Jurnal Kesehatan Afinitas https://ojs.co.id/1/index.php/jka id-ID Jurnal Kesehatan Afinitas PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PRESEPSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI HIDUP PADA PASIEN SKIZOFRENIA https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/1891 <p>Gangguan mental di dunia menunjukan jumlah yang signifikan, diantaranya terbanyak di diagnosa dengan Skizofrenia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi untuk mendeskripsikan terapi aktivitas kelompok yaitu untuk meningkatkan motivasi hidup pada pasien yang mengalami skizofrenia ditandani lebih percaya diri dan lebih berani dalam mengekpresikan diri. Studi Kasus : Pasien dijadikan subjek karena pasien menderita skizofrenia dengan permasalahan subjek merasa kurang bersemangat serta lebih sering bermalas malasan, mondar-mandir, sering melamun, murung dan komunikasi kurang dan tidak mau berbincang dengan lingkungannya. Metode: Metode penelitian ini adalah studi kasus yaitu terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 9 orang pasien laki-laki yang mengidap skizofrenia dengan masalah utama halusinasi, serta sedang menjalani rawat inap di sebuah Rumah Sakit Jiwa. TAK Stimulasi persepsi dilakukan 2 kali yaitu sekali setiap minggu selama 90 menit dengan nama terapi pohon harapan. Terapi aktivitas kelompok dilakukan melalui empat tahap yaitu fase pra kelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok, dan fase terminasi Hasil: Perubahan pada subjek sebelum intervensi dilakukan subjek merasa kurang bersemangat serta lebih sering bermalas malasan, subjek juga terlihat sering melamun, murung dan keinginan berkumpul dengan teman-teman di bangsal cenderung rendah setelah diberikan intervensi menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok dapat meningkatkan motivasi hidup pada pasien skizofrenia ditandai dengan lebih percaya diri, menghargai diri sendiri, ada dorongan dalam diri untuk sembuh dan kembali dengan keluarga serta memiliki rencana kedepannya. Sebelum pemberian terapi aktifitas kelompok subjek sering mengdengarkan halusinansi setelah diberikan terapi aktifitas kelompok subjek nampak bisa mengontrol halusinasinya. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok dapat meningkatkan motivasi hidup pada pasien skizofrenia.</p> <p><em>Background: Mental disorders in the world show a significant number, of which most are diagnosed with Schizophrenia. The aim of this research is to determine the impact of perceptual stimulation group activity therapy to describe group activity therapy, namely to increase life motivation in patients with schizophrenia who are characterized by being more confident and braver in expressing themselves. Case Study: The patient was used as the subject because the patient suffered from schizophrenia with the problem of the subject feeling less enthusiastic and more often lazing around, pacing around, often daydreaming, moody and lacking communication and not wanting to talk to his environment. Method: This research method is a case study, namely perceptual stimulation group activity therapy. The subjects in this study were 9 male patients who suffered from schizophrenia with the main problem being hallucinations, and were undergoing inpatient treatment at a mental hospital. TAK Perceptual stimulation is carried out twice, namely once every week for 90 minutes under the name tree of hope therapy. Group activity therapy is carried out through four stages, namely the pre-group phase, initial group phase, group work phase, and termination phase. Results: Changes in the subject before the intervention was carried out, the subject felt less enthusiastic and was more often lazing around, the subject also looked often daydreaming, moody and anxious. hanging out with friends in the ward tends to be low after the intervention is given, showing that group activity therapy can increase life motivation in schizophrenic patients, characterized by more self-confidence, self-respect, an inner drive to recover and return to their families and have plans for the future. Before giving group activity therapy, the subject often heard hallucinations. After being given group activity therapy, the subject appeared to control his hallucinations. Conclusion: Based on the research results, it shows that group activity therapy can increase life motivation in schizophrenia patients.</em></p> Arum Pratiwi Wahyu Aprilia Ningrum Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Kesehatan Afinitas 2024-09-29 2024-09-29 6 9 GAMBARAN KADAR ASAM URAT DAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS GAMPING 2 https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/1973 <p>Diabetes melitus tipe 2 merupakan salah satu penyakit metabolik yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk gangguan metabolisme lipid dan salah satu penyakit metabolik yang dapat mempengaruhi kadar lipid dan asam urat dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar asam urat dan trigliserida pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Gamping 2. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dari 57 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian pada laki-laki berjumlah 17 orang yang mengalami peningkatan kadar asam urat sebanyak 5 orang dan normal sebanyak 12 orang, serta kadar rata-rata asam urat 6,5 mg/dl tersebut normal karena sesusai dengan nilai rujukan. Pada perempuan dengan Penelitian ini menunjukkan pasien kadar asam urat normal yaitu sebanyak 47 orang (82,5%) dan kadar asam urat tinggi/besar yaitu sebanyak 10 orang (17,5) serta rerata yang didaptakan 5,4 mg/dl dapat dikatan nilai tersebut normal, sesuai nilai rujukan. Pasien kadar trigliserida normal yaitu sebanyak 23 responden (40,4%) memiliki kadar trigliserida normal, 8 responden (14,0) memiliki kadar trigliserida batas normal dan 26 responden (45,6) memiliki kadar trigliserida tinggi serta rerata yang didapatkan 191 mg/dl dikatakan adanya peningkatan karena tidak sesuai dengan nilai rujukan.</p> Nuril Fitriadin Aji Bagus Widyantara Farida Noor Irfani Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Kesehatan Afinitas 2024-09-29 2024-09-29 6 9 HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM MASYITOH BANGIL TAHUN 2024 https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/1894 <p>Pemberian perawatan yang optimal kepada pasien bergantung pada beberapa aspek, salah satunya lingkungan kerja pada rawat inap seperti sirkulasi udara, alat bantu kerja, penerangan, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan pasien, hubungan dengan keluarga pasien, dan hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan bawahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Masyitoh Bangil tahun 2024.Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat rawat inap dan pengambilan sampel perawat rawat inap dengan total sampling sebanyak 47 perawat dengan menggunakan teknik non probability sampling. Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh Lingkungan Kerja kategori kurang dengan kinerja perawat kategori kurang sebanyak 19 orang (79.2), responden yang memiliki lingkungan kerja kategori kurang dengan kinerja perawat kategori baik sebanyak 5 orang (20.8), terdapat responden yang memiliki lingkungan kerja kategori baik dengan kinerja perawat kategori baik sebanyak 23 orang (100%). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara Lingkungan Kerja dengan Kinerja Perawat Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Masyitoh Bangil. Untuk itu rumah sakit baiknya meningkatkan hubungan interpersonal, memperhatikan sirkulasi di ruang kerja serta komunikasi yang lebih baik dengan rekan kerja, atasan maupun dengan pasien, sehingga lingkungan ditempat kerja menjadi lebih nyaman dan akan berdampak langsung dengan peningkatan kinerja perawat, karanea perawat merasa lebih di dukung secara fisik dan emosional.</p> Fahriyatul Khusnah Nurul Huda Said Abdurrahman Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Kesehatan Afinitas 2024-09-29 2024-09-29 6 9 PENGARUH TERAPI THOUGHT STOPPING TERHADAP KONTROL HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR : A LITERATUR REVIEW https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/1977 <p>Latar Belakang : Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang sering ditandai dengan halusinasi, khususnya halusinasi pendengaran. Terapi thought stopping, teknik kognitif-behavioral yang bertujuan untuk menghentikan pikiran atau persepsi yang tidak diinginkan, telah diusulkan sebagai metode efektif dalam mengelola halusinasi pada pasien skizofrenia.. Tujuan : Literature review ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas terapi thought stopping dalam mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai penelitian yang relevan. Metode : karya ilmiah ini menggunakan metode literature review dengan artikel yang digunakan dalam penelitian (n:7), sumber melalui situs jurnal seperti Google Schoolar, PubMed dan Research Gate menggunakan kata kunci Thoght Stopping and Halusinasi Pendengaran and Skizofrenia. Dianalisis dengan menggunakan PICO yang meliputi Population (P) yaitu pasien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran, Intervention (I) yaitu thought stopping, Comparison (C) tidak ada pembanding, Outcomes (O) yaitu pengaruh thought stopping pada pasien sizofrenia dengan halusinasi pendengaran. Analisis jurnal awal yang di Kumpulan berdasarkan informasi (n:49) disesuaikan dengan kesesuai tema, judul, tahun terbit, (n:24), disesuaikan dengan abstrak, latar belakang, tujuan (n:12) dan disesuaikan pemilihan artikel yang benar dan telah membaca fullpapper (n:7)&nbsp; Hasil : Total 7 artikel hasil penelitian dianalisis dalam literature review dalam studi ini. Studi dilakukan antara tahun 2020-2024 yang mewakili situasi 5 tahun terakhir. Berdasarkan permasalahan pada pasien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran pada tujuh artikel yang didapatkan, diperlukan intervensi untuk mengurangi keluhan pada pasien,yang bisa dilakukan dengan melakukan thought stopping therapy. Kesimpulan : terdapat pengaruh terapi Thought Stopping terhadap kontrol halusinasi pada pasien skizofrenia yang dibuktikan dengan verbalisasi halusinasi pada pasien menurun, konsentrasi pasien membaik serta peningkatan orientasi.</p> Amelia Sari Pratiwi Arum Pratiwi Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Kesehatan Afinitas 2024-09-29 2024-09-29 6 9 EFEKTIVITAS ”PIRING MAKAN KU” DAN PSIKOEDUKASI KESEHATAN MENTAL IBU DALAM UPAYA PREVENTIF STUNTING DI DESA LOLOWUA KECAMATAN HILISERANGKAI KABUPATEN NIAS 2023 https://ojs.co.id/1/index.php/jka/article/view/1896 <p>Permasalahan gizi di Indonesia saat ini telah memasuki masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi berlebih. Anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi lebih. keefektifan program isi piring makanku yang sangat berpengaruh di Desa Lolowua dengan didukung oleh temuan penelitian sebelumnya dengan teori dari (Firman Maulana Ihsan” 2019) yang dalam penelitian menemukan hasil yang signifikan dan mampu mencapai hasil yang diinginkan peneliti dan sangat berpengaruh pada kejadian stunting di Desa Lolowua Kecamatan hilisrtangkai Kabupaten Nias. Kesehatan mental remaja dan pernikahan usia dini sangat terkait dengan terjadinya peningkatan kasus stunting di Indonesia. Pernikahan usia dini menjadi salah satu faktor terjadinya kasus stunting karena kurangnya pengetahuan ibu usia muda terkait gizi seimbang. Pengedukasian yang dilakukan oleh peneliti efektif dan berpengaruh terhadap kejadian stunting di Desa Lolowua yang dilakukan untuk mengubah perilaku dan tindakan ibu dalam mencegah stunting yang dicegah sejak dini untuk menghasilkan preventif stuntingnya, yang menambah pengetahuan ibu bahwa sehatnya mental, keadaan rasa damai dalam diri yang ditandai dengan keharmonisan, kedamaian, yang terhindar dari stres berkepanjangan, kecemasan, kekhawatiran (Ayundaet al., 2022) Kesehatan mental remaja dan pernikahan usia dini sangat terkait dengan terjadinya peningkatan kasus stunting di Indonesia. Pernikahan usia dini menjadi salah satu faktor terjadinya kasus stunting karena kurangnya pengetahuan ibu usia muda terkait gizi seimbang.</p> Lenni Elfrida Mendrofa Frans Judea Samosir Rafael Ginting Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Kesehatan Afinitas 2024-09-29 2024-09-29 6 9