Jurnal Kesehatan Afinitas https://ojs.co.id/1/index.php/jka id-ID Jurnal Kesehatan Afinitas IMPLEMENTASI PRAKTIK SERVICE EXCELLENCE PETUGAS FRONTLINER DALAM UPAYA MEMBERIKAN MUTU LAYANAN PRIMA DI RUMAH SAKIT YPK MANDIRI https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/2739 <p>Praktik pelayanan prima (service excellence) di rumah sakit memiliki peran vital dalam meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi pelayanan prima oleh petugas frontliner (pendaftaran dan petugas asuransi rawat jalan) di Rumah Sakit YPK Mandiri. Metode yang digunakan adalah observasi kualitatif tidak terstruktur unobstrusive-non-participative, yang dilakukan di bagian pendaftaran dan petugas asuransi rawat jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek personal grooming dan greeting, komunikasi, sikap ramah, dan penampilan petugas telah memenuhi sebagian besar indikator pelayanan prima, seperti bahasa tubuh yang positif, nada suara ramah, dan empati terhadap pasien. Namun, ditemukan beberapa ketidakkonsistenan, seperti penggunaan atribut identitas dan seragam yang belum seragam, serta kurangnya inisiatif dalam menawarkan layanan tambahan kepada pasien. Studi ini menyimpulkan pentingnya penerapan standar yang seragam dan pelatihan berkelanjutan bagi petugas frontliner untuk meningkatkan mutu layanan dan citra rumah sakit. Rekomendasi meliputi penyusunan kebijakan internal terkait pelayanan prima, program monitoring berkala, dan pelatihan penyegaran bagi petugas frontliner.</p> <p><em>The practice of excellent service in hospitals plays a vital role in improving service quality and patient satisfaction. This study aims to evaluate the implementation of excellent service by frontliners (registration and outpatient insurance officers) at YPK Mandiri Hospital. The method used is unstructured qualitative unobtrusive-non-participative observation, which was conducted in the registration and outpatient insurance officer sections. The results of the study indicate that the aspects of personal grooming and greeting, communication, friendly attitude, and appearance of officers have met most of the indicators of excellent service, such as positive body language, friendly tone of voice, and empathy towards patients. However, some inconsistencies were found, such as the use of identity attributes and uniforms that were not yet uniform, and the lack of initiative in offering additional services to patients. This study concludes the importance of implementing uniform standards and ongoing training for frontliners to improve service quality and hospital image. Recommendations include the preparation of internal policies related to excellent service, periodic monitoring programs, and refresher training for frontliners.</em></p> Purwandari Yaslis Ilyas Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas 2025-01-30 2025-01-30 7 1 PENYULUHAN EDUKASI SEKSUAL SEJAK DINI PADA REMAJA https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/2757 <p>Pendidikan anak usia dini adalah upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan seks usia dini lebih ditekankan bagaimana memberikan pemahaman pada anak akan kondisi tubuhnya, pemahaman akan lawan jenisnya, dan pemahaman untuk menghindarkan dari kekerasan seksual. Pendidikan seks yang dimaksud di sini adalah anak mulai mengenal akan identitas diri dan keluarga, mengenal anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat menyebutkan ciri-ciri tubuh. Berdasarkan data dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Angka pernikahan dini di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 8,74 persen. Sedangkan angka pernikahan dini di Jawa Barat mencapai 8,06 persen. Penyuluhan ini mengkaji tentang signifikansi pendidikan seksual bagi remaja di MA Nurul Iman Sindangkerta, Bandung Barat, Jawa Barat. Tujuan Utama dari penyuluhan ini adalah untuk memperluas wawasan siswa/i tentang kesehatan reproduksi, konsekuensi dari pernikahan dini, serta efek dari stunting. Banyak remaja saat ini kekurangan informasi yang akurat terkait&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; isu-isu tersebut, baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar. Dengan menawarkan pendidikan seksual yang tepat, diharapkan siswa/i dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak pernikahan dini serta pentingnya menjaga kesehatan reproduksi mereka. Selain itu, tujuan penyuluhan ini juga mencakup penjelasan tentang bagaimana asupan makanan bergizi dapat membantu mencegah stunting. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas siswa/i di MA Nurul Iman Sindangkerta menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan seksual dan menyadari risiko yang terkait dengan pernikahan dini, serta pentingnya pola makan seimbang dalam mencegah stunting. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi orang tua dan masyarakat sekitar untuk lebih terbuka dalam memberikan pendidikan seksual yang benar kepada anak-anak sejak usia dini.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Early childhood education is an effort to stimulate, guide, nurture and provide learning activities that can produce children's abilities and skills. Early childhood sex education emphasizes more on how to provide children with an understanding of their body condition, an understanding of the opposite sex, and an understanding to avoid sexual violence. The sex education referred to here is that children begin to recognize their identity and family, recognize their body parts, and can mention body characteristics. Based on data from the Minister of Women's Empowerment and Child Protection (PPPA), the number of early marriages in Indonesia in 2024 reached 8.74 percent. While the number of early marriages in West Java reached 8.06 percent. This counseling examines the significance of sex education for adolescents at MA Nurul Iman Sindangkerta, West Bandung, West Java. The main objective of this counseling is to broaden students' horizons about reproductive health, the consequences of early marriage, and the effects of stunting. Many adolescents currently lack accurate information regarding these issues, both from their families and their surroundings.&nbsp; By offering proper sexual education, it is hoped that students can have a deeper understanding of the impact of early marriage and the importance of maintaining their reproductive health. In addition, the purpose of this counseling also includes an explanation of how nutritious food intake can help prevent stunting. The survey results showed that the majority of students at MA Nurul Iman Sindangkerta showed increased knowledge about the importance of sexual education and were aware of the risks associated with early marriage, as well as the importance of a balanced diet in preventing stunting. This activity is expected to inspire parents and the surrounding community to be more open in providing proper sexual education to children from an early age.</em></p> Erni Hernawati Asma Alfiah Khoerunnisa Meilani Agisna Lestari Alivia Diandra Anisa Nurvita Izmy Azimah Maryam Syifa Salma Siti Nurajijah Putri Yulianti Lestari Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas 2025-02-03 2025-02-03 7 1 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PUSKESMAS KABUPATEN OKU TAHUN 2023 https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/2694 <p>Latar Belakang Masalah : Program Kesematan dan Kesehatan Kerja (K3) Puskesmas belum sepenuhnya dilaksanakan, seperti belum siapnya Pengenalan Potensi Bahaya, Penerapan Kewaspadaan Standar, Penerapan Prinsip Ergonomi, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Pemberian Imunisasi, Pembudayaan PHBS, Pengolahan Sarana dan Prasarana Dari Aspek K3, Pengolahan Peralatan Medis dari Aspek K3, Kesiapan Menghadapi Darurat atau Bencana Termasuk Kebakaran, Pengelolaan B3 dan Limbah B3, Pengelolaan Limbah Domestik. Tujuan : Untuk mengevaluasi pelaksanaan program K3 Puskemas. Metode : Artikel ini menggunakan metode pendekatan literature review dengan desain studi kualitatif. Artikel ini melalui database elektronik secara sistematis di Google Scholar dan PubMed menggunakan kata kunci (program evaluation, accupational safety health and Public health center. Hasil : berdasarkan hasil ekstraksi data dari search engine metode Google Scholar dan PubMed terdapat 15 jurnal dipilih berdasarkan kriteria ekstraksi inklusi. Evaluasi pelaksanaan program K3 di Puskesmas terdiri dari beberapa kegiatan seperti meliputi Komitmen dan Kebijakan Kepala Puskesmas, adanya SK Kepala Puskesmas, dokumen tertulis Rencana K3 dalam bentuk rencana kerja tahunan, adanya dukungan sumber daya, tingkat kepatuhan pelaksanaan K3, pembudayaan K3 melalui pemenfaatan SOP, pengelolaan limbah angka kecelakaan kerja, angka penyakit akibat kerja (PAK), pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat. Kesimpulan : Evaluasi Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Puskesmas Kabupaten OKU akan efektif jika pelaksanaanya jelas dan konsisten. Adanya Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan progam Keselamatan dan Kesehatan Kerja Puskesmas dan Sarana dan Prasarana yang memadai. Keberhasilan implementasi kebijakan tanpa adanya SDM dan Sarana dan Prasarana tidak akan berjalan. Maka dari itu perlu evaluasi agar progam K3 dapat ditingkatkan secara berkesinambung sesuai dengan risiko yang teridentifikasi, tetap lakukan pencatatan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan.</p> <p><em>Introduction : The Community Health Center's Occupational Safety and Health (K3) program has not been fully implemented, such as the introduction of potential hazards, application of standard precautions, application of ergonomic principles, periodic health checks, provision of immunizations, promoting PHBS, processing of facilities and infrastructure from the K3 aspect, is not yet ready. Processing of Medical Equipment from the K3 Aspect, Preparedness for Emergency or Disaster Including Fire, Management of B3 and Hazardous Waste, Management of Domestic Waste. Objective: To evaluate the implementation of the Puskesmas K3 program. Method : This article uses a literature review approach with a qualitative study design. This article was systematically processed through electronic databases on Google Scholar and PubMed using the keywords (program evaluation, occupational safety health and public health center. Results : Based on the results of data extraction from the Google Scholar and PubMed search engines, 15 journals were selected based on inclusion extraction criteria. Evaluation of the implementation of the K3 program at the Community Health Center consists of several activities such as including the Commitment and Policy of the Head of the Community Health Center, the existence of a Decree from the Head of the Community Health Center, a written document of the K3 Plan in the form of an annual work plan, the existence of resource support, the level of compliance with the implementation of K3, the culture of K3 through the use of SOPs, management waste, work accident rates, work-related disease (PAK) rates, occupational health services and emergency response. Conclusion : Evaluation of the Implementation of the Occupational Safety and Health (K3) Program at the OKU District Health Center will be effective if the implementation is clear and consistent. The existence of Human Resources in the implementation of the Public Health Center Occupational Safety and Health program and adequate Facilities and Infrastructure. Successful implementation of policies without human resources and facilities and infrastructure will not work. Therefore, evaluation is needed so that the K3 program can be continuously improved in accordance with identified risks, continuing to record, monitor, evaluate and report.</em></p> Feby Susanti M Zulkarnain Novrikasari Pitri Noviadi Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Kesehatan Afinitas 2025-01-30 2025-01-30 7 1