Jurnal Kesehatan Afinitas
https://ojs.co.id/1/index.php/jka
id-IDJurnal Kesehatan AfinitasHUBUNGAN BEBAN KERJA, KOMPETENSI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PETUGAS UNIT HIPERBARIK DI RS BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3639
<p>Kinerja tenaga kesehatan merupakan faktor kunci dalam menjamin mutu pelayanan rumah sakit, terutama di unit khusus seperti Unit Hiperbarik RS Bhayangkara Tingkat III Manado yang menangani kasus kritis berisiko tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh beban kerja, kompetensi, dan disiplin kerja terhadap kinerja petugas, baik secara parsial maupun simultan. Metode penelitian menggunakan pendekatan explanatory research dengan desain kuantitatif berbasis survei analitik. Populasi penelitian mencakup seluruh 40 petugas Unit Hiperbarik, dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner skala Likert 1–4 yang diuji validitas dan reliabilitasnya (r-hitung > 0,361; Cronbach’s Alpha 0,912–0,929). Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 26.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel independen—beban kerja (B=0,307; p=0,003), kompetensi (B=0,402; p=0,000), dan disiplin kerja (B=0,366; p=0,002)—berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja petugas. Secara parsial, kompetensi merupakan faktor dominan yang memiliki pengaruh terbesar terhadap peningkatan mutu kinerja, diikuti disiplin kerja dan beban kerja. Secara simultan, ketiga variabel saling melengkapi dalam membentuk fondasi kinerja optimal. Temuan ini menegaskan bahwa peningkatan kinerja petugas hanya dapat dicapai melalui manajemen beban kerja yang proporsional, pengembangan kompetensi profesional, serta penegakan disiplin kerja secara konsisten. Penelitian ini menutup gap riset sebelumnya yang jarang menyoroti pengaruh simultan ketiga faktor tersebut di unit hiperbarik, sekaligus memberikan kontribusi teoretis dan praktis dalam pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit.</p> <p><em>Health worker performance is a key factor in ensuring the quality of hospital services, especially in specialised units such as the Hyperbaric Unit at Bhayangkara Hospital Level III Manado, which handles high-risk critical cases. This study aims to analyse the influence of workload, competence, and work discipline on staff performance, both partially and simultaneously. The research method uses an explanatory research approach with a quantitative design based on analytical surveys. The study population includes all 40 staff members of the Hyperbaric Unit, using total sampling technique. The research instrument consists of a 1–4 Likert scale questionnaire, which was tested for validity and reliability (r-calculated > 0.361; Cronbach’s Alpha 0.912–0.929). Data analysis was conducted using multiple linear regression with the assistance of SPSS 26.0. The results showed that the three independent variables—workload (B=0.307; p=0.003), competence (B=0.402; p=0.000), and work discipline (B=0.366; p=0.002)—had a positive and significant effect on staff performance. Partially, competence is the dominant factor that has the greatest influence on improving performance quality, followed by work discipline and workload. Simultaneously, these three variables complement each other in forming the foundation for optimal performance. These findings confirm that improving staff performance can only be achieved through proportional workload management, professional competence development, and consistent enforcement of work discipline. This study addresses the gap in previous research, which rarely highlighted the simultaneous influence of these three factors in hyperbaric units, while also contributing theoretically and practically to hospital human resource management.</em></p>Heidy David RichardYanuar JakPurwanti Aminingsih
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078ANALISIS PENGARUH BUDAYA KERJA, MOTIVASI, SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT KONTRAK INSTALASI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III MANADO
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3637
<p>Kinerja perawat kontrak di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado, khususnya di Instalasi Rawat Inap, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk budaya kerja, motivasi, dan lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat kontrak di Instalasi Rawat Inap RS Bhayangkara Tk III Manado. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain survei. Sampel penelitian terdiri dari 86 perawat kontrak yang bekerja di Instalasi Rawat Inap pada periode Mei hingga Juli 2025. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang mengukur variabel budaya kerja, motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kinerja perawat. Analisis data dilakukan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap kinerja perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kerja, motivasi kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat kontrak. Secara spesifik, budaya kerja memiliki pengaruh terbesar, diikuti oleh motivasi kerja dan lingkungan kerja. Secara simultan, ketiga variabel tersebut dapat menjelaskan 35,6% variasi dalam kinerja perawat. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi manajemen rumah sakit untuk memperkuat budaya kerja yang positif, meningkatkan motivasi kerja perawat, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung guna meningkatkan kinerja perawat dan kualitas pelayanan rumah sakit.</p> <p><em>The performance of contract nurses at Bhayangkara Tk III Hospital Manado, particularly in the Inpatient Installation, is influenced by various factors, including work culture, work motivation, and work environment. This study aims to analyze the impact of work culture, work motivation, and work environment on the performance of contract nurses at the Inpatient Installation of Bhayangkara Tk III Hospital Manado. This research employs a quantitative method with a survey design. The sample consists of 86 contract nurses working in the Inpatient Installation during the period of May to July 2025. Data collection was carried out through the distribution of questionnaires measuring the variables of work culture, work motivation, work environment, and nurse performance. Data analysis was performed using multiple linear regression analysis to examine the impact of independent variables on nurse performance. The results of the study show that work culture, work motivation, and work environment significantly affect the performance of contract nurses. Specifically, work culture has the greatest influence, followed by work motivation and the work environment. Simultaneously, these three variables account for 35.6% of the variation in nurse performance. This study provides recommendations for hospital management to strengthen positive work culture, enhance work motivation among nurses, and create a supportive work environment to improve nurse performance and the overall quality of hospital services.</em></p>Agung DarmawanYanuar JakPurwanti Aminingsih
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU MENGGUNAKAN METODE HOT-FIT
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3599
<p>Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) berperan penting dalam sistem kesehatan nasional sebagai penyedia layanan kesehatan dasar. Penelitian ini mengevaluasi penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Kedungmundu Semarang menggunakan metode HOT-FIT, yang mencakup aspek Human, Organization, Technology, dan Net Benefit. Metode deskriptif kualitatif digunakan dengan subjek penelitian yang terdiri dari petugas IT, perawat, bidan, dan Kepala Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun SIMPUS mempermudah pekerjaan dan meningkatkan produktivitas, pengguna mengalami masalah dengan kecepatan sistem yang sering mengalami loading. Pelatihan lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan keterampilan pengguna. Dari segi organisasi, dukungan manajemen dan SOP yang jelas ada, tetapi tidak adanya tim pengelola khusus untuk SIMPUS mengakibatkan ketergantungan pada petugas IT. Di aspek teknologi, SIMPUS menunjukkan keakuratan data yang baik, namun sering menghadapi kendala jaringan yang mengganggu akses. Integrasi dengan sistem lain, seperti SATU SEHAT, terbukti membantu mengurangi kesalahan input data. Meski demikian, kebutuhan akan evaluasi berkelanjutan dan perbaikan infrastruktur sangat diperlukan agar sistem dapat berfungsi secara optimal. Dari segi manfaat, SIMPUS menunjukkan dampak positif bagi pengguna dengan mempermudah proses administrasi dan meningkatkan efisiensi operasional. Penelitian ini merekomendasikan perbaikan sistem dan peningkatan dukungan terhadap pengguna untuk optimalisasi SIMPUS di masa mendatang.</p>Shafa Meutia SalsabilaSinta Novratilova
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078PENGARUH PEMBERIAN BUAH KURMA TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI ANEMIA
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3657
<p>Anemia sering terjadi khususnya pada remaja putri, karena pada masa ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat adanya pertumbuhan dan menstruasi. Berdasarkan dinkes jateng di Kabupaten Semarang prevalensi anemia sebesar 12,84 %. Dampak anemia pada remaja putri adalah pusing, mata berkunang-kunang, kelopak mata, bibir, lidah, kulit, telapak tangan menjadi pucat, lesu, lemah, letih, lelah, lunglai, dan juga berdampak panjang karena perempuan nantinya akan hamil dan memiliki anak. Kurma khalas mengandung karbohidrat khalas, protein, lemak, serat, kalsium, fosfor, natrium, kalium, zat besi, zinc, vitamin C dan serat yang dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Tujuan : Mengetahui pengaruh buah kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri anemia. Metode : Penelitian Pre-Experimental dengan desain One Group Pretest-Posttest dengan populasi seluruh remaja kelas 10 yang mengalami anemi ringan-sedang, sampel 22. Intervensi buah kurma dengan dosis 7 buttir sehari selama 7 hari. Uji Analisa dengan Paired Sample T-Test Hasil : Rata-rata hemoglobin sebelum diberikan perlakuan 10,3 g/dl sedangkan rata-rata hemoglobin sesudah perlakuan 11,9 g/dl mengalami kenaikan sebanyak 1,6 g/dl . Analisis statistic didapatkan p value 0,000 (<0,00%). Kesimpulan : Ada pengaruh buah kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri anemia.</p> <p><em>Anemia is often encountered, especially in teenage girls, as there is an increased need for iron during this period due to growth and menstruation. According to the Central Java Health Department, the prevalence of anemia in Semarang Regency is 12.84%. The impacts of anemia on teenage girls include dizziness, blurred vision, pale eyelids, lips, tongue, skin, and palms, as well as feelings of lethargy, weakness, fatigue, and exhaustion, which can have long-term effects since women will eventually become pregnant and have children. Khalas dates contain carbohydrates, protein, fat, fiber, calcium, phosphorus, sodium, potassium, iron, zinc, vitamin C, and fibers that can help improve iron absorption. Objective: To determine the effect of dates on increasing hemoglobin levels in anemic teenage girls. Method: Pre-experimental research with a One Group Pretest-Posttest design involving all 10th-grade teenagers who experience mild to moderate anemia, with a sample size of 22. The intervention involves dates with a specific dosage 7 dates per day for 7 days. Analysis Test with Paired Sample T-Test Results: The average hemoglobin before treatment was 10.3 g/dl while the average hemoglobin after treatment was 11.9 g/dl, an increase of 1.6 g/dl. Statistical analysis showed a p value of 0.000 (<0.00%). Conclusion: There is an effect of dates on the increase of hemoglobin levels in anemic teenage girls. </em></p>Devi Anggraeny PuspaningrumRita Riyanti Kusumadewi
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-09-022025-09-0278ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SIMRS DAN KOMPETENSI DIGITAL SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN INSTALASI RAWAT INAP DI RS BHAYANGKARA TK III MANADO
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3640
<p>Perkembangan teknologi informasi mendorong transformasi digital dalam pelayanan kesehatan, termasuk penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk mengintegrasikan data administratif, klinis, dan keuangan secara real time. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penerapan SIMRS dan kompetensi digital sumber daya manusia terhadap kinerja tenaga kesehatan di RS Bhayangkara Tingkat III Manado. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain survei analitik. Populasi penelitian mencakup seluruh tenaga kesehatan aktif yang menggunakan SIMRS sebanyak 159 orang, diambil dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang mengukur penerapan SIMRS, kompetensi digital, dan kinerja tenaga kesehatan, kemudian dianalisis melalui regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik untuk memastikan validitas model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SIMRS berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kesehatan (B = 0,214; p = 0,001), membantu memperlancar proses layanan dan meningkatkan efisiensi, meskipun pengaruhnya lebih kecil dibanding kompetensi digital. Kompetensi digital sumber daya manusia memiliki pengaruh lebih dominan (B = 0,365; p = 0,000), menegaskan pentingnya kemampuan tenaga kesehatan dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk pengelolaan data pasien, pengambilan keputusan, dan pelayanan yang lebih cepat dan akurat. Secara simultan, SIMRS dan kompetensi digital menjelaskan 52,1% variasi kinerja tenaga kesehatan (R² = 0,521; F = 85,234; p = 0,000), menunjukkan kombinasi penerapan teknologi dan kemampuan digital saling melengkapi dalam meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Temuan ini menekankan perlunya strategi pengembangan kompetensi digital SDM yang terintegrasi dengan optimalisasi SIMRS untuk meningkatkan efektivitas layanan rumah sakit.</p> <p><em>Advances in information technology have driven digital transformation in healthcare services, including the implementation of Hospital Management Information Systems (HMIS) to integrate administrative, clinical, and financial data in real time. This study aims to analyse the impact of HMIS implementation and digital competence of human resources on the performance of healthcare workers at Bhayangkara Hospital Level III Manado. A quantitative approach was used with an analytical survey design. The study population included all active healthcare workers using SIMRS, totaling 159 individuals, selected using total sampling technique. Data were collected using a questionnaire measuring SIMRS implementation, digital competencies, and healthcare worker performance, then analysed via multiple linear regression with classical assumption tests to ensure model validity. The results of the study indicate that the implementation of SIMRS significantly influences healthcare worker performance (B = 0.214; p = 0.001), helping to streamline service processes and improve efficiency, although its influence is smaller than that of digital competence. Digital competence of human resources has a more dominant influence (B = 0.365; p = 0.000), emphasising the importance of healthcare workers' ability to optimise the use of technology for patient data management, decision-making, and faster and more accurate services. Concurrently, SIMRS and digital competence explain 52.1% of the variation in healthcare worker performance (R² = 0.521; F = 85.234; p = 0.000), indicating that the combination of technology implementation and digital competence complements each other in enhancing overall performance. These findings underscore the need for integrated strategies to develop digital competencies among healthcare personnel alongside the optimisation of SIMRS to enhance the effectiveness of hospital services.</em></p>Angelina Purnamasari TanoeisanCicilia WindiyaningsihGrace Rumengan
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078DAMPAK PELATIHAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.III MANADO
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3638
<p>Kinerja tenaga kesehatan di rumah sakit, khususnya di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pelatihan, budaya organisasi, dan sistem kompensasi yang diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pelatihan, budaya organisasi, dan kompensasi terhadap kinerja tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei dan mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada 159 tenaga kesehatan di rumah sakit. Analisis data dilakukan menggunakan uji regresi linier berganda untuk menguji pengaruh secara parsial dan simultan dari ketiga variabel terhadap kinerja tenaga kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan, budaya organisasi, dan kompensasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan. Pelatihan yang tepat dapat meningkatkan keterampilan dan motivasi tenaga kesehatan, sementara budaya organisasi yang mendukung komunikasi terbuka dan kerja sama tim berkontribusi pada efektivitas kerja. Selain itu, kompensasi yang adil dan sesuai dengan kinerja juga memiliki dampak positif pada motivasi dan produktivitas tenaga kesehatan. Secara simultan, ketiga variabel ini terbukti memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kinerja tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pelatihan, memperkuat budaya organisasi, serta meninjau sistem kompensasi guna mendukung peningkatan kinerja tenaga kesehatan yang lebih optimal.</p> <p><em>The performance of healthcare workers in hospitals, particularly at Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado, is significantly influenced by various factors, including training, organizational culture, and the compensation system implemented. This study aims to analyze the impact of training, organizational culture, and compensation on the performance of healthcare workers at this hospital. The research employs a quantitative approach with a survey design and data collection through questionnaires distributed to 159 healthcare workers at the hospital. Data analysis was conducted using multiple linear regression to examine the partial and simultaneous effects of the three variables on healthcare performance. The results indicate that training, organizational culture, and compensation significantly affect the performance of healthcare workers. Proper training enhances the skills and motivation of healthcare workers, while an organizational culture that supports open communication and teamwork contributes to work effectiveness. Additionally, fair compensation based on performance has a positive impact on motivation and productivity. Simultaneously, these three variables significantly contribute to improving healthcare workers' performance at Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado. The study provides recommendations to improve the quality of training, strengthen organizational culture, and reassess the compensation system to support better healthcare worker performance.</em></p>TasrifAhdun TrigonoYaya Aria Santosa
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078ANALISIS PENGARUH WAKTU TUNGGU DAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP LEAN MANAGEMENT DALAM PELAYANAN KESEHATAN MATA DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BHAYANGKARA TK III MANADO
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3636
<p>Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan rumah sakit sering menghadapi masalah waktu tunggu yang lama dan antrean yang tidak efisien, sehingga memengaruhi kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan Lean Management, menganalisis pengaruh waktu tunggu dan kepuasan pasien secara parsial, serta menilai pengaruh keduanya secara simultan pada pelayanan kesehatan mata di Instalasi Rawat Jalan RS Bhayangkara TK III Manado. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif analitik. Sampel terdiri dari 100 pasien yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur berdasarkan indikator waktu tunggu, kepuasan pasien (SERVQUAL), dan penerapan Lean Management. Analisis dilakukan menggunakan regresi linier berganda setelah memenuhi uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien berusia 36–55 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SMA, dan memiliki aktivitas ekonomi mandiri. Rata-rata waktu tunggu di seluruh tahapan pelayanan melebihi standar Permenkes No. 129 Tahun 2008, sedangkan kepuasan pasien termasuk kategori cukup–baik, dengan skor tertinggi pada dimensi reliability dan assurance. Analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa waktu tunggu berpengaruh negatif signifikan terhadap penerapan Lean Management, sedangkan kepuasan pasien berpengaruh positif signifikan. Secara simultan, kedua variabel menjelaskan 38,6% variasi penerapan Lean Management. Temuan ini menegaskan pentingnya pengurangan waktu tunggu dan peningkatan kualitas interaksi tenaga kesehatan untuk mendukung keberhasilan Lean Management. Penelitian ini memberikan dasar bagi perbaikan efisiensi alur pelayanan dan peningkatan kepuasan pasien di rumah sakit.</p> <p><em>Healthcare services in hospital outpatient facilities often face problems of long waiting times and inefficient queues, which affect patient satisfaction. This study aims to identify the application of Lean Management, analyse the partial effects of waiting time and patient satisfaction, and assess the simultaneous effects of both on eye healthcare services at the Outpatient Facility of Bhayangkara Hospital TK III Manado. The study employed a quantitative approach with a descriptive analytical design. The sample consisted of 100 patients selected through purposive sampling. Data were collected using a structured questionnaire based on indicators of waiting time, patient satisfaction (SERVQUAL), and the implementation of Lean Management. Analysis was conducted using multiple linear regression after meeting the classical assumption tests. The results showed that the majority of patients were aged 36–55 years, female, had a high school education, and were economically independent. The average waiting time across all stages of service exceeded the standards set by Ministry of Health Regulation No. 129 of 2008, while patient satisfaction was categorized as adequate to good, with the highest scores in the reliability and assurance dimensions. Multiple linear regression analysis shows that waiting time has a significant negative effect on the implementation of Lean Management, while patient satisfaction has a significant positive effect. Simultaneously, both variables explain 38.6% of the variation in Lean Management implementation. These findings emphasise the importance of reducing waiting time and improving the quality of healthcare interactions to support the success of Lean Management. This study provides a basis for improving service flow efficiency and increasing patient satisfaction in hospitals.</em></p>Charles IndraCicilia WindiyaningsihGrace Rumengan
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078PERAN YODIUM-131 (I-131) DALAM PENGOBATAN KANKER TIROID : LITERATUR REVIEW
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3594
<p>Kajian ini dilakukan untuk mengetahui peran penggunaan Yodium-131 dalam pengobatan kanker tiroid. Kajian ini merupakan tinjauan literatur pada 18 artikel kajian yang telah dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir. Sumber informasi yang digunakan di ambil pada data publikasi Science Direct, Elsevier, Google Scholar, dan PubMed. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa radioaktif yodium (RAI) sangat berperan penting dalam pengobatan di bidang kedokteran nuklir terhadap pasien yang didiagnosis dengan tipe tiroid terdiferensiasi (DTC), papillary thyroid carcinoma (PTC), oncocytic carcinoma (OCA), dan follicular thyroid carcinoma (FTC). Dalam pengobatan RAI, diperlukan perhatian terhadap faktor risiko yang meliputi besar dosis yang diterima, fungsi kelenjar tiroid yang tersisa, dan aktivitas kumulatif yang diberikan sepanjang hidup pasien. Penerapan RAI yang benar dan tepat akan membantu pasien dalam pengobatan berbasis kedokteran nuklir, meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien, serta meminimalkan risiko efek samping. Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang penerapan dan regulasi dosis RAI sangat penting untuk meningkatkan hasil pengobatan kanker tiroid.</p> <p><em>This study was conducted to determine the role of iodine-131 in the treatment of thyroid cancer. This study is a literature review of 18 articles published in the last 10 years. The information sources used were taken from publications in Science Direct, Elsevier, Google Scholar, and PubMed. The results of several studies indicate that radioactive iodine (RAI) plays a crucial role in nuclear medicine treatment for patients diagnosed with differentiated thyroid carcinoma (DTC), papillary thyroid carcinoma (PTC), oncocytic carcinoma (OCA), dan follicular thyroid carcinoma (FTC) In RAI treatment, attention is needed to consider risk factors including the dose received, remaining thyroid gland function, and cumulative activity given throughout the patient's life. Correct and appropriate RAI application will help patients in nuclear medicine-based treatment, increase patient survival rates, and minimize the risk of side effects. Therefore, a better understanding of RAI application and dose regulation is crucial to improving thyroid cancer treatment outcomes.</em></p> <p> </p>Latifah Aulia RasyadaRamacos FardelaAisyah Elliyanti
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078ANALISIS PENGARUH DISIPLIN KERJA, KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PETUGAS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BHAYANGKARA TK III MANADO
https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/3641
<p>Kinerja tenaga kesehatan merupakan faktor penting dalam menentukan mutu pelayanan rumah sakit, khususnya di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) sebagai garda terdepan interaksi dengan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja, kepemimpinan kepala ruangan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja tenaga kesehatan di IRJ RS Bhayangkara Tingkat III Manado. Desain penelitian menggunakan explanatory research dengan pendekatan kuantitatif berbasis survei. Populasi penelitian adalah seluruh tenaga kesehatan IRJ sebanyak 48 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner menggunakan skala Likert, yang sebelumnya diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data meliputi uji asumsi klasik dan regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial disiplin kerja, kepemimpinan kepala ruangan, dan lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja tenaga kesehatan (p < 0,05). Lingkungan kerja merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai koefisien regresi 0,423, menegaskan pentingnya aspek sarana, kenyamanan, dan keamanan kerja dalam meningkatkan produktivitas. Secara simultan, ketiga variabel bebas tersebut juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja, dengan kontribusi yang cukup kuat terhadap pencapaian hasil kerja. Temuan ini menegaskan bahwa kinerja optimal dapat dicapai melalui kombinasi kepatuhan individu, efektivitas kepemimpinan, serta kondisi lingkungan kerja yang mendukung. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dalam pengembangan manajemen SDM kesehatan, sekaligus manfaat praktis sebagai dasar kebijakan rumah sakit untuk memprioritaskan perbaikan lingkungan kerja, penguatan disiplin, serta pengembangan kepemimpinan.</p> <p><em>The performance of healthcare workers is an important factor in determining the quality of hospital services, particularly in the Outpatient Department (OPD) as the frontline of interaction with patients. This study aims to analyse the influence of work discipline, ward leadership, and work environment on healthcare worker performance at the Outpatient Department of Bhayangkara Hospital Level III Manado. The research design employs explanatory research with a quantitative approach based on a survey. The study population consists of all 48 healthcare workers at the Outpatient Department, selected using total sampling technique. Data collection was conducted using a questionnaire with a Likert scale, which had previously been tested for validity and reliability. Data analysis included classical assumption tests and multiple linear regression with a significance level of 5%. The results of the study indicate that, partially, work discipline, ward leadership, and work environment have a significant positive influence on healthcare worker performance (p < 0.05). The work environment is the most dominant variable with a regression coefficient value of 0.423, emphasising the importance of facilities, comfort, and work safety in improving productivity. Simultaneously, these three independent variables also have a significant effect on performance, with a fairly strong contribution to work outcomes. These findings confirm that optimal performance can be achieved through a combination of individual compliance, leadership effectiveness, and a supportive work environment. This study contributes theoretically to the development of healthcare human resource management and provides practical benefits as a basis for hospital policies prioritising work environment improvements, strengthening discipline, and developing leadership.</em></p> <p> </p>Joudhy Stenly WaworuntuYanuar JakPurwanti Aminingsih
Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas
2025-08-302025-08-3078