Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp
id-IDJurnal Pemikiran dan Kajian PendidikanPERAN HUKUM DAN ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MENANGANI KASUS KEJAHATAN GENOSIDA
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp/article/view/237
<p>Kejahatan genosida merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia (HAM) dan hukum internasional yang memerlukan perhatian serius dari negara-negara dan organisasi internasional. Artikel ini membahas tentang peran hukum dan organisasi internasional, seperti Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam menangani kasus genosida. Dalam konteks ini, hukum internasional berfungsi untuk mencegah, menangani, dan menyelesaikan konflik genosida, sedangkan organisasi internasional mendukung pelaksanaan hukum tersebut melalui mediasi, investigasi, dan penegakan hukum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, berdasarkan kajian literatur hukum dan jurnal akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ICC berperan penting dalam mengadili pelaku kejahatan genosida berdasarkan Statuta Roma 1998, sementara PBB memberikan perlindungan kepada populasi yang rentan dan pelaku memastikan kejahatan diadili. Selain itu, kontribusi negara-negara anggota dalam mendukung pelaksanaan hukum internasional sangat penting untuk mencegah tragedi serupa di masa depan. Temuan ini menekankan pentingnya kolaborasi global dalam menjaga perdamaian, keadilan, dan perlindungan HAM dari ancaman genosida. Artikel ini juga menggarisbawahi perlunya penegakan hukum yang adil dan transparan demi memastikan akuntabilitas dan keadilan bagi para korban.</p>ZaenudinFissilmi DahilaFikri Mahmulia
Hak Cipta (c) 2023 Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
2024-11-292024-11-29811KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MATERI ARITMETIKA SOSIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp/article/view/2192
<p><em>This study aims to describe the creative thinking ability of junior high school students in solving open-ended problems on social arithmetic material in terms of students' mathematical abilities. This qualitative descriptive study involved three seventh-grade students as research subjects: one student with high mathematical ability, one with moderate mathematical ability, and one with low mathematical ability. The research instruments were a mathematical ability test, a creative thinking ability test, and interview guidelines. Data was collected by giving a mathematical ability test to 33 seventh-grade students from one of the state junior high schools in Surabaya. The second test was to give a creative thinking ability test to three students who met the criteria. The study results showed that students with high mathematical abilities were included in the very creative category by meeting the indicators of fluency, flexibility, and novelty. Students who had moderate mathematical abilities were included in the creative category by meeting the indicators of fluency and novelty. Students who had low mathematical abilities were included in the non-creative category because they did not meet the indicators of fluency, flexibility, and novelty.</em></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP dalam menyelesaikan soal open-ended materi aritmetika sosial ditinjau dari kemampuan matematika siswa. Penelitian deskriptif kualitatif ini melibatkan tiga siswa kelas VII sebagai subjek penelitian yang terdiri dari satu siswa dengan kemampuan matematika tinggi, satu siswa dengan kemampuan matematika sedang, dan satu siswa dengan kemampuan matematika rendah. Instrumen penelitian berupa tes kemampuan matematika, tes kemampuan berpikir kreatif, dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes kemampuan matematika kepada 33 siswa kelas VII dari salah satu SMP Negeri di Surabaya. Tes kedua yaitu memberikan tes kemampuan berpikir kreatif kepada tiga siswa yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi termasuk dalam kategori sangat kreatif dengan memenuhi indikator fluency, flexibility, dan novelty. Siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang termasuk dalam kategori kreatif dengan memenuhi indikator fluency, dan novelty. Siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah termasuk dalam kategori tidak kreatif karena tidak memenuhi indikator fluency, flexibility, dan novelty.</p>Amallia Putri SeptiwulanIsmail
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
2024-11-292024-11-29811THE INFLUENCE OF STUDENTS’ LANGUAGE LEARNING STRATEGIES AND SELF EFFICACY ON ENGLISH SPEAKING ABILITY AT LANGUAGE DEVELOPMENT CENTRE UIN SYAHADA PADANGSIDIMPUAN
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp/article/view/2155
<h2>This research was aimed to examine the influence of students’ language learning strategies and self-efficacy on English speaking ability. The data were collected through students’ language learning strategies questionnaire, students’ self-efficacy questionnaire and document of speaking test score. This research was correlational research design using quantitative method. The subject of the research was the third semester at Language Development Centre consisting of 4 classes. The research sample was taken by using proportional random sampling method from 4 classes. The total population was 104 students and the total sample was 52 students. Simple linear regression and multiple regression formula were used to analyze the data. The research findings showed that first, that there was a significant influence of students’ language learning strategies on English speaking ability with score (0.00<0.05) with the dominant social strategy used in English speaking ability and not dominant used strategy was metacognitive strategies. However, if metacognitive strategy is used, English speaking ability would be good. Second, there was a significant influence of students' self-efficacy on English speaking ability with score (0.00 < 0.05). It meant that, the higher was self-efficacy, English speaking ability was good or lower self-efficacy, English speaking ability was low. Third, there was significant influence of students’ language learning strategies and self-efficacy 0.01 < 0.05 at Language Development Centre UIN SYAHADA Padangsidimpuan. Thus, students’ language strategy was average with 65.37 and supported by average self-efficacy with 67.13 that would make average English-speaking ability with 11.73. It can be concluded that if students’ language strategies were high and supported by high self-efficacy, students’ Englishspeaking ability would be good.</h2>Ermina Seriwaty NainggolanLijah Adena HasibuanLinda Efrina Nasution
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
2024-11-292024-11-29811TEORI DAN PRAKTIK KONSELING KELUARGA: STUDI LITERATUR
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp/article/view/2082
<p><em>Family counseling is a psychotherapeutic approach designed to improve relational dynamics within families by restructuring interaction patterns and communication among members. This counseling serves as a means for families to recognize and modify dysfunctional patterns that hinder their relationships. This article presents an in-depth literature review on the theories and practices of family counseling, highlighting various techniques used to support healthy and adaptive communication patterns among family members. The study aims to provide theoretical and practical insights into various approaches and techniques in family counseling, serving as an important reference for practitioners, researchers, and counselors. The research method employs a qualitative literature review, analyzing sources such as books, scientific articles, and relevant empirical studies. Counseling techniques such as Bowenian Therapy, Structural Family Therapy, Sculpting, Strategic Family Therapy, and The Family Floor Plan are discussed as tools in family counseling to help family members understand and improve dysfunctional relational patterns. The review indicates that these techniques can enhance communication, establish healthier role boundaries, and create emotional balance, supporting the family’s adaptive functioning as a whole.</em></p> <p>Konseling keluarga adalah pendekatan psikoterapi yang dirancang untuk memperbaiki dinamika relasional dalam keluarga melalui restrukturisasi pola interaksi dan komunikasi antar anggota. Konseling ini berfungsi sebagai sarana bagi keluarga untuk mengenali dan mengubah pola-pola disfungsional yang menghambat hubungan mereka. Artikel ini menyajikan kajian literatur yang mendalam mengenai teori dan praktik dalam konseling keluarga, dengan menyoroti berbagai teknik yang digunakan untuk mendukung terciptanya pola komunikasi yang sehat dan adaptif di antara anggota keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan wawasan teoritis dan praktis mengenai berbagai pendekatan dan teknik dalam konseling keluarga, sehingga dapat menjadi referensi penting bagi praktisi, peneliti, dan konselor. Metode penelitian menggunakan kajian literatur dengan pendekatan kualitatif, mencakup analisis berbagai sumber seperti buku, artikel ilmiah, dan penelitian empiris yang relevan. Teknik-teknik konseling seperti Bowenian Therapy, Structural Family Therapy, Sculpting, Strategic Family Therapy, dan The Family Floor Plan dibahas sebagai bagian dari upaya konseling keluarga dalam membantu anggota keluarga memahami serta memperbaiki pola relasional yang disfungsional. Hasil kajian menunjukkan bahwa teknik-teknik ini dapat meningkatkan komunikasi, menetapkan batasan peran yang lebih sehat, serta menciptakan keseimbangan emosional, yang mendukung fungsi adaptif keluarga secara keseluruhan.</p>Tri PrasetiyowatiBakhrudin All Habsy
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
2024-11-292024-11-29811PERSEPSI GURU TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp/article/view/2208
<p>Latar belakang masalah ini menekankan pada pentingnya penguasaan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas, untuk menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan teknologi yang cepat. Pendidikan perlu beradaptasi dengan pendekatan pragmatisme, yang menekankan relevansi dan kegunaan teori dalam praktik, guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman guru tentang penerapan prinsip-prinsip pragmatisme dalam pembelajaran sangat penting untuk mengembangkan keterampilan siswa yang sesuai dengan tuntutan zaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami persepsi guru mengenai relevansi pragmatisme dalam proses pembelajaran dan implementasinya untuk meningkatkan keterampilan siswa. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan wawancara, bertujuan menggali persepsi guru mengenai keterampilan abad ke-21 terkait filsafat pragmatisme di SMA Islam Al-Akhyar Makassar. Melalui kombinasi wawancara langsung dan survei, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam tentang penerapan prinsip-prinsip pragmatisme dalam pembelajaran di era modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki persepsi positif terhadap pragmatisme dalam pendidikan abad 21, yang dianggap efektif dalam mengembangkan keterampilan kritis dan kreatif melalui metode Problem-Based Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning. Meskipun menghadapi tantangan seperti kurangnya motivasi siswa dan gangguan media sosial, guru merasa didukung oleh sekolah dan berharap siswa dapat menjadi individu kolaboratif dan kreatif.</p>Husnul Syafitra FazliaIsmail
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
2024-11-292024-11-29811PENGARUH EVALUASI PEER ASSESSMENT TERHADAP KEMAMPUAN KOLABORASI DAN KETERAMPILAN MATEMATIS PESERTA DIDIK
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp/article/view/2191
<p>Penelitian ini menganalisis pengaruh dari metode evaluasi peer-assessment terhadap perkembangan kemampuan kolaborasi dan keterampilan matematis peserta didik dalam konteks pendidikan. Melalui serangkaian eksperimen dan observasi, penelitian ini menyoroti peran penting evaluasi peer-assessment dalam merangsang perkembangan kemampuan kolaborasi dan penguasaan konsep matematika peserta didik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan evaluasi peer-assessment memberikan peserta didik kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam menilai karya rekan-rekan mereka, menghadirkan peluang bagi mereka untuk memahami konsep matematika secara lebih mendalam. Ini berkontribusi pada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan matematis mereka. Selain itu, metode ini juga merangsang perkembangan kemampuan kolaborasi peserta didik, mendorong mereka untuk berkomunikasi dengan lebih efektif, memahami perspektif orang lain, dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengintegrasian evaluasi peer-assessment dalam proses pembelajaran matematika sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika dan kemampuan kolaborasi peserta didik. Implikasinya adalah bahwa para pendidik dapat memanfaatkan metode ini untuk merangsang perkembangan kemampuan sosial dan keterampilan matematis peserta didik, menciptakan lingkungan belajar yang lebih kolaboratif dan efektif. Dengan demikian, penelitian ini memberikan pandangan penting dalam meningkatkan pendidikan matematika dan keterampilan sosial peserta didik.</p> <p><em>This research analyzes the influence of the peer-assessment evaluation method on the development of students' collaboration abilities and mathematical skills in an educational context. Through a series of experiments and observations, this research highlights the important role of peer-assessment evaluation in stimulating the development of students' collaboration skills and mastery of mathematical concepts. The results of the study revealed that the use of peer-assessment evaluation provides students with the opportunity to actively participate in assessing the work of their peers, presenting an opportunity for them to understand mathematical concepts in more depth. This contributes to a significant improvement in their mathematical skills. In addition, this method also stimulates the development of students' collaboration skills, encouraging them to communicate more effectively, understand other people's perspectives, and work together to achieve common goals. This research highlights the importance of integrating peer-assessment evaluation in the mathematics learning process as a tool to improve students' understanding of mathematical concepts and collaboration abilities. The implication is that educators can utilize this method to stimulate the development of students' social abilities and mathematical skills, creating a more collaborative and effective learning environment. Thus, this research provides important insights in improving students' mathematics education and social skills.</em></p> Nurullah
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
2024-11-292024-11-29811PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PKn DI SEKOLAH DASAR
https://ojs.co.id/1/index.php/jpkp/article/view/2084
<p><em>At the elementary school level, civics learning plays an important role for students. Civics is a starting point for students to learn the values of the nation and the model of national life in more depth and apply them in everyday life, as well as understand the concept of values that will be a unifying tool for the Indonesian nation. We need national and state role models. Understanding citizenship in modern life today is very important for students. The right learning strategy is needed to improve students' understanding of concepts. Using active learning strategies improves social relationships by working in small groups and training students to think critically, prioritize tolerance and respect opinions, while strengthening students' conceptualization can improve understanding of problem solving can stimulate learning materials to run as expected</em>.</p> <p><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">Pada tingkat sekolah dasar, pembelajaran PKn memegang peranan penting bagi siswa. PKn merupakan titik awal bagi peserta didik untuk mempelajari nilai-nilai bangsa dan model kehidupan berbangsa secara lebih mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memahami konsep nilai-nilai yang akan menjadi alat pemersatu bangsa Indonesia. Kita membutuhkan teladan nasional dan negara. Pemahaman kewarganegaraan dalam kehidupan modern saat ini sangatlah penting bagi peserta didik. Diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Menggunakan strategi pembelajaran aktif meningkatkan hubungan sosial dengan bekerja dalam kelompok kecil dan melatih siswa berpikir kritis, mengedepankan sikap toleran dan menghargai pendapat, sekaligus memperkuat konseptualisasi siswa dapat meningkatkan pemahaman pemecahan masalah dapat merangsang materi pembelajaran itu berjalan seperti yang diharapkan.</span></p>Titin SunaryatiAyu NurmalaSri RahayuNur Awalia Sholicha
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Pemikiran dan Kajian Pendidikan
2024-11-292024-11-29811