PELATIHAN PERDAMAIAN BAGI REMAJA DI SMP NEGERI 1 SURAKARTA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN SOLO KOTA DAMAI

Penulis

  • Zon Vanel Universitas Kristen Satya Wacana
  • George Nicholas Huwae Universitas Kristen Satya Wacana
  • Lina Sinatra Wijaya Universitas Kristen Satya Wacana

Kata Kunci:

Pelatihan Perdamaian, Remaja Lintas Agama, Konflik, Toleransi, Inklusivitas

Abstrak

Konflik agama dan budaya, terutama menjelang pemilu, menantang kohesi sosial di Indonesia. Kota Surakarta, yang terkenal dengan keragaman dan toleransi, menghadapi peningkatan kasus intoleransi, terutama di kalangan remaja. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran keberagaman melalui pelatihan perdamaian bagi remaja yang berasal dari berbagai agama dan budaya. Yayasan Perdamaian Lintas Agama dan Golongan (YPLAG) dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mendukung pelaksanaan pelatihan di SMP Negeri 4 Surakarta. Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan mediasi, dialog, dan pemahaman konflik konstruktif melalui diskusi, simulasi, dan role-playing. Hasil penilaian menunjukkan bahwa peserta lebih memahami bagaimana toleransi dan menyelesaikan konflik. Seratus persen peserta juga merasa lebih siap untuk membantu menyelesaikan konflik di komunitas mereka. Program ini berhasil menghasilkan model pelatihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal, memperkuat kapasitas remaja sebagai agen perubahan, dan mempromosikan perdamaian berkelanjutan. Hasil program diharapkan dapat direplikasi di komunitas lain untuk mendukung terc pelatihan perdamaian, remaja lintas agama, konflik, toleransi, inklusivitasiptanya masyarakat yang inklusif dan damai.

Religious and cultural conflicts, especially during election periods, challenge social cohesion in Indonesia. The city of Surakarta, known for its diversity and tolerance, faces increasing cases of intolerance, particularly among youth. This community service program aims to raise awareness of diversity through peacebuilding training for youth from various religious and cultural backgrounds. Supported by the Interfaith and Community Peace Foundation (YPLAG) and Satya Wacana Christian University (UKSW), the training was conducted at SMP Negeri 4 Surakarta. The program seeks to enhance mediation, dialogue, and constructive conflict resolution skills through discussions, simulations, and role-playing activities. Assessment results show that participants gained a better understanding of tolerance and conflict resolution. Moreover, 100% of participants reported feeling more prepared to help resolve conflicts within their communities. This program successfully developed a training model adaptable to local needs, strengthened the capacity of youth as agents of change, and promoted sustainable peace. The outcomes are expected to be replicable in other communities to foster the creation of inclusive and peaceful societies.

Unduhan

Diterbitkan

2025-01-30