article/view/3152MODEL REVITALISASI NILAI RELIGIUS UNTUK SEKOLAH ISLAM DI ERA DISRUPSI DIGITAL2025-06-09T08:40:37+00:00Raihatul Jannah[email protected]Faridi[email protected]Fahrudin Mukhlis[email protected]<p class="TableParagraph" style="margin-top: .05pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Kemajuan teknologi informasi di era disrupsi digital menciptakan tantangan baru bagi pendidikan Islam dalam mempertahankan nilai religius di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan nilai religius di SMA Islam Kepanjen dan mengusulkan model revitalisasi yang relevan di era digital. Menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian bersarkan analisis dimensi religiusitas Glock dan Stark menunjukkan bahwa dimensi religiositas ideologis dan ritualistik telah diterapkan dengan baik, sedangkan dimensi pengalaman, intelektual, dan konsekuensial menghadapi tantangan akibat distraksi teknologi. Revitalisasi dilakukan dengan mengurangi ketergantungan teknologi melalui buku kontrol ibadah, rapor keagamaan, dan program kolaborasi seperti khotmil Qur'an (anjangsana) yang melibatkan orang tua dan komunitas, juga penerapan pembelajran interaktif. Penelitian ini menawarkan model revitalisasi yang mengintegrasikan tradisi dan inovasi untuk menjaga keseimbangan nilai religius di era digital, memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan pendidikan Islam model model tersebut diantaranya penguatan kegiatan keibadahan, integrasi teknologi, kolaborasi komunitas dan evaluasi berkelanjutan.</span></p> <p class="TableParagraph" style="margin-top: .05pt; line-height: 115%;"><em><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">Kemajuan teknologi informasi di era disrupsi digital menciptakan tantangan baru bagi pendidikan Islam dalam mempertahankan nilai religius di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan nilai religius di SMA Islam Kepanjen dan mengusulkan model revitalisasi yang relevan di era digital. Menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian bersarkan analisis dimensi religiusitas Glock dan Stark menunjukkan bahwa dimensi religiositas ideologis dan ritualistik telah diterapkan dengan baik, sedangkan dimensi pengalaman, intelektual, dan konsekuensial menghadapi tantangan akibat distraksi teknologi. Revitalisasi dilakukan dengan mengurangi ketergantungan teknologi melalui buku kontrol ibadah, rapor keagamaan, dan program kolaborasi seperti khotmil Qur'an (anjangsana) yang melibatkan orang tua dan komunitas, juga penerapan pembelajran interaktif. Penelitian ini menawarkan model revitalisasi yang mengintegrasikan tradisi dan inovasi untuk menjaga keseimbangan nilai religius di era digital, memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan pendidikan Islam model model tersebut diantaranya penguatan kegiatan keibadahan, integrasi teknologi, kolaborasi komunitas dan evaluasi berkelanjutan.</span></em></p>2025-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Al-Mausu'ah: Jurnal Studi Islam