PENGENALAN OLAHAN MADU ANGKAK DAN NAGA MERAH UNTUK PENCEGAHAN DAN SKRINING INFEKSI DEMAM BERDARAH DANGUE DI DESA KERTAK EMPAT PENGARON KABUPATEN BANJAR

Penulis

  • Rizka Ayu Wahyuni Universitas Borneo Lestari
  • Muhammad Arsyad Universitas Borneo Lestari
  • Ifan Anom Bintaro Aji Universitas Borneo Lestari
  • Karunita Ika A Universitas Borneo Lestari
  • Erwin Fauzana Universitas Borneo Lestari

Kata Kunci:

Demam Berdarah, Edukasi, Pudding sedot madu angkak-buah naga

Abstrak

Penyakit demam berdarah masih menjadi perhatian pemerintah bagi Kesehatan masyarakat sehingga masih menjadi prioritas dalam pengendalian vector penyakit DBD karena belum ada obat dan vaksinnya. Pencegahan dan penanggulangan DBD bukan hanya menjadi tanggung jawab sepenuhnya pemerintah saja, akan tetapi masyarakat perlu diberdayakan dan berperan aktif dalam rangka pencegahan penyakit tersebut. Mitra yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah mitra non produktif yang berada di Desa Kertak Empat Kecamtan Pengaron, Kabupaten Banjar. Mitra terdiri dari masyarakat berusia 25 hingga 65 tahun. Kegiatan dimulai dari perencanaan dan persiapan yaitu studi pendahuluan, perizinan dan koordinasi dengan kepala desa Kertak Empat. Pelaksanaakn kegitan terdiri dari edukasi bahaya demam berdarah, pemeriksaan demamberdarah secara imunoserologi, dan pelatihan pembuatan pudding sedot madu angkak-buah naga merah sebagai penanganan pada pasien DBD. Hasil dari kegiatan ini adalah pengetahuan menjadi baik dan ditemukan prilaku yang kurang terhadap demam berdarah dan keterampilan yang didapat masyarakat dapat membuat pudding sedot madu angkak-buah naga merah. Pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan lancer di buktikan dengan antusiasme masyarkat dalam mengikuti kegiatan.

Dengue fever remains a concern for the government regarding public health and continues to be a priority in vector control of dengue fever (DBD) due to the absence of a cure and vaccine. Prevention and control of DBD are not solely the responsibility of the government; the community also needs to be empowered and actively involved in disease prevention. The partners involved in this activity are non-productive partners from Kertak Empat Village, Pengaron Subdistrict, Banjar Regency. The partners consist of individuals aged 25 to 65. The activities began with planning and preparation, including preliminary studies, permits, and coordination with the head of Kertak Empat Village. The implementation of the activities included education on the dangers of dengue fever, immunoserological testing for dengue, and training in making dragon fruit-red yeast pudding as a treatment for DBD patients. The results of these activities showed improved knowledge and identified gaps in behavior towards dengue fever, while the community acquired the skill to make dragon fruit-red yeast pudding. The community service proceeded smoothly, as evidenced by the enthusiasm of the community in participating in the activities.

Unduhan

Diterbitkan

2024-09-21