THE TRANSLATION ANALYSIS OF ENGLISH IDIOMATIC EXPRESSIONS IN THE ADOLESCENCE SERIES BASED ON MONA BAKER’S STRATEGIES

Penulis

  • Angeli Virginia Agustin Universitas Nasional
  • Intan Firdaus Universitas Nasional

Kata Kunci:

Ekspresi Idiomatik, Penerjemahan Takarir, Strategi Mona Baker, Non-Ekivalensi, Terjemahan Bahasa Indonesia, Drama Remaja, Bahasa Kiasan

Abstrak

Penelitian ini mengkaji strategi yang digunakan dalam menerjemahkan ungkapan idiomatis ke dalam teks terjemahan takarir bahasa Indonesia pada serial drama remaja Adolescence dengan menerapkan kerangka non-ekivalensi pada tingkat kata dari Mona Baker (1992). Idiom, yang sering bersifat spesifik budaya dan memiliki makna metaforis, menghadirkan tantangan signifikan dalam penerjemahan takarir karena maknanya yang kiasan serta tidak memiliki padanan langsung. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis 66 ungkapan idiomatis yang ditemukan dalam empat episode serial tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa parafrasa (75,76%) merupakan strategi yang paling banyak digunakan, diikuti oleh penggunaan idiom dengan makna serupa namun bentuk berbeda (19,70%) dan penghilangan sebagian idiom (1,52%). Strategi peminjaman dan penghilangan total tidak ditemukan dalam data, yang menunjukkan bahwa transfer langsung atau penghapusan keseluruhan idiom umumnya dihindari dalam konteks ini. Hasil ini mengindikasikan bahwa penerjemah takarir memprioritaskan kejelasan makna, kewajaran bahasa, dan kesesuaian budaya dalam menerjemahkan idiom, dengan memilih strategi adaptif yang mampu mempertahankan makna sekaligus memenuhi keterbatasan teknis produksi takarir. Penelitian ini memberikan kontribusi pada diskusi yang lebih luas dalam studi penerjemahan terkait cara mempertahankan, memodifikasi, atau menghilangkan makna idiomatis dalam penerjemahan takarir, khususnya pada media yang ditujukan untuk remaja, di mana keaslian bahasa dan pemahaman audiens menjadi aspek yang krusial.

This study investigates the strategies used in translating idiomatic expressions into Indonesian subtitles in the youth drama series Adolescence, applying Mona Baker’s (1992) framework of non-equivalence at the word level. Idioms, which are often culturally specific and metaphorical in nature, present significant challenges in subtitle translation due to their figurative meanings and lack of direct equivalents. Using a qualitative descriptive approach, this research identifies and analyzes 66 idiomatic expressions found in four episodes of the series. The findings reveal that paraphrasing (75.76%) is the most frequently applied strategy, followed by using idioms with similar meaning but different form (19.70%) and partial omission (1.52%). Both borrowing and complete omission were not found in the dataset, suggesting that direct transfer or full removal of idioms is generally avoided in this context. These results indicate that subtitlers prioritize clarity, naturalness, and cultural appropriateness when translating idioms, opting for adaptive strategies that preserve meaning while meeting the technical constraints of subtitle production. The study contributes to broader discussions in translation studies on how idiomatic meaning is preserved, modified, or omitted in subtitle translation, particularly in youth-oriented media where linguistic authenticity and audience comprehension are critical.

Unduhan

Diterbitkan

2025-08-30