Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi id-ID Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif PENDEKATAN KONSELING HUMANISTIK DALAM MENANGANI ANAK YANG SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KARENA FAKTOR KELUARGA https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3456 <p>Ketidak hadiran siswa di sekolah yang disebabkan oleh faktor keluarga merupakan permasalahan serius yang memerlukan penanganan komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pendekatan konseling humanistik dalam menangani anak yang sering tidak masuk sekolah karena faktor keluarga. Pendekatan konseling humanistik menekankan pada penciptaan hubungan yang penuh empati antara konselor dan klien, dengan fokus pada pemahaman diri dan perkembangan pribadi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap guru bimbingan konseling, siswa, dan pihak terkait di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan konseling humanistik efektif dalam menangani masalah ketidakhadiran siswa melalui tiga strategi utama: (1) penciptaan relasi yang penuh empati dan penerimaan tanpa syarat, (2) eksplorasi dan pemahaman terhadap dinamika keluarga, dan (3) pengembangan kemandirian dan peningkatan rasa percaya diri anak. Pendekatan ini membantu siswa merasa diterima, memahami masalah keluarga yang dialami, dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi tantangan. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan layanan bimbingan konseling di sekolah dalam menangani siswa dengan latar belakang masalah keluarga.</p> <p><em>Student absence from school due to family factors is a serious problem that requires comprehensive handling. This study aims to analyze the effectiveness of the humanistic counseling approach in dealing with children who are often absent from school due to family factors. The humanistic counseling approach emphasizes the creation of an empathetic relationship between counselors and clients, with a focus on self-understanding and personal development. The research method used is qualitative with in-depth interview techniques with guidance and counseling teachers, students, and related parties at school. The results of the study indicate that the humanistic counseling approach is effective in dealing with the problem of student absence through three main strategies: (1) creating an empathetic relationship and unconditional acceptance, (2) exploring and understanding family dynamics, and (3) developing independence and increasing children's self-confidence. This approach helps students feel accepted, understand the family problems they experience, and develop the ability to overcome challenges. These findings provide an important contribution to the development of guidance and counseling services in schools in dealing with students with a background of family problems.</em></p> Giri Satrio Dedeh Rohimi Delima Safarina Nabilah Alimah Nadine Nur Hasan Yulia Elfrida Yanty Siregar Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIVE LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SEKOLAH DASAR https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3479 <p>Penelitian ini merupakan penelitian Study Literature Review (SLR)dan banyak digunakan dalam penulisan jurnal ilmiah, khususnya untuk menganalisis berbagai sumber pustaka terkait topik tertentu. Study Literature bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas model pembelajaran generatif dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa sekolah dasar. Model Pembelajaran Generative learning dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme, di mana siswa secara aktif membangun pengetahuan sendiri dengan menghubungkan informasi baru dengan pengalaman atau pengetahuan awal yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil kajian berbagai penelitian menunjukkan bahwa penerapan generative learning memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa, dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Selain itu, pendekatan ini juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Studi ini merekomendasikan penggunaan model pembelajaran generatif sebagai salah satu alternatif inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar.</p> <p><em>This research is a Study Literature Review (SLR) research and is widely used in writing scientific journals, especially to analyze various sources of literature related to a particular topic. Study Literature aims to explore the effectiveness of the generative learning model in improving the mathematical connection skills of elementary school students. The Generative Learning Model is known as a learning approach based on constructivism theory, where students actively build their own knowledge by connecting new information with previous experiences or knowledge. The results of various studies show that the application of generative learning has a significant influence on improving students' mathematical connection skills, compared to conventional learning models. In addition, this approach also encourages students to think critically and creatively in solving mathematical problems. This study recommends the use of the generative learning model as an innovative alternative to improve the quality of mathematics learning in elementary schools.</em></p> Cici Amelia Rahma Syahrani Berliandi Waruwu Taruli Marito Silalahi Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPIT MODERN BIS BALIKPAPAN https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3477 <p>Orang tua adalah salah satu elemen penting yang menentukan keberhasilan proses pendidikan yang sedang dilakukan oleh siswa, karena orang tua adalah sosok yang selalu hadir dalam keseharian siswa dan memiliki waktu yang lebih lama bersama dengan siswa. Perhatian orang tua secara langsung ataupun tidak langsung akan menumbuhkan semangat (motivasi) siswa dalam belajar, terutama dalam hubungannya dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini karena PAI berperan sangat krusial dalam mencetak kepribadian, moral, akhlak, dan spiritual siswa dan semua itu dapat terealisasi dengan perhatian yang orang tua berikan kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa SMPIT Modern BIS Balikpapan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 14 siswa kelas 8. Instrumen penelitian telah diuji validitas dan reliabilitasnya serta memenuhi syarat distribusi normal. Hasil analisis regresi linear tersebut juga menunjukkan bahwa perhatian orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar PAI. Nilai signifikansi sebesar 0,004 &lt; 0,05 dan t hitung sebesar 3,541 &gt; t tabel 2,179, serta nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,511 menunjukkan bahwa perhatian orang tua memberikan pengaruh sebesar 51,1% terhadap motivasi belajar siswa. Jadi, perhatian orang tua memiliki pengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran PAI di lingkungan sekolah Islam terpadu seperti SMPIT BIS Balikpapan.</p> <p><em>Parents are one of important elements that det,ermine the success of the educational process being carried out by students, because parents are figures who are always present in students' daily lives and have more time with students. Parental attention, both directly and indirectly, will foster students' enthusiasm (motivation) in learning, especially in relation to Islamic Relig.ious Education (PAI) learning. This is because P.AI has crucial role in shaping the character, morals, ethics, and spirituality of students and all of that can be realized with the attention that parents give to students. This stu;dy to determine the effect of parental at1tention on the motivation to learn Islamic Religious Edu-cation (PAI) in SMPIT Modern BIS Balikpapan students. This study uses a quantitative approach with a data collection technique in the form of a questionnaire. The sample in this study was 14 8th grade students. The research instrument has been tested for validity and reliability and meets the requirements of normal distribution. The results of the simple linear regression analysis show that parental attention has a significant effect on the motivation to learn PAI. The significance value of 0.004 &lt;0.05 and t count of 3.541&gt; t table 2.179, and the coefficient of determination (R Square) of 0.511 indicate that parental attention has an influence of 51.1% on student learning motivation. So, parental attention has an influence on increasing student learning motivation, especially in Islamic Religious Education learning in an integrated Islamic school environment such as SMPIT BIS Balikpapan.</em></p> Sa'dulloh Iskandar Yusuf Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PENGARUH PENGGUNAAN YOUTUBE SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI PERKANTORAN SISWA KELAS XI MPLB II SMK NEGERI 7 MEDAN https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3470 <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana pemanfaatan YouTube sebagai sumber belajar serta kebiasaan belajar siswa berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar pada mata pelajaran Teknologi Perkantoran di kelas XI MPLB II SMK Negeri 7 Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif. Seluruh siswa kelas XI MPLB menjadi populasi penelitian, dengan pengambilan sampel sebanyak 30 peserta didik melalui teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan mencakup kuesioner dan tes hasil belajar, sementara teknik analisis data dilakukan melalui regresi linier berganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa variabel penggunaan YouTube (X₁) memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar, ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,504 dan tingkat signifikansi 0,019 (&lt; 0,05). Selain itu, variabel kebiasaan belajar (X₂) juga menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan t hitung sebesar 2,782 dan signifikansi 0,010 (&lt; 0,05). Secara simultan, kedua variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil uji F dengan F hitung sebesar 18,124 dan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R²) sebesar 0,573 mengindikasikan bahwa 57,3% variasi dalam hasil belajar dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media YouTube sebagai alat bantu belajar serta pembiasaan perilaku belajar yang positif memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan prestasi akademik siswa. Penelitian ini merekomendasikan pemanfaatan teknologi digital secara optimal sebagai strategi pembelajaran yang atraktif, partisipatif, dan kontekstual.</p> <p><em>This research investigates the extent to which YouTube, as a digital learning resource, alongside students’ study habits, influences academic performance in the Office Technology subject among grade XI MPLB II students at SMK Negeri 7 Medan. Employing a quantitative descriptive design, the study involved a sample of 30 students selected via simple random sampling from the overall grade XI MPLB population. Data were gathered through questionnaires and academic tests, and analyzed using multiple linear regression techniques. The results demonstrate that YouTube usage (X₁) has a statistically significant effect on learning achievement, indicated by a t-value of 2.504 with a significance level of 0.019. Likewise, study habits (X₂) also exert a significant influence, with a t-value of 2.782 and a p-value of 0.010. When analyzed together, both independent variables significantly contribute to learning outcomes, as reflected in the F-test result of 18.124 (p &lt; 0.001). The coefficient of determination (R²) value of 0.573 suggests that 57.3% of the variance in students’ academic performance is attributed to the combined influence of these two variables. In summary, the integration of YouTube as an educational platform, coupled with disciplined study practices, plays a vital role in enhancing student learning outcomes. The study advocates for the strategic implementation of digital media to promote interactive and learner-centered educational experiences.</em></p> Aulia Hasbi Sipahutar Nelly Armayanti Dodi Pramana Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PERAN PSIKOLINGUISTIK DALAM MEMAHAMI BAHASA ANAK https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3461 <p>Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara pikiran dan bahasa. Dalam perkembangan anak, psikolinguistik membantu memahami bagaimana anak belajar, memahami, dan menggunakan bahasa. Faktor seperti perkembangan otak, kemampuan berpikir, dan interaksi dengan lingkungan memengaruhi kemampuan bahasa anak. Artikel ini membahas bagaimana anak memproses bunyi, memahami kata, membentuk kalimat, dan berkomunikasi dengan tepat. Selain itu, pemahaman psikolinguistik dapat membantu mengatasi masalah bahasa pada anak dan mendukung pembelajaran bahasa di rumah. Dengan memahami cara anak belajar bahasa, orang tua, guru, dan terapis diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih efektif dalam perkembangan bahasa anak.</p> <p><em>Psycholinguistics is the study of the relationship between the mind and language. In child development, psycholinguistics helps understand how children learn, comprehend, and use language. Factors such as brain development, cognitive abilities, and environmental interactions influence children's language skills. This article discusses how children process sounds, understand words, form sentences, and communicate effectively. Additionally, psycholinguistic understanding can help address language problems in children and support language learning at home and. By understanding how children acquire language, parents, teachers, and therapists are expected to provide more effective support for children's language development.</em></p> Arvinna Ryandita Merly Eko Suroso Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DI SEKOLAH https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3495 <p>Model ini menekankan proses menemukan konsep secara mandiri sehingga siswa dilatih untuk berpikir secara kritis, logis dan sistematis. error io new ex 404 Satu studi yang dilakukan di sekolah menengah menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan belajar dari pendekatan ilmiah secara tradisional diajarkan untuk belajar dari pendekatan ilmiah untuk mencapai skor posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa di kelas kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan dapat membantu siswa untuk membangun konsep matematika dengan lebih bijak. Studi lain yang menggabungkan penemuan pembelajaran dengan pendekatan CRT (pendidikan respons budaya) juga menunjukkan hasil yang sangat positif. Penelitian kampanye kelas secara signifikan meningkatkan nilai-nilai inferensi matematika siswa dan siklus kedua dari pra-siklus. Selain pendekatan budaya, penggunaan teknologi seperti aplikasi geogebra dan konten kreatif tikk dalam pembelajaran penemuan juga mendorong peningkatan diskusi siswa. Menggunakan media digital dengan jelas meningkatkan motivasi untuk belajar, partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan fakta bahwa pembelajaran membawa aspek debat. Ini menegaskan betapa pentingnya inovasi untuk belajar matematika. Ini berfokus tidak hanya pada materi, tetapi juga pada metode dan media yang digunakan.</p> <p>Lebih jauh, sebuah penelitian sistematis menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) yang mengkaji tren penelitian Discovery Learning dari tahun 2012 hingga 2021 menemukan bahwa sebagian besar penelitian dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan fokus materi pada bangun ruang. Mayoritas temuan penelitian mengindikasikan bahwa Discovery Learning memberikan efek positif yang lebih besar dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Selain itu, pengembangan alat pembelajaran matematika seperti silabus, RPP, dan LKPD yang berbasis Discovery Learning juga terbukti valid dan efektif dalam penggunaan di kelas. Validitas alat tersebut mencapai lebih dari 92%, sedangkan tingkat kepraktisannya mencapai lebih dari 92,5%, yang menunjukkan bahwa alat ini sangat layak untuk mendukung peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Secara keseluruhan, pendekatan Discovery Learning terbukti tidak hanya ampuh dalam meningkatkan kemampuan berpikir matematis, tetapi juga kemampuan logika dan literasi numerasi para siswa. Di tingkat sekolah dasar, metode ini menunjukkan dampak yang signifikan dalam meningkatkan literasi numerasi matematis siswa terkait dengan topik pengolahan dan penyajian data. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan signifikan antara implementasi Discovery Learning dan peningkatan kemampuan numerasi siswa. Oleh karena itu, Discovery Learning dapat dianggap sebagai pendekatan pembelajaran yang adaptif, inovatif, dan relevan untuk digunakan dalam pendidikan matematika, khususnya untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan berpikir tingkat tinggi di abad ke-21. Pendekatan ini juga memberikan kesempatan besar bagi guru untuk merancang pembelajaran yang tidak hanya berarti, tetapi juga menyenangkan dan kontekstual.</p> Nadia Oktavia Hutagalung Jesika Dwi Amanda Damanik Chrystyne Sipayung Taruli Marito Silalahi Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PENGARUH MATAKULIAH MICRO TEACHING DAN PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU PADA MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN STAMBUK 2021 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3393 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mata kuliah micro teaching dan pengalaman Pengenalan Lapangan Persekolahan II terhadap kesiapan menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2021 Universitas Negeri Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2021 yang mengikuti matakuliah micro teaching dan pengenalan lapangan persekolahan II, dengan jumlah sampel sebanyak 88 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa matakuliah micro teaching memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan menjadi guru. Sementara itu, pengenalan lapangan persekolahan II juga berpengaruh terhadap kesiapan menjadi guru. Secara simultan, kedua variabel tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesiapan mahasiswa untuk menjadi guru. Temuan ini membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan dasar mengajar dan pengalaman mengajar sebagai faktor pendorong untuk membentuk kesiapan menjadi guru pada mahasiswa.</p> <p><em>This study aims to determine the influence of the Micro Teaching course and School Field Introduction II (PLP II) experience on readiness to become teachers among 2021 Office Administration Education students at Universitas Negeri Medan. The research employs a quantitative approach with descriptive methods. The population comprises all 2021 Office Administration Education students enrolled in the Micro Teaching course and PLP II, with a sample size of 88 respondents. Multiple linear regression was used as the data analysis technique. The results indicate that the Micro Teaching course has a positive and significant influence on readiness to become teachers. Similarly, PLP II also significantly contributes to teaching readiness. Collectively, both variables provide significant simultaneous contributions to enhancing students’ preparedness for teaching. These findings prove the critical importance of mastering basic teaching skills and teaching experience as driving factors in shaping students’ readiness for the teaching profession.</em></p> Dewi Anisa Dodi Pramana Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PENGARUH KEAKTIFAN SISWA KELAS 10 TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH SMA WIJAYA KUSUMA https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3478 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keaktifan siswa kelas X terhadap hasil belajar matematika di SMA Wijaya Kususma dengan pendekatan kuantitatif menggunakan uji korelasi terhadap 33 responden. Data dikumpulkan melalui angket keaktifan siswa dan nilai ujian akhir semester ganjil tahun ajaran 2024/2025. Hasil menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara keaktifan siswa dan hasil belajar matematika dengan koefisien korelasi sebesar 0,429 dan signifikansi 0,0126 (p&lt;0,05). Keaktifan siswa berkontribusi sebesar 18,4% terhadap hasil belajar, sementara 81,6% dipengaruhi faktor lain seperti motivasi dan kemampuan awal. Keaktifan siswa diukur melalui partisipasi dalam diskusi, tanya jawab, dan penyelesaian tugas, semntara hasil belajar diambil dari nilai ujian akhir. Meskipun mayoritas siswa menunjukkan keaktifan cukup baik, peningkatan partisipasi aktif masih diperlukan. Oleh karena itu, disarankan penggunaan strategi pembelajaran kolaboratif dan penilaian berbasis aktivitas untuk mendorong keterlibatan siswa secara optimal.</p> <p><em>This study aims to analyze the effect of class X student activeness on mathematics learning outcomes at Wijaya Kusuma High School with a quantitative approach using the correlation test on 33 respondents. Data were collected through student activeness questionnaires and odd semester final exam scores in the 2024/2025 school year. The results showed a positive and significant relationship between student activeness and math learning outcomes with a correlation coefficient of 0.429 and a significance of 0.0126 (p &lt; 0.05). Student activeness contributed 18.4% to learning outcomes, while 81.6% was influenced by other factors such as motivation and initial ability. Activeness was measured through participation in discussion, question and answer, and task completion, while learning outcomes were taken from final exam scores. Although the majority of students showed good engagement, there is still a need to improve active participation. Therefore, it is recommended to use collaborative learning strategies and activity-based assessment to encourage optimal student engagement.</em></p> Cindi Yuliana Ana Nadya Nur Rohmah Siti Almar Atu Zahro Anik Pujiati Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP EKOLOGI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN EKSPLORASI DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO DI KELAS VII SMPN 2 CIMARGA, Kab. LEBAK-BANTEN https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3476 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada materi ekologi dan keanekaragaman hayati antara penggunaan media pembelajaran eksplorasi dan media berbasis video di SMPN 2 Cimarga. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuantitatif dengan dua kelompok perlakuan. Kelompok eksperimen menggunakan media eksplorasi, sedangkan kelompok kontrol menggunakan media video. Hasil belajar diukur melalui tes objektif. Analisis data dilakukan dengan uji ANAVA dan Tukey. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa yang menggunakan media eksplorasi lebih tinggi dibandingkan kelompok video. Uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara kedua media, sehingga dapat disimpulkan bahwa media eksplorasi lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.</p> <p><em>This study aims to determine the differences in student learning outcomes in ecology and biodiversity material between the use of exploration learning media and video-based media at SMPN 2 Cimarga. The research method used was a quantitative experiment with two treatment groups. The experimental group used exploration media, while the control group used video media. Learning outcomes were measured through objective tests. Data analysis was carried out using the ANOVA test and the Tukey test. The results showed that the average score of students using exploration media was higher than the video group. Statistical tests showed that there was a significant difference between the two media, so it can be concluded that exploration media is more effective in improving student learning outcomes.</em></p> Ai Nihayah Dian Listiani Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7 PERAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA SISWA KELAS I MADRASAH IBTIDAIYAH MA’HAD AL-ZAYTUN https://ojs.co.id/1/index.php/jlpi/article/view/3468 <p>Mutiara Wahidiyah, 2025. Peran Guru dalam Pendidikan Seks pada Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Al-Zaytun. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS) Indramayu. Pembimbing: Moh. Mas’ud Arifin dan Iis Humaeroh. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran guru dalam memberikan pendidikan seks kepada siswa kelas I di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Al-Zaytun, serta mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai tubuh mereka, hak privasi, dan pencegahan pelecehan seksual. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya pendidikan seks usia dini sebagai upaya preventif terhadap pelecehan seksual, serta masih minimnya pemahaman masyarakat terhadap urgensi pengenalan pendidikan seks pada siswa-siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari dua guru kelas I dan enam siswa berusia di bawah delapan tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berperan sebagai korektor, informator, pembimbing, demonstrator, dan evaluator dalam mengenalkan pendidikan seks kepada siswa. Guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membimbing dan memberikan contoh konkret tentang batasan tubuh, sentuhan yang pantas dan tidak pantas, serta pentingnya menjaga privasi. Selain itu, siswa kelas I telah memiliki pemahaman dasar mengenai bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh, pentingnya menjaga aurat, serta tindakan yang harus dilakukan jika mengalami pelecehan, meskipun pemahaman ini masih perlu diperkuat melalui pendekatan yang berkesinambungan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran guru sangat penting dalam menanamkan pendidikan seks sejak usia dini. Oleh karena itu, pendidikan seks sebaiknya menjadi bagian dari kurikulum formal dan dilakssiswaan secara kolaboratif antara guru, orang tua, dan lingkungan sosial siswa.</p> Mutiara Wahidiyah Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif 2025-07-30 2025-07-30 6 7