Jurnal Pendidikan Inklusif
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi
id-IDJurnal Pendidikan InklusifAUTISME
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3501
<p>Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan neurologis yang memengaruhi kemampuan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Penanganan dini melalui intervensi yang tepat sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan adaptif anak dengan autisme, khususnya di lingkungan pendidikan formal. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji berbagai strategi intervensi dini yang efektif dalam membantu perkembangan anak dengan autisme, dengan fokus pada implementasinya di paud. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai sumber ilmiah terbaru. Hasil kajian menunjukkan bahwa intervensi berbasis perilaku (Applied Behavior Analysis), terapi wicara, terapi okupasi, serta pendekatan berbasis keluarga memiliki dampak positif terhadap peningkatan kemampuan komunikasi, sosial, dan kemandirian anak. Selain itu, keterlibatan guru dan keluarga dalam proses intervensi terbukti meningkatkan efektivitas program. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pihak sekolah, keluarga, dan tenaga profesional untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif bagi anak dengan autisme.</p> <p>Autism Spectrum Disorder (ASD) is a neurodevelopmental disorder that affects communication skills, social interaction, and behavior. Early intervention with appropriate strategies plays a crucial role in enhancing the adaptive abilities of children with autism, especially within formal educational settings. This article aims to review various effective early intervention strategies to support the development of children with autism, with a specific focus on their implementation in primary schools. The method used is a literature review from recent scientific sources. The results show that behavioral-based interventions (Applied Behavior Analysis), speech therapy, occupational therapy, and family-centered approaches have a positive impact on improving children’s communication, social, and independence</p>Ampun BantaliHaniva NadillahHalimatusyadiaImelda Fransiska Nina Khairani
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PEMBELAJARAN DIFERENSIASI DISEKOLAHKAN MENENGAH KEJURUAN: HAMBATAN DAN SOLUSI
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3371
<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penerapan pembelajaran diferensiasi dalam Kurikulum Merdeka untuk menyesuaikan proses belajar dengan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Namun, para guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih menghadapi berbagai tantangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hambatan yang dihadapi oleh guru Bahasa Indonesia dalam melaksanakan pembelajaran diferensiasi di SMK yang berada di Kecamatan Pasir Penyu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan lima guru di SMK Negeri 1 Pasir Penyu dan SMK Muhammadiyah Pasir Penyu, kemudian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dengan melakukan uji triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan guru terdapat pada aspek konten/isi, yaitu keterbatasan waktu dan bahan ajar serta kesulitan dalam menyesuaikan materi dengan kemampuan siswa yang bervariasi. Pada aspek proses, guru mengalami kesulitan dalam memfasilitasi berbagai gaya belajar dalam kelas yang besar dengan waktu yang terbatas. Pada aspek produk, guru menghadapi kendala dalam menilai produk belajar siswa secara adil. Sedangkan pada aspek lingkungan belajar, hambatan muncul dalam menciptakan ruang belajar yang fleksibel dan terbatasnya fasilitas yang ada di sekolah. Kesimpulannya, meskipun guru telah berupaya menerapkan pembelajaran diferensiasi, masih diperlukan dukungan dari pihak sekolah berupa pelatihan, penyediaan fasilitas, serta pendampingan yang berkelanjutan agar pembelajaran diferensiasi dapat dilaksanakan secara optimal di SMK</p> <p><em>This research is motivated by the importance of implementing differentiated learning in the Independent Curriculum to adjust the learning process to students' readiness, interests, and learning profiles. However, teachers in Vocational High Schools (SMK) still face various challenges. The purpose of this study is to describe the obstacles faced by Indonesian language teachers in implementing differentiated learning in SMKs located in Pasir Penyu District. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. Data were collected through interviews with five teachers at SMK Negeri 1 Pasir Penyu and SMK Muhammadiyah Pasir Penyu, then analyzed through data reduction, data presentation, and drawing conclusions by conducting triangulation tests of sources and methods. The results of the study indicate that teacher obstacles are in the content aspect, namely limited time and teaching materials and difficulties in adjusting materials to students' varying abilities. In the process aspect, teachers have difficulty facilitating various learning styles in large classes with limited time. In the product aspect, teachers face obstacles in assessing students' learning products fairly. While in the learning environment aspect, obstacles arise in creating flexible learning spaces and limited facilities at school. In conclusion, although teachers have tried to implement differentiated learning, support is still needed from the school in the form of training, provision of facilities, and ongoing assistance so that differentiated learning can be implemented optimally in vocational schools</em></p>Rizka Amalia Muhammad Mukhlis
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PERILAKU KONSUMTIF GENERASI Z AKIBAT VIDEO PROMOSI PRODUK GADGET DI MEDIA SOSIAL DITINJAU DARI GAYA HIDUP HEDONISME
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3516
<p>Media massa saat ini memang sangat berkembang pesat apalagi dengan adanya media sosial, apapun informasi mudah diterima oleh khalayak luas terutama gen Z, sebagai generasi yang lahir antara tahun 1997 – 2009, merupakan kelompok pertama yang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi. Generasi Z juga cukup aktif di media sosial dan Sebagian dari 60% gen Z memang lebih suka berinteraksi melalui gambar daripada teks. Dalam hal melihat sebuah komunikasi pun gen Z lebih suka menonton YouTube untuk melihat produk gadget yang mereka suka, terutama melihat video promosi produk gadget di media sosial. Produk yang memang menjadi daya tarik gen z salah satunya adalah smartphone. Jenis penelitian dan metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi yang dimana mencari data dengan cara melihat dari lingkungan yang relevan dan mewawancarai beberapa narasumber yang benar – benar melakukan perilaku konsumtif akibat video promosi produk gadget di media sosial. Hasil penelitian ini adalah perilaku konsumtif Gen z akibat video promosi gadget di media sosial terutama YouTube. Ketiga informan secara umum menyatakan bahwa perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan dan media sosial yang salah satunya melalui video promosi..</p> <p><em>The mass media is currently experiencing rapid development, especially with the presence of social media, where any information can easily be accepted by the general public, especially Generation Z, which refers to those born between 1997 and 2009. They are the first group to experience growth and development alongside technological advancements. Generation Z is quite active on social media, with about 60% preferring to interact through images rather than text. When it comes to communication, Gen Z prefers watching YouTube </em></p> <p><em>to see gadget products they like, especially promotional videos. Smartphones are among the products that attract Gen Z the most. This research employs a descriptive qualitative research method with a phenomenological approach, which involves gathering data by observing relevant environments and interviewing several sources who truly exhibit consumptive behavior due to promotional gadget videos on social media. The results of this research are the consumer behavior of Gen Z due to promotional videos for gadgets on social media, especially YouTube. The three informants generally stated that consumer behavior is influenced by the environment and social media, one of which is through promotional videos.</em></p>Jihan Fakhirah Firdaus Eugenius Kau Suni
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097RANCANGAN ARTIKEL DENGAN JUDUL : PERANAN GURU DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI SD SARIN RARE MAS UBUD GIANYAR BALI
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3447
<p>Pendidikan inklusif merupakan suatu pendekatan yang memastikan setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas di sekolah reguler. Implementasi pendidikan inklusif sangat bergantung pada peran aktif guru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru dalam implementasi pendidikan inklusif di SD Sarin Rare Mas Ubud Gianyar Bali, meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi dan dukungan yang diberikan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru di SD Sarin Rare Mas telah berupaya keras dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif melalui modifikasi kurikulum, penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, serta pemberian dukungan individual kepada ABK. Namun, tantangan seperti kurangnya pelatihan khusus dan rasio guru-murid yang tinggi masih menjadi hambatan. Implikasi penelitian ini adalah pentingnya peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan berkelanjutan dan dukungan sistemik dari pihak sekolah dan pemerintah</p>I Kadek ArtawanNi Luh SustiawatiI Gede Mawan
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097SISTEM PEWARISAN GENDING GENDER WAYANG GAYA DESA SIBANG GEDE: KAJIAN METODE PENDIDIKAN
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3513
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pewarisan gending gender wayang gaya Desa Sibang Gede dengan menitikberatkan pada penerapan metode digunakan dalam konteks transfer di masyarakat. Tradisi gending gender wayang merupakan bagian penting dari warisan budaya Bali yang memiliki nilai filosofis, estetis, dan spiritual yang tinggi. Dalam era modern, pelestarian seni ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk minimnya minat generasi muda dan keterbatasan ruang praktik. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan pendidikan yang sistematis dan adaptif agar pewarisan nilai-nilai seni tradisi ini tetap berkelanjutan di lingkungan pendidikan formal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi di lingkungan masyarakat desa Sibang Gede. Dalam proses pewarisan, diterapkan metode demonstrasi (demonstration), latihan berulang (drill), penugasan, hingga evaluasi performatif untuk memperkuat kompetensi siswa dalam memainkan gending gender wayang. seniman berperan sebagai fasilitator sekaligus model praktik yang menjadi acuan dalam pembelajaran. Penekanan pada aspek teknik, ekspresi musikal, dan pemahaman konteks budaya menjadi bagian dari strategi pedagogis yang digunakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pendidikan formal dalam pembelajaran gending gender wayang mampu meningkatkan pemahaman teknis, keterampilan bermain, serta kesadaran budaya generasi muda. Meskipun demikian, efektivitas metode ini sangat dipengaruhi oleh motivasi generasi muda, ketersediaan sarana, dan dukungan kelembagaan. Kajian ini menyarankan perlunya penguatan generasi muda dalam seni tradisi di masyarakat agar pewarisan seni budaya tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga menyentuh dimensi etis dan spiritual dari tradisi itu sendiri.</p>I Gede Kristya Dika SantanaI Wayan Karja I Gede Mawan
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3408
<p>Pembentukan karakter pada anak usia dini merupakan fondasi penting dalam perkembangan kepribadian yang akan berpengaruh terhadap masa depan mereka. Karakter tidak hanya mencerminkan nilai moral dan etika, tetapi juga mencakup cara berpikir, bersikap, serta kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dan menghadapi tantangan hidup. Dalam hal ini, orang tua sebagai pendidik pertama memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai moral, spiritual, sosial, dan emosional pada anak. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, artikel ini menelaah berbagai sumber yang membahas pendidikan karakter dan kontribusi orang tua dalam proses tersebut. Temuan dari kajian ini menunjukkan bahwa peran orang tua dalam membentuk karakter anak mencakup berbagai aspek, antara lain pendidikan iman, moral, fisik, akal, emosional, sosial, dan seksual. Selain itu, pendekatan pengasuhan yang diterapkan di lingkungan keluarga seperti pola asuh otoritatif, otoriter, permisif, dan acuh tak acuh memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku dan kepribadian anak. Pola asuh otoritatif dinilai paling efektif karena memberikan keseimbangan antara kasih sayang dan kedisiplinan, serta memberikan ruang komunikasi terbuka antara orang tua dan anak. Oleh sebab itu, keterlibatan aktif orang tua sangat diperlukan dalam mendukung pembentukan karakter yang utuh, berintegritas, dan siap menghadapi perkembangan zaman.</p> <p><em>The formation of character in early childhood serves as a fundamental foundation in shaping personality and determining one's life direction in the future. In this context, parents play a vital role as the first and primary educators in instilling moral, spiritual, social, and emotional values. This study employs a qualitative descriptive approach through a literature review of various academic sources related to character education and parental involvement. The findings reveal that parents have a comprehensive role encompassing the development of faith, morality, physical health, rational thinking, emotional stability, social skills, and sexual education. Additionally, parenting styles—such as authoritative, authoritarian, permissive, and neglectful—significantly influence the internalization of character values. Among them, the authoritative parenting style is considered the most effective, as it balances discipline and affection in nurturing independent, confident, and morally responsible children. Thus, active parental engagement within the family environment is essential in fostering strong, well-balanced character development in children.</em></p>Regina Pinkan Datal Privila Elka SariSelviana V.K. TekegeSisilia DesiTeklaviana Silva
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097CARA GURU MENGATASI ANAK LEARNING DISABILITY
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3557
<p>Learning disability atau gangguan belajar merupakan kondisi neurologis yang memengaruhi kemampuan anak dalam memahami, memproses, dan menyampaikan informasi. Anak dengan learning disability sering mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, berhitung, maupun keterampilan sosial. Guru memegang peran penting dalam mengidentifikasi dan menangani kebutuhan khusus anak-anak ini di lingkungan pendidikan formal. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yang bersumber dari berbagai artikel ilmiah, buku referensi, dan hasil penelitian terkait strategi guru dalam menangani anak dengan gangguan belajar. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi efektif yang dapat diterapkan guru meliputi pembelajaran diferensiasi, dukungan emosional, kolaborasi dengan orang tua dan ahli, serta pemanfaatan teknologi pendidikan. Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat membantu anak mengoptimalkan potensi belajarnya dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.</p> <p><em>Learning disabilities are neurological conditions that affect a child's ability to understand, process, and communicate information. Children with learning disabilities often face difficulties in reading, writing, arithmetic, and social skills. Teachers play a crucial role in identifying and addressing the specific needs of these children within formal educational settings. This study employs a literature review method with a qualitative descriptive approach, drawing data from scholarly articles, reference books, and relevant research on strategies used by teachers in handling students with learning disabilities. The findings suggest that effective strategies include differentiated instruction, emotional support, collaboration with parents and specialists, and the use of educational technology. With the right approach, teachers can help children optimize their learning potential and boost their self-confidence.</em></p>Dr. Ampun Bantali, M.PdNabila Putri RamadanaMuthoibah Lilis ThoziHastika Al Asyhari
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097EFEK AKUT THERAPY MASSAGE DAN STRETCHING TERHADAP KEMAMPUAN FLEKSIBILITAS OTOT TOGOK PADA PEMAIN GAME ONLINE DI DESA NGAMPEL WETAN
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3510
<p>Penurunan fleksibilitas tubuh akibat kebiasaan duduk dalam waktu lama menjadi masalah yang kian umum, terutama di kalangan remaja yang gemar bermain <em>game online</em>. Aktivitas bermain game yang dilakukan secara berlebihan dan dalam posisi tubuh yang tidak ergonomis dapat mengakibatkan ketegangan otot, khususnya pada area togok, yang berujung pada penurunan rentang gerak dan potensi cedera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek akut terapi massage dan stretching secara akut terhadap peningkatan fleksibilitas otot togok pada pemain game online di Desa Ngampel Wetan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain <em>One Group Pretest-Posttest</em>. Sampel berjumlah 15 remaja laki-laki yang memenuhi kriteria inklusi, dipilih melalui teknik purposive sampling. Intervensi dilakukan melalui kombinasi teknik <em>effleurage</em> dan <em>friction massage</em>, serta stretching statis menggunakan metode <em>Seated Forward Bend</em> dan <em>Seated Spinal Stretch</em>. Pengukuran fleksibilitas dilakukan menggunakan alat <em>Box Sit and Reach</em>. Data dianalisis menggunakan uji Paired Sample T-Test dengan tingkat signifikansi 0,05.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata nilai fleksibilitas dari 33,20 cm menjadi 35,80 cm setelah intervensi. Nilai signifikansi sebesar 0,001 (<0,05) mengindikasikan bahwa intervensi terapi massage dan stretching secara signifikan meningkatkan fleksibilitas togok. Temuan ini memperkuat efektivitas intervensi non-medis sederhana sebagai alternatif untuk mengatasi dampak negatif gaya hidup pemain <em>game online</em>. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kombinasi terapi massage dan stretching terbukti mampu memberikan efek akut yang positif terhadap peningkatan fleksibilitas otot togok. Penerapan kedua metode ini dinilai efektif dan layak dijadikan sebagai salah satu pendekatan praktis dalam upaya pencegahan gangguan muskuloskeletal akibat kebiasaan duduk berlebihan pada remaja, khususnya mereka yang aktif bermain <em>game online</em>.</p> <p><em>Decreased flexibility due to prolonged sitting is becoming an increasingly common problem, especially among teenagers who enjoy playing online games. Excessive gaming activities and non-ergonomic body positions can lead to muscle tension, especially in the togok area, which leads to decreased range of motion and potential injury. This study aims to determine the acute effects of massage therapy and stretching on increasing the flexibility of the togok muscles in online game players in Ngampel Wetan Village. This study used a quantitative approach with a One Group Pretest-Posttest design. The sample amounted to 15 adolescent boys who met the inclusion criteria, selected through purposive sampling technique. The intervention was carried out through a combination of effleurage and friction massage techniques, as well as static stretching using the Seated Forward Bend and Seated Spinal Stretch methods. Flexibility measurements were made using the Box Sit and Reach tool. Data were analyzed using the Paired Sample T-Test test with a significance level of 0.05. The results showed that there was an increase in the average flexibility value from 33.20 cm to 35.80 cm after the intervention. The significance value of 0.001 (<0.05) indicated that the massage therapy and stretching intervention significantly improved the flexibility of the togok. This finding reinforces the effectiveness of simple non-medical interventions as an alternative to overcome the negative impact of online game players' lifestyle. Based on the results obtained, it can be concluded that the combination of massage therapy and stretching is proven to be able to provide a positive acute effect on increasing the flexibility of the togok muscles. The application of these two methods is considered effective and worthy of being used as one of the practical approaches in efforts to prevent musculoskeletal disorders due to excessive sitting habits in adolescents, especially those who actively play online games.</em></p>Fairuz A'mal ZaidanAnies Setiowati
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3405
<p>Problematika pendidikan merupakan isu kompleks yang mencakup berbagai aspek, mulai dari kesenjangan akses hingga tantangan kualitas dan relevansi. Kesenjangan akses ke pendidikan menjadi masalah utama, terutama di daerah pedesaan, terpencil, dan pulau-pulau kecil, dimana banyak anak tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas. Faktor geografis, ekonomi, dan sosial menjadi penghalang utama dalam memberikan akses yang merata. Kualitas guru dan tenaga pendidik juga menjadi sorotan, dengan masih banyak guru yang belum memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan untuk mengajar dengan efektif. Kurikulum yang kurang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja juga menjadi masalah, sehingga lulusan pendidikan kurang siap menghadapi persaingan global. Selain itu, kualitas sarana dan prasarana pendidikan masih menjadi kendala, dengan banyak sekolah yang memiliki fasilitas yang tidak memadai, terutama di daerah terpencil. Kesenjangan digital juga semakin menjadi masalah, dengan banyak siswa yang kesulitan mengakses internet dan perangkat digital untuk mendukung pembelajaran. Kurikulum yang kurang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja juga menjadi tantangan, sehingga lulusan pendidikan kurang siap menghadapi persaingan di dunia kerja. Untuk mengatasi problematika pendidikan ini, diperlukan upaya yang komprehensif, mulai dari peningkatan akses, peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, penyediaan infrastruktur yang memadai, hingga penanganan kesenjangan digital. Kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat, serta kolaborasi antara berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi semua anak.<br><em>Education problems are complex issues that cover various aspects, from access gaps to challenges of quality and relevance. The gap in access to education is a major problem, especially in rural, remote, and small island areas, where many children do not have equal opportunities to access quality education. Geographical, economic, and social factors are major barriers to providing equal access. The quality of teachers and educators is also in the spotlight, with many teachers still not meeting the competency standards needed to teach effectively. The curriculum that is less relevant to the development of the times and the needs of the world of work is also a problem, so that education graduates are less prepared to face global competition. In addition, the quality of educational facilities and infrastructure is still an obstacle, with many schools having inadequate facilities, especially in remote areas. The digital divide is also increasingly a problem, with many students having difficulty accessing the internet and digital devices to support learning. The curriculum that is less relevant to the development of the times and the needs of the world of work is also a challenge, so that education graduates are less prepared to face competition in the world of work. To overcome these educational problems, comprehensive efforts are needed, starting from increasing access, improving teacher quality, improving the curriculum, providing adequate infrastructure, to handling the digital divide. Government policies, community participation, and collaboration between various parties are needed to realize quality and equitable education for all children.</em></p>Kristiani JelsiDewiana Anjela
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097GENDER EQUALITY AND THE PERFORMANCE OF FEMINISM IN GRETA GERWIG’S BARBIE (2023)
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3550
<p><em>This research is aimed to explores the representation of gender equality and the performance of feminism in Greta Gerwig’s Barbie (2023). To describe how gender equality reflected in the film Barbie (2023). It is qualitative research, the data are divided into 2: primary, and secondary. The primary data is the dialog, action, commentary in the film Barbie 2023. Secondary data are from gender theory.</em></p>Khoirun Nisa
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PENGARUH AKUT TRIGGER POINT THERAPY TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA MAHASISWA UKM UNNES SCHOLARSHIP COMMUNITY
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3507
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akut trigger point therapy terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa UKM Unnes Scholarship Community Universitas Negeri Semarang. Mengingat pentingnya fleksibilitas otot hamstring untuk menunjang aktivitas sehari-hari pada mahasiswa. Dikarenakan prevalensi menunjukan pemendekan otot hamstring mencapai 80% pada mahasiswa. Hal ini dapat dipengaruhi oleh gaya hidup saat ini, termasuk kurangnya aktivitas fisik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen menggunakan Quasi Eksperiment Design dan menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 40 orang dan sampel yang diambil menggunakan purposive sampling sebanyak 30 orang. Alat pengambilan data fleksibilitas diukur menggunakan sit and reach test. Intervensi yang diberikan berupa trigger point therapy pada otot hamstring dengan 1 kali sesi 10 menit pemberian treatment perorang. Analisis data dilakukan menggunakan uji paired sample t-test untuk membandingkan nilai fleksibilitas otot hamstring sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan trigger point therapy dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring secara signifikan. Adapun nilai signifikansinya adalah p=0,000 atau p<0,05. Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan fleksibilitas otot hamstring yang mungkin meningkatkan kenyamanan dalam beraktivitas dan mengurangi faktor risiko cedera. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian trigger point therapy secara efektif mampu meningkatkan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa UKM Unnes Scholarship Community Universitas Negeri Semarang. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa trigger point therapy dapat dipertimbangkan sebagai salah satu metode untuk menjaga fleksibilitas otot hamstring.</p> <p>This study aims to determine the acute effect of trigger point therapy on improving hamstring muscle flexibility in students of the UKM Unnes Scholarship Community at Semarang State University. Given the importance of hamstring muscle flexibility in supporting daily activities among students. This is because the prevalence of hamstring muscle shortening reaches 80% among students. This may be influenced by current lifestyles, including a lack of physical activity.This study used quantitative research with an experimental method using Quasi-Experimental Design and a One-Group Pretest-Posttest Design. The population size in this study was 40 people, and the sample size was 30 people, selected using purposive sampling. Flexibility was measured using the sit and reach test. The intervention provided was trigger point therapy on the hamstring muscles, with one 10-minute treatment session per person. Data analysis was performed using a paired sample t-test to compare hamstring muscle flexibility values before and after the intervention.The results of the study show that the application of trigger point therapy can significantly improve hamstring muscle flexibility. The significance value is p=0.000 or p<0.05. The results of this study prove that there is an increase in hamstring muscle flexibility, which may improve comfort during activities and reduce the risk factors for injury. Based on these findings, it can be concluded that trigger point therapy is effective in improving hamstring flexibility in students of the UKM Unnes Scholarship Community at Semarang State University. The implication of this study is that trigger point therapy can be considered as one method for maintaining hamstring flexibility.</p>Minhad HamamiAnies Setiowati
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097MENGELOLAH SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3384
<p>Pengelolaan sampah di Indonesia menghadapi tantangan serius akibat peningkatan timbulan limbah yang berdampak pada lingkungan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat. Artikel ini mengkaji pendekatan berbasis ekonomi sirkular dan ekonomi hijau sebagai solusi untuk mengubah paradigma sampah dari beban menjadi sumber daya. Dengan mengulas studi kasus penerapan Bank Sampah, program pelatihan daur ulang, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah, artikel ini menyoroti potensi peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, serta pemberdayaan sosial melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Selain itu, artikel menelaah berbagai tantangan, seperti rendahnya kesadaran publik, keterbatasan infrastruktur, dan kurangnya insentif, serta menawarkan solusi strategis untuk mempercepat transisi menuju sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan inklusif.Metode yang digunakan berupa studi literatur dari berbagai artikel ilmiah, dengan pendekatan analitis dan komparatif.Hasil kajian menunjukkan bahwa inisiatif seperti Bank Sampah, kerajinan daur ulang, dan penguatan peran masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi beban lingkungan. Tantangan yang dihadapi meliputi rendahnya kesadaran publik, keterbatasan infrastruktur, serta kurangnya insentif dan pendanaan, namun dapat diatasi melalui kolaborasi lintas sektor dan kebijakan yang mendukung transisi ke ekonomi sirkular</p> <p><em>Waste management in Indonesia faces serious challenges due to the increasing waste generation that impacts the environment, health, and economy of the community. This article examines the circular economy and green economy-based approaches as solutions to change the paradigm of waste from a burden to a resource. By reviewing case studies of the implementation of Waste Banks, recycling training programs, and community participation in waste management, this article highlights the potential for increasing income, creating jobs, and empowering society through the 3R principle (Reduce, Reuse, Recycle). In addition, the article examines various challenges, such as low public awareness, limited infrastructure, and lack of incentives, and offers strategic solutions to accelerate the transition to a sustainable and inclusive waste management system. The method used is a literature study of various scientific articles, with an analytical and comparative approach. The results of the study show that initiatives such as Waste Banks, recycling crafts, and strengthening community roles can create jobs, increase income, and reduce environmental burdens. The challenges faced include low public awareness, limited infrastructure, and lack of incentives and funding, but can be overcome through cross-sector collaboration and policies that support the transition to a circular economy</em></p>Maria Y. SetiaHelmina N. DoneGerfasius AdamUrsula O. Doa
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI SEKOLAH SD 5 MUHAMMADIYAH PEKANBARU
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3520
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan penerimaan peserta didik baru, integrasi kurikulum pendidikan agama dengan pembentukan karakter, serta tantangan sosial dan administratif di SD Muhammadiyah 5 Kota Pekanbaru. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, sekolah ini menonjolkan identitas sebagai sekolah tahfiz dan berkarakter islami untuk menarik minat masyarakat. Dalam menjaga keadilan akses pendidikan, meskipun siswa diwajibkan membayar SPP, pihak sekolah memberikan bantuan dana tidak langsung kepada siswa yatim atau kurang mampu tanpa menghapus kewajiban administrasi. Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) diterapkan melalui praktik nyata seperti salat berjamaah, baca Al-Qur’an, dan kegiatan dakwah, yang terintegrasi dalam rutinitas harian sekolah. Tantangan utama yang dihadapi adalah persepsi lama masyarakat yang menganggap sekolah ini hanya diperuntukkan bagi kalangan tidak mampu. Untuk mengatasi hal tersebut, sekolah melakukan rebranding melalui promosi, peningkatan kualitas, dan penyesuaian biaya pendidikan agar tetap kompetitif namun inklusif. Temuan ini menunjukkan pentingnya komunikasi publik dan penguatan identitas sekolah dalam menghadapi tantangan sosial di era pendidikan modern.</p> <p><strong><em> This study aims to describe the implementation of student admission policies, the integration of religious education curriculum with character building, and the social and administrative challenges faced by Muhammadiyah 5 Elementary School in Pekanbaru City. Based on an interview with the principal, the school emphasizes its identity as a Tahfiz (Qur'an memorization) and morally guided institution to attract public interest. To ensure equitable access to education, although all students are required to pay tuition fees, the school discreetly assists orphans and underprivileged children without waiving administrative obligations. The Islamic Religious Education (PAI) curriculum is implemented through practical activities such as congregational prayers, Qur'an reading, and student preaching, all of which are embedded into daily routines. The main challenge lies in shifting public perception that the school is solely for the underprivileged. To address this, the school engages in rebranding efforts through promotions, quality enhancement, and adjusted tuition fees to be both competitive and inclusive. These findings highlight the significance of public communication and institutional identity in navigating social challenges in modern education</em></strong></p>Royhana SafitriAl HamidaDini Gita SartikaNajiha AzzahraHanifahSakban
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097METODE PENGAJARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3492
<p>Metode pengajaran merupakan komponen esensial dalam proses pembelajaran yang berperan langsung dalam menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan. Setiap metode memiliki karakteristik, kelebihan, dan kelemahan masing-masing yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, karakter siswa, dan tujuan pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat tidak hanya mempermudah guru dalam menyampaikan informasi, tetapi juga mampu meningkatkan partisipasi aktif peserta didik, membangun suasana belajar yang kondusif, serta menumbuhkan pemahaman yang mendalam dan bermakna. Sebaliknya, penggunaan metode yang kurang tepat dapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi pasif, monoton, dan bahkan gagal mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap pendidik untuk memahami berbagai jenis metode pengajaran, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi, serta mampu mengimplementasikannya secara efektif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian kepustakaan (library research) guna mengkaji secara mendalam pengertian, penerapan, serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode tersebut. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan.</p>Nur AsisahAlya Arnisa AudisraIrsan Hidayat Fitria AningsiNur Kholifatun
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR ANAK USIA DINI DI RA AISYIYAH CENGKEH TURI
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3515
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini di RA Aisyiyah Cengkeh Turi. Lingkungan belajar memiliki peran penting dalam mendukung proses tumbuh kembang anak secara optimal, baik dari aspek fisik, sosial, emosional, maupun kognitif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan belajar di RA Aisyiyah Cengkeh Turi dilakukan dengan memperhatikan prinsip keamanan, kenyamanan, kebersihan, serta ketersediaan sarana yang mendukung eksplorasi dan kemandirian anak. Pendidik juga berperan aktif dalam menata ruang dan menyediakan alat bermain edukatif sesuai tahapan perkembangan anak. Kesimpulannya, pengelolaan lingkungan belajar di RA Aisyiyah Cengkeh Turi telah dilaksanakan dengan baik dan mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi anak usia dini.</p> <p><em>This study aims to describe the management of the early childhood learning environment at RA Aisyiyah Cengkeh Turi. The learning environment plays a crucial role in supporting children's optimal development across physical, social, emotional, and cognitive aspects. This research uses a qualitative descriptive method with data collected through observation, interviews, and documentation. The findings indicate that the learning environment at RA Aisyiyah Cengkeh Turi is managed by prioritizing safety, comfort, cleanliness, and the availability of facilities that support exploration and independence. Educators actively participate in arranging the classroom and providing educational play tools that suit the developmental stages of the children. In conclusion, the learning environment at RA Aisyiyah Cengkeh Turi is well-managed and supports a joyful and meaningful learning atmosphere for early childhood learners.</em></p>Arie Dwi NingsihNabilah SalsabilaHaniva NadillahDini AriantiSalsabilla Humaira Nst
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PROFESIONALISME GURU DI ERA TEKNOLOGI: PENDIDIKAN GURU SEBAGAI PENOPANG KOMPETENSI DAN KARIR BERKELANJUTAN
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3416
<p>Era digital menuntut guru untuk tidak hanya kompeten dalam bidang pedagogi, tetapi juga mahir dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat pengembangan profesionalisme. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran pendidikan guru dalam menopang profesionalisme dan karir guru secara berkelanjutan di tengah kemajuan teknologi. Menggunakan metode kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka, artikel ini menganalisis berbagai literatur yang membahas kompetensi guru abad ke-21, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, serta strategi peningkatan profesionalisme guru. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan teknologi sangat krusial dalam menciptakan guru yang adaptif dan inovatif. Pelatihan berbasis TIK, pemanfaatan sumber daya digital, serta kolaborasi dalam komunitas pembelajar menjadi strategi utama dalam mendukung karir guru. Artikel ini merekomendasikan integrasi teknologi secara sistematis dalam pendidikan guru sebagai fondasi bagi peningkatan mutu pendidikan nasional.</p> <p><em>The digital era demands that teachers not only be competent in pedagogy but also proficient in utilizing technology as a tool for professional development. This article aims to examine the role of teacher education in supporting sustained professionalism and career growth amid technological advancements. Using a qualitative descriptive method through a literature review approach, this study analyzes various sources discussing 21st-century teacher competencies, technology integration in teaching, and strategies for enhancing teacher professionalism. The findings indicate that the development of pedagogical, personal, social, professional, and technological competencies is essential to create adaptive and innovative educators. ICT-based training, utilization of digital resources, and collaboration within learning communities are key strategies for supporting teacher career growth. This article recommends the systematic integration of technology in teacher education as a foundation for improving the quality of national education</em></p>Maria Putri Melani Avelia Derosari Yuni Yunita Nurti AnurNatalia Lembu
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097HASIL OBSERVASI DI TK ISLAM TERPADU MAHDI ALIF JLN BINJAI BAHOROK DUSUN III KW. SERDANG
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3573
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi manajemen lembaga pendidikan anak usia dini melalui hasil observasi di TK Islam Terpadu Mahdi Alif yang berlokasi di Jln. Binjai-Bahorok, Dusun III KW. Serdang, Kabupaten Langkat. Lembaga ini menjadi objek studi karena memiliki struktur manajemen yang lengkap dan aktif dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran anak usia dini. Penelitian dilakukan selama dua hari pada tanggal 27 dan 28 Mei 2025 dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan wawancara semi-terstruktur kepada kepala sekolah serta guru. Fokus kajian diarahkan pada lima aspek utama manajemen pendidikan, yaitu manajemen kurikulum dan pembelajaran, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, serta hubungan dengan orang tua dan masyarakat. Hasil observasi menunjukkan bahwa penyusunan RPPH dilakukan oleh guru secara kolaboratif dan dievaluasi secara rutin. Perekrutan guru menyesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pendidikan yang relevan. Sarana dan prasarana dikelola dengan sistem pelatihan dan pendampingan bagi guru baru. Perencanaan keuangan dilakukan secara transparan melalui rapat bersama antara guru dan komite sekolah. Keterlibatan orang tua cukup aktif, khususnya dalam kegiatan besar yang diselenggarakan sekolah. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia berkualifikasi dan keterbatasan fasilitas, semangat kolaboratif serta dukungan masyarakat menjadi potensi besar bagi pengembangan lembaga ini. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa TK Islam Terpadu Mahdi Alif telah menjalankan fungsi manajerial secara cukup efektif dalam rangka menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman, dan mendidik bagi anak usia dini.</p> <p><em>This study aims to describe the implementation of educational management in early childhood education institutions through field observation at TK Islam Terpadu Mahdi Alif, located on Binjai-Bahorok Street, Dusun III KW. Serdang, Langkat Regency. The school was selected due to its active organizational structure and commitment to improving early childhood learning. The research was conducted over two days, May 27–28, 2025, using a descriptive qualitative approach. Data were collected through direct observation and semi-structured interviews with the principal and teachers. The observation focused on five main aspects of educational management: curriculum and learning management, human resource management, facilities and infrastructure, financial planning, and the relationship between the school and the parents/community. Findings show that the Daily Lesson Plan (RPPH) is collaboratively developed by teachers and reviewed weekly. Teacher recruitment is adjusted based on educational background and genuine interest in early childhood education, with encouragement to pursue higher qualifications. New teachers undergo a three-month training period under the supervision of senior educators. Financial planning is transparent and discussed in meetings with teachers and the school committee. Parental involvement is active, particularly during major school events such as Independence Day, Teacher’s Day, and religious celebrations. Although the school faces challenges, including a shortage of qualified personnel and limited facilities, its strong community support and collaborative culture offer significant potential for institutional development. In conclusion, TK Islam Terpadu Mahdi Alif demonstrates effective management practices in fostering a safe, nurturing, and educational environment for early childhood learners.</em></p> <p> </p>Arie Dwi NingsihYolanda Reka LestariPutri Dian IndahJevika Br DepariHalimatusyadia
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-08-012025-08-0197TRANSFORMASI NILAI DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI ERA DIGITAL
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3511
<p>Dalam era digital saat ini, kewarganegaraan menjadi semakin penting sebagai bagian integral dari identitas individu dan masyarakat. Untuk memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital ini, diperlukan pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat digital saat ini. Abstrak ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif dalam memperkuat jiwa kewarganegaraan di era digital, serta memberikan pandangan tentang bagaimana hal ini dapat dicapai melalui pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif. Selain itu juga membahas tentang pentingnya pendidikan kewarganegaraan dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran warga negara terhadap lingkungan sosial, politik dan ekonomi. Dalam era digital yang semakin berkembang, pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif menjadi hal yang krusial untuk melindungi hak dan kewajiban sebagai warga negara. Pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif berfokus pada pembentukan karakter dan sikap positif warga negara yang terintegrasi dengan teknologi dan informasi yang ada. Melalui pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif, generasi muda akan menjadi penerus bangsa yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam membangun kesadaran dan partisipasi aktif dalam demokrasi yang responsif dan inklusif dalam pemanfaatan teknologi dan informasi.</p>Apriana ManaluJeliana SitumorangEva M.Banjar NahorTheresia SimbolonAurelius PasaribuFita AngrayniEsra Gultom
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA TERHADAP NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) REMAJA PUTRI
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3407
<p>Nyeri menstruasi (dismenorea) merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang umum dialami oleh remaja putri dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat nyeri menstruasi adalah kebiasaan olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan tingkat nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri di SMP Islam Al Azhar 29 Semarang.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel berjumlah 30 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Baecke untuk mengukur kebiasaan olahraga dan Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom (MsSAM) untuk mengukur tingkat nyeri menstruasi. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dan Korelasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan kebiasaan olahraga rendah seluruhnya mengalami dismenorea sedang (80%) dan berat (20%). Pada kategori kebiasaan olahraga sedang, dismenorea terbagi menjadi ringan (10%), sedang (40%), dan berat (50%). Sedangkan pada kategori kebiasaan olahraga tinggi, mayoritas mengalami dismenorea sedang (80%), serta ringan dan berat masing-masing sebesar 10%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan olahraga dengan tingkat nyeri menstruasi (p = 0,211; p > 0,05). Selain itu, hasil korelasi Kendall’s tau menunjukkan nilai r = -0,020 dengan p = 0,916 yang mengindikasikan korelasi sangat lemah dan tidak signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan olahraga dengan tingkat nyeri menstruasi pada remaja putri. Oleh karena itu, disarankan kepada siswi untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan rutin melakukan aktivitas fisik sebagai upaya mengurangi keluhan dismenorea, serta kepada pihak sekolah agar memberikan edukasi mengenai manajemen nyeri menstruasi.</p>Dwi Risma RakhmawatiAnies Setiowati
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097KAJIAN INTERDISIPLINER: EFEKTIVITAS MUSIKALISASI PUISI MODERN UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SENI SASTRA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BLAHBATUH
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3551
<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas musikalisasi puisi modern dalam meningkatkan apresiasi sastra siswa di SMAN 1 Blahbatuh. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat siswa terhadap puisi dan sastra secara umum, yang seringkali dianggap kaku dan sulit dipahami. Musikalisasi puisi modern diharapkan dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi-eksperimen dengan desain pre-test dan post-test control group. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMAN 1 Blahbatuh, dan sampel diambil secara purposif dari dua kelas yang setara. Data dikumpulkan melalui angket apresiasi sastra dan observasi partisipatif selama proses pembelajaran. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan uji-t independen untuk membandingkan skor rata-rata apresiasi sastra antara kelompok eksperimen (yang menerima pembelajaran musikalisasi puisi) dan kelompok kontrol (yang menerima pembelajaran konvensional). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam apresiasi sastra siswa pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Siswa yang terlibat dalam musikalisasi puisi menunjukkan antusiasme yang lebih tinggi, pemahaman yang lebih baik terhadap makna puisi, serta kemampuan mengekspresikan interpretasi mereka secara kreatif. Temuan ini mengindikasikan bahwa musikalisasi puisi modern efektif sebagai strategi pedagogis dalam pendidikan seni, khususnya kajian interdisipliner pendidikan seni, untuk menumbuhkan minat dan apresiasi siswa terhadap sastra.</em></p>I Kadek ArtawanIda Ayu TrisnawatiNi Luh Sustiawati
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI YOUTUBE DAN POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII DI SMP PINGKU, KECAMATAN PARUNGPANJANG, KABUPATEN BOGOR
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3508
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan animasi YouTube dan media pembelajaran berbasis poster terhadap peningkatan pemahaman siswa tentang ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas VII SMP Pingku, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan awal bahwa pembelajaran biologi di sekolah tersebut masih kurang optimal karena terbatasnya variasi media, sehingga mengakibatkan rendahnya partisipasi dan pemahaman siswa di kelas. Metode yang digunakan adalah penerapan video animasi YouTube dan poster dalam kegiatan pembelajaran, dengan mengamati perubahan keterlibatan dan pemahaman siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kedua media tersebut efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Penggunaan animasi YouTube memfasilitasi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep abstrak secara visual dan menarik, sementara poster membantu siswa memperkuat daya ingat mereka melalui penyajian informasi yang jelas dan ringkas. Oleh karena itu, kombinasi animasi YouTube dan poster direkomendasikan sebagai alternatif inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di kelas.</p>Siti Aidatul FikriyahDian Listiani
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097PENERAPAN FILM ANIMASI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3390
<p>Bahasa merupakan aspek fundamental dalam perkembangan anak. Kemampuan berbahasa yang baik mencakup kosakata yang luas, kemampuan memahami instruksi, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Di era digital ini, film animasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Jika dimanfaatkan dengan tepat, film animasi dapat menjadi media yang efektif untuk mendukung proses belajar, khususnya dalam pengembangan bahasa. Penelitian ini mengkaji tentang penerapan film animasi sebagai alat bantu pengajaran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini mengkaji jurnal, buku ,artikel dan penelitian terkait pengaruh film animasi terhadap kemampuan berbahaasa anak usia dini. Penerapan film animasi berhasil memperkaya kosakata anak, meningkatkan kemampuan menyimak anak, dan anak dapat mengekspresikan dirinya dengan lebih baik melalui stimulus audio-visual yang interaktif dan menyenangkan.</p> <p><em>Language is a fundamental aspect of child development. Good language skills include a broad vocabulary, the ability to understand instructions, and the ability to communicate effectively. In this digital era, animated films have become an inseparable part of children's lives3. If utilized appropriately, animated films can be an effective medium to support the learning process, especially in language development.This research examines the application of animated films as a teaching aid to improve language skills in children aged 5-6 years. This research reviews journals, books, articles, and studies related to the influence of animated films on early childhood language skills. The application of animated films successfully enriches children's vocabulary, improves their listening skills, and enables children to express themselves better through interactive and enjoyable audio-visual stimuli</em></p>Halimatus Sa'diahSyamsiah Depalina
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097CEREBRAL PALSY
https://ojs.co.id/1/index.php/jpi/article/view/3532
<p>Cerebral Palsy (CP) adalah gangguan neurologis permanen yang memengaruhi gerakan dan koordinasi otot, terjadi akibat kerusakan otak sebelum, selama, atau setelah kelahiran. Anak dengan CP dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus yang memerlukan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat mengakses pendidikan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik CP serta strategi penanganan dan pembelajaran yang sesuai di lingkungan pendidikan inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi literatur dan wawancara terhadap guru pendidikan khusus. Hasilnya menunjukkan bahwa dukungan holistik dari guru, keluarga, dan tenaga medis, serta penerapan Individualized Education Program (IEP), sangat penting dalam meningkatkan partisipasi dan perkembangan anak dengan CP di sekolah.</p> <p><em>Cerebral Palsy (CP) is a permanent neurological disorder that affects muscle movement and coordination, caused by brain damage occurring before, during, or after birth. Children with CP are categorized as children with special needs who require appropriate learning strategies to access education optimally. This study aims to describe the characteristics of CP and identify suitable handling and learning strategies within an inclusive educational environment. The research employs a descriptive qualitative approach through literature review and interviews with special education teachers. The results indicate that holistic support from teachers, families, and medical professionals, along with the implementation of an Individualized Education Program (IEP), plays a crucial role in enhancing the participation and development of children with CP in schools.</em></p>Jevika Br DepariYolanda Reka LestariFatihaturahmaAmpun Bantali
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Pendidikan Inklusif
2025-07-302025-07-3097