https://ojs.co.id/1/index.php/jip/issue/feedJurnal Inovasi Pendidikan2025-07-30T15:46:43+00:00Open Journal Systemshttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3370MENINGKATKAN CREATIVE THINKING SKILL MELALUI DIFERENSIASI BASED LEARNING DALAM MATA PELAJARAN PAI UNTUK MENYIKAPI HETEROGENITAS SISWA2025-06-30T13:37:50+00:00Salma Adilah[email protected]Salma Fadhilah Hanun[email protected]Muhiddinur Kamal[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana meningkatkan creative thinking skill melalui model pembelajaran diferensiasi based learning dalam mata pelajaran PAI untuk menyikapi heterogenitas di kalangan siswa. Dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), kemampuan ini penting untuk menumbuhkan cara berpikir reflektif, inovatif, dan kontekstual dalam memahami nilai-nilai keislaman. Namun, heterogenitas peserta didik dalam hal kemampuan, gaya belajar, latar belakang, dan minat menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi diferensiasi based learning sebagai pendekatan pedagogis yang responsif terhadap keragaman siswa, sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas berpikir dalam pembelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi mampu menciptakan ruang belajar yang adaptif dan inklusif, sehingga peserta didik lebih terfasilitasi dalam mengembangkan potensi kreatifnya. Temuan ini merekomendasikan bahwa guru PAI perlu mendesain pembelajaran yang fleksibel, personal, dan kontekstual guna menjawab tantangan keberagaman serta menyiapkan peserta didik menjadi pembelajar yang kritis dan inovatif.</p> <p><em>This study aims to examine how to improve creative thinking skills through differentiation- based learning models in Islamic Education subjects to address heterogeneity among students. In the context of Islamic Education (PAI) learning, this ability is important to foster reflective, innovative, and contextual thinking in understanding Islamic values. However, the heterogeneity of students in terms of ability, learning style, background, and interest becomes a challenge in the learning process. Therefore, this study aims to analyze the implementation of differentiation-based learning as a pedagogical approach that is responsive to student diversity, as well as a means to increase thinking creativity in PAI learning. This research uses the literature study method. The results showed that the implementation of differentiated learning is able to create an adaptive and inclusive learning space, so that students are more facilitated in developing their creative potential. The findings recommend that PAI teachers need to design flexible, personalized, and contextualized learning to respond to the challenges of diversity and prepare students to become critical and innovative learners.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3485TELAAH KONSEPTUAL DAN PROFESIONALISME BIMBINGAN KONSELING: PERBEDAAN DENGAN PSIKIATER DAN DOKTER2025-07-14T04:57:40+00:00Cici Saputri[email protected]Sri Mulyani [email protected]Sarah Dalila Fitri [email protected]Adam Jakrinur[email protected]Rafki Prifia[email protected]Yogi Permana[email protected]Abdul Ganif Herlambang[email protected]<p>Artikel ini mengkaji secara menyeluruh mengenai konsep dasar bimbingan dan konseling (BK), termasuk perbedaan mendasar antara profesi konselor, psikiater, dan dokter dalam menangani permasalahan individu, baik secara psikologis maupun fisik. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang utuh mengenai peran BK dalam dunia pendidikan serta kehidupan sosial masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research), yaitu dengan menelaah berbagai literatur dan sumber ilmiah yang relevan. Dalam pembahasan dijelaskan secara rinci tujuan BK yang mencakup aspek pengembangan, pencegahan, dan pemulihan; fungsi BK seperti fungsi pemahaman, pengembangan, pencegahan, dan perbaikan; serta asas-asas pelaksanaan BK, antara lain asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, dan tanggung jawab. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa pemahaman yang tepat terhadap peran masing-masing profesi serta pelaksanaan BK secara profesional dapat membantu individu dalam mencapai keseimbangan emosional, sosial, dan akademik secara optimal.</p> <p><em>This article provides a comprehensive overview of the fundamental concepts of guidance and counseling (GC), including the key differences between the roles of counselors, psychiatrists, and medical doctors in addressing individual psychological and physical issues. The purpose of this study is to enhance understanding of the role of guidance and counseling in both educational and social settings. The research method employed is a literature review, analyzing relevant academic and scientific sources. The discussion covers the objectives of guidance and counseling, such as development, prevention, and recovery; its core functions, including understanding, development, prevention, and remediation; and the essential principles of implementation, such as confidentiality, voluntariness, openness, and responsibility. The findings indicate that a proper understanding of each professional role and the ethical application of guidance and counseling practices can significantly support individuals in achieving emotional, social, and academic balance.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3446UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTED MATHEMATICS PROJECT DI KELAS X MIA 3 MAN 1 PADANG LAWAS2025-07-08T09:32:30+00:00Nur Kholizah Nasution[email protected]Ali Canra Pulungan[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa kelas X MIA 3 MAN 1 Padang Lawas. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Proses penelitian ini dalaksanakan dalam dua siklus yang sebelumnya sudah dilaksanakan observasi awal. Subjek penelitian ini adalah siswa di kelas X MIA 3 MAN 1 Padang Lawas yang berjumlah 32 orang siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terlihat adanya peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa setelah diterapkannya Model pembelajaran Connected Mathematics Project, hal ini terlihat dari hasil persentase ketuntasan siswa dari observasi awal sampai siklus I. Persentase ketuntasan siswa pada siklus I lebih besar dari observasi awal yaitu 46,88% - 37,50% = 9,38%, kemudian persentase ketuntasan siswa pada siklus II lebih besar dari siklus I yaitu 84,38% - 46,88% = 37,50%, sedangkan persentase ketuntasan siswa pada siklus II lebih besar dari Persentase ketuntasan siswa pada observasi awal yaitu 84,38% - 37,50% = 46,88%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Model Connected Mathematics Project, dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.</p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3483ISLAM DAN SENI KALIGRAFI2025-07-14T02:55:32+00:00Umi Nur Kholifatun[email protected]Rizkatul Azisa[email protected]Lenni[email protected]Sindi Syamsir[email protected]Yuli Islami[email protected]<p>Seni kaligrafi merupakan salah satu warisan budaya paling menonjol dalam peradaban Islam yang tidak hanya menonjolkan aspek visual dan estetika, tetapi juga mengandung dimensi spiritual, edukatif, dan kultural. Kaligrafi Islam berkembang sebagai bentuk penghormatan terhadap wahyu Ilahi dan menjadi media ekspresi keimanan umat Muslim di berbagai belahan dunia. Dengan menggunakan huruf Arab dan berlandaskan pada kaidah-kaidah tertentu, seni ini tidak hanya menciptakan keindahan, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan religius yang mendalam. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan, makna, dan pengaruh seni kaligrafi dalam peradaban Islam melalui pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa kaligrafi Islam memiliki peran sentral dalam pendidikan agama, arsitektur, seni rupa, hingga identitas budaya masyarakat Muslim global. Kaligrafi juga berfungsi sebagai sarana dakwah dan pembentukan karakter spiritual, serta telah diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO. Oleh karena itu, pelestarian dan pengembangan seni kaligrafi sangat penting untuk menjaga kesinambungan nilai-nilai keislaman dalam konteks seni dan budaya masa kini<em>.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3440IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) MELALUI MEDIA EDUCAPLAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI PESERTA DIDIK SMAN 2 MEJAYAN2025-07-07T20:03:33+00:00Reza Krisyulinda [email protected]Ninik Srijani[email protected]Maretha Berlianantiya[email protected]<p>Pembelajaran pada SMAN 2 Mejayan khususnya mata pelajaran ekonomi di kelas XI-4 lebih berfokus pada pembelajaran individual sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Sedangkan peserta didik kelas XI-4 SMAN 2 Mejayan memiliki karakteristik yang aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta suka berinteraksi. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran TGT melalui media educaplay dapat menyalurkan keaktifan peserta didik dalam kelas, karena TGT adalah model pembelajaran berkelompok dengan adanya turnamen di dalamnya yang membutuhkan interaksi antar peserta didik, apalagi dengan menggabungkan media educaplay yang merupakan media baru untuk peserta didik dengan berbagai permainan di dalamnya yang dapat menarik peserta didik dalam belajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi model pembelajaran TGT melalui media educaplay untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi kelas XI-4 SMAN 2 Mejayan pada materi badan usaha dalam perekonomian Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan indikator kinerja yang diterapkan peneliti sebesar 80% dari seluruh jumlah peserta didik yang mendapat nilai >70 berdasarkan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) yang telah di tetapkan sekolah sebesar 71. Pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Hasil penelitian ini dengan mengimplementasikan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) melalui media educaplay pada peserta didik SMAN 2 Mejayan dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi peserta didik yang terlihat dari hasil penilaian post test pada siklus I dan II yang mengalami peningkatan jumlah peserta didik yang tuntas yaitu pada siklus I sebesar 77,14% dengan jumlah peserta didik 27 orang dan meningkat pada siklus II menjadi 94,29% dengan jumlah peserta didik 33 orang.</p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3475PENGARUH PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK DASAR KASAR PADA PESERTA DIDIK KELAS 6 SEKOLAH DASAR2025-07-12T10:47:32+00:00Yeniar Nur Azizah[email protected]Vega Candra Dinata[email protected]<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh model pembelajaran, yang dimana pembelajaran itu seharusnya menyenangkan dan bervariasi. Namun ,masih ada guru yang kesulitan dalam mencari variasi pembelajaran. Selama ini pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru dan semua aktifitas dirancang oleh guru. Namun disisi lain pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran itu adalah project based learning (PjBL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dan mengetahui besar pengaruh penerapan model pembelajaran PjBL terhadap gerak dasar kasar siswa kelas 6. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain one grup pretest posttest yang melibatkan 16 peserta didik kelas 6 SD. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes TGMD dan tes tulis yang diberikan sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi diberikan selama 2 kali pertemuan. Uji yang digunakan uji paired samples t-test untuk data yang berdistribusi normal dan uji wilcoxon untuk data yang berdistribusi tidak normal. Selain itu dilakukan juga analisis presentase peningkatan menggunakan rumus MdMpre. Berdasarkan hasil uji paired samples t-test mendapatkan hasil p-value keterampilan (0,028) dan pengetahuan (0,02) yang artinya ada pengaruh signifikan antara hasil pretest dengan posttest. Peningkatan presentase tertinggi terjadi pada keterampilan pukul bola (72,62%), gelinding (42,83%) dan leap (40,94%). Namun keterampilan lempar dan tendang tidak menunjukkan perbedaan peningkatan yang signifikan. Meskipun keterampilan lempar dan tendang tidak meningkat secara signifikan, secara keseluruhan PjBL efektif meningkatkan hasil belajar, dengan persentase peningkatan agregat (7,14%) untuk pengetahuan dan (27,14%) untuk keterampilan. Analisis kesesuaian gerak juga menunjukkan perbaikan kategori pada sebagian besar keterampilan siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode PjBL sangat efektif meningkatkan hasil belajar pengetahuan dan keterampilan gerak dasar. Efektifitas PjBL sangat dipengaruhi oleh desain proyek yang tepat, frekuensi latihan yang cukup, serta konsistensi guru dalam menjadi fasilitator. Untuk keterampilan yang lebih kompleks seperti lempar dan tendang perlu modifikasi proyek yang lebih spesifik dan sesi latihan terfokus. Temuan ini menggarisbawahi bahwa PjBL dapat menjadi strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PJOK.</p> <p><em>This study was motivated by the learning model, which states that learning should be enjoyable and varied. However, there are still teachers who find it difficult to find learning variations. So far, learning in schools has been teacher-centered, with all activities designed by teachers. On the other hand, learning must actively involve students. One learning method that actively involves students in learning is project-based learning (PjBL). This study aims to determine whether there is an effect and to measure the magnitude of the effect of implementing the PjBL learning model on the gross motor skills of sixth-grade students. This study uses a quasi-experimental method with a one-group pretest-posttest design involving 16 sixth-grade elementary school students. Data collection instruments include the TGMD test and a written test administered before and after the intervention. The intervention was conducted over two sessions. The tests used were the paired samples t-test for normally distributed data and the Wilcoxon test for non-normally distributed data. Additionally, an analysis of the percentage increase was conducted using the MdMpre formula. Based on the results of the paired samples t-test, the p-values for skills (0.028) and knowledge (0.02) indicated a significant effect between the pretest and posttest results. The highest percentage increases occurred in ball-hitting skills (72.62%), rolling (42.83%), and leaping (40.94%). However, throwing and kicking skills did not show significant increases. Although throwing and kicking skills did not increase significantly, overall PjBL was effective in improving learning outcomes, with an aggregate increase of 7.14% for knowledge and 27.14% for skills. Movement suitability analysis also showed improvements in most students' skills categories. Based on the results of this study, it can be concluded that the PjBL method is highly effective in improving learning outcomes in knowledge and basic movement skills. The effectiveness of PjBL is greatly influenced by appropriate project design, sufficient practice frequency, and teacher consistency in facilitating. For more complex skills such as throwing and kicking, more specific project modifications and focused practice sessions are needed. These findings emphasize that PjBL can be an effective learning strategy for improving student learning outcomes in physical education.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3431PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI MPLB PADA ELEMEN ADMINISTRASI UMUM DI SMKS PAB 2 HELVETIA T.A. 2024/20252025-07-06T08:43:00+00:00Farah Dilla[email protected]Irwansyah[email protected]<p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa di smks pab 2 helvetia kelas xi mplb 2025 dengan penerapan model pembelajaran problem based learning dan example non example. Sehingga dapat menjadi masukan bagi lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan untuk dapat mengevaluasi penerapan model pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan metode total sampling. Desain penelitian yang digunakan Two-Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan uji normalitas shapiro-wilk, uji homogenity dan uji-t dengan menggunakan paired sample test. Uji instrumen menggunakan validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor minat belajar dari kelas eksperimen I setelah diterapkannya model Problem Based Learning adalah 116,59 dan rata-rata skor minat belajar siswa kelas eksperimen II setelah diterapkannya model pembelajaran Example Non Example adalah sebesar 117,19. Seluruh data minat belajar sebelum dan sesudah perlakuan, baik kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II, berdistribusi normal (nilai signifikansi > 0,05) dan homogen (nilai signifikansi uji homogenitas 0,646 > 0,05). Hasil uji hipotesis (sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05) menunjukkan bahwa terdapat perubahan rata-rata dan peningkatan minat belajar siswa pada kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II. Dapat disimpulkan bahwa penerapan problem based learning dan example non example dapat meningkatkan minat belajar siswa.</p> <p><em>The purpose of this research is to determine the improvement of students' learning interest at SMKS PAB 2 Helvetia, Class XI MPLB 2025, through the implementation of the Problem-Based Learning model and the Example Non-Example model. This can serve as input for vocational education institutions to evaluate the implementation of instructional models. This type of research is experimental, using a total sampling method. The research design employed is the Two-Group Pretest-Posttest Design. The data analysis technique used is descriptive statistical analysis with the Shapiro-Wilk normality test, homogeneity test, and t-test using the paired sample test. Instrument testing was conducted through validity and reliability testing. Based on the results of descriptive analysis, the average learning interest score of the first experimental class after the implementation of the Problem-Based Learning model was 116.59, while the average score of the second experimental class after the implementation of the Example Non-Example model was 117.19. All learning interest data, both before and after the treatment in both experimental classes, were normally distributed (significance value > 0.05) and homogeneous (homogeneity test significance value = 0.646 > 0.05). The hypothesis test results (sig. (2-tailed) = 0.000 < 0.05) indicate a change in the mean and an increase in students’ learning interest in both experimental classes. It can be concluded that the implementation of Problem-Based Learning and Example Non-Example models can enhance students' learning interest.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3466EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA AKTIVITAS FUNDAMENTAL MATEMATIS PADA KARYA SENI KALIGRAFI SMP BUDI MULIA TELUKJAMBE2025-07-11T15:47:33+00:00Alfan Fadhlurrahman[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi etnomatematika dan aktivitas fundamental matematis yang muncul dalam proses pembuatan karya seni kaligrafi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Subjek terdiri dari dua siswa dan satu pembimbing kaligrafi di SMP Budi Mulia Telukjambe. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis melalui reduksi, penyajian data, dan triangulasi. Hasil menunjukkan bahwa dalam kaligrafi ditemukan aktivitas seperti counting, measuring, locating, designing, dan playing, yang mencerminkan konsep matematika seperti perbandingan, simetri, rotasi, dan geometri. Hasil ini menguatkan bahwa etnomatematika dapat menjadi pendekatan yang bermakna dalam pembelajaran matematika kontekstual.</p> <p><em>This study aims to explore ethnomathematics and fundamental mathematical activities involved in the creation of calligraphy art. The study employed a qualitative approach with ethnographic methods. Subjects included two students and one calligraphy mentor at SMP Budi Mulia Telukjambe. Data were collected through observation, interviews, and documentation, and analyzed using reduction, presentation, and triangulation techniques. Results show the presence of counting, measuring, locating, designing, and playing activities, reflecting mathematical concepts such as proportion, symmetry, rotation, and geometry. These findings affirm that ethnomathematics offers a meaningful contextual approach to mathematics learning</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3392PENERAPAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PAKET LAYANAN INTERNET PRABAYAR2025-07-02T04:57:14+00:00Robiyatul Adawiyah[email protected]Putri Khairiah Nasution[email protected]<p>Pemilihan paket layanan internet seringkali menjadi tantangan bagi pengguna, mengingat beragamnya pilihan operator dengan spesifikasi layanan yang bervariasi menimbulkan kebingungan dalam menentukan pilihan terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketepatan dan efektivitas penerapan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam pemilihan paket layanan internet. Metode ini digunakan untuk menangani ketidakpastian dalam penilaian responden terhadap kriteria dan alternatif keputusan. Proses penelitian dimulai dengan membentuk struktur hierarki, menyusun matriks perbandingan berpasangan berdasarkan skala linguistik, lalu dikonversi ke dalam bilangan fuzzy segitiga. Selanjutnya dilakukan perhitungan bobot prioritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria yang paling berpengaruh dalam pemilihan paket layanan internet adalah harga paket internet dengan bobot 0,288 atau 28,8%, diikuti kualitas jaringan 0,247 atau 24,7%, bonus paket internet 0,236 atau 23,6%, dan layanan kartu operator 0,230 atau 23%. Sedangkan alternatif paket internet yang menjadi prioritas adalah Tri dengan bobot 0,278, diikuti Telkomsel 0,259, XL 0,235, dan Smartfren 0,228. Dengan demikian, metode Fuzzy AHP dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan paket layanan internet prabayar yang paling sesuai dengan kebutuhan responden berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.</p> <p><em>The selection of internet service packages is often a challenge for users, given the wide selection of operators with varying service specifications that cause confusion in determining the best choice. This research aims to measure the level of accuracy and effectiveness of the application of the Fuzzy Analytical Hierarchy Process (AHP) method in selecting internet service packages. This method is used to handle uncertainty in respondents' assessments of decision criteria and alternatives. The research process begins with forming a hierarchical structure, compiling a pairwise comparison matrix based on a linguistic scale, then converted into triangular fuzzy numbers. Furthermore, the calculation of priority weights is carried out. The results showed that the most influential criteria in choosing an internet service package was the price of the internet package with a weight of 0.288 or 28.8%, followed by network quality 0.247 or 24.7%, internet package bonus 0.236 or 23.6%, and operator card service 0.230 or 23%. While the alternative internet package that is prioritized is Tri with a weight of 0.278, followed by Telkomsel 0.259, XL 0.235, and Smartfren 0.228. Thus, the Fuzzy AHP method can be used to assist decision making in selecting prepaid internet service packages that best suit the needs of respondents based on predetermined criteria.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3496UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) DI KELAS X IIS 4 MAN 1 PADANG LAWAS2025-07-15T20:26:32+00:00Khorija Satipa Hasibuan[email protected]Kholidah Sitangggang[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas X IIS 4 MAN 1 Padang Lawas dengan menggunakan model pembelajaran Means ends Analysis (MeA). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa di kelas X IIS 4 MAN 1 Padang Lawas yang berjumlah 30 orang siswa. Berdasarkan data Hasil observasi terhadap aktivitas guru tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dari siklus I sebesar 3,33 dan persentase 83,33% berada pada kategori baik dan pada siklus II sebesar 3,66 dan persentase 91,66% berada pada kategori sangat baik. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I sebesar 3,25 dan persentase 81,25% berada pada kategori baik dan pada siklus II sebesar 3,62 dan persentase 90,62% berada pada kategori sangat baik. Beradasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis yang diberikan kepada siswa diperoleh jumlah siswa yang tuntas pada observasi awal sebanyak 8 siswa (21,67%), siklus I sebanyak 17 siswa (56,67%), dan siklus II sebanyak 24 siswa (80%) dari 30 orang siswa. berdasarkan persentase ketuntasan klasikal siswa mengalami peningkatan sebesar 35% dari observasi awal ke siklus I. Sedangkan peningkatan persenatse ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 23,33%. Sedangkan peningkatan persentase ketuntasan klasikal dari observasi awal ke siklus II sebesar 58,33%. Hasil ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu 80% telah telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 75%. Selain itu, setiap indikator kemampuan komunikasi matematis siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan persentase penguasaan indikator kemampuan komunikasi yang paling baik menjelaskan masalah situasi dengan kata-kata sendiri yaitu sebesar 79,33%. Sedangkan persentase penguasaan indikator kemampuan komunikasi yang paling rendah adalah menjelaskan soal-soal matematika menjadi angka yaitu sebesar 75,77%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Means ends Analysis (MeA) dapat meningkatkan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas X IIS 4 MAN 1 Padang Lawas.</p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3451PENGGUNAAN METODE DISKUSI SISWA UNTUK BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 7 PURWOKERTO2025-07-09T02:11:49+00:00Dellya Raraswati[email protected]Eko Suroso[email protected]<p>Studi ini dilakukan untuk menelaah bagaimana metode diskusi diterapkan dalam proses belajar-mengajar bahasa Indonesia, sekaligus menggali lebih dalam tentang seberapa efektif metode ini dimanfaatkan. Riset ini menggunakan pendekatan studi literatur, di mana data dikumpulkan melalui proses analisis terhadap teori-teori, pendapat, dan gagasan yang terdapat dalam sumber-sumber cetak seperti buku, jurnal, dan majalah. Metode diskusi akan memperlihatkan interaksi antar peserta didik, seperti keberanian untuk bertanya dan kemampuan menjawab pertanyaan sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki, sehingga suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan peserta didik dapat berpikir lebih kritis dalam berpartisipasi dalam diskusi. Penerapan metode diskusi ini dapat menunjukkan dampak yang signifikan, yaitu peserta didik yang lebih aktif, sehingga pengajar bisa Berikut adalah upaya agar hasil belajar bisa lebih memuaskan.</p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3369PENGGUNAAN MEDIA DALAM MEMFASILITASI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI2025-06-30T13:06:45+00:00Allyana[email protected]Suhailah Abnan[email protected]Yenni Atikah[email protected]Marlina[email protected]<p>Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk mengeksplorasi peran dan efektivitas penggunaan berbagai jenis media dalam memfasilitasi komunikasi pembelajaran pada anak usia dini. Dalam pembelajaran peserta didik kurang berpartisipasi aktif, karena media pembelajaran kurang menarik dan tidak memberikan pengalaman yang konkret. Media seperti buku bergambar, alat peraga visual, musik, video edukatif, dan teknologi interaktif dianalisis dalam konteks kemampuannya untuk meningkatkan interaksi, pemahaman, dan ekspresi diri anak-anak. Penelitian yang relevan ditinjau untuk mengidentifikasi praktik terbaik dan implikasi penggunaan media dalam setting pendidikan. Penelitian ini juga membahas tantangan dan peluang dalam menerapkan dan menggunakan media secara efektif untuk mendukung perkembangan komunikasi anak.</p> <p><em>This study was conducted with the main objective of exploring the role and effectiveness of using different types of media in facilitating learning communication in early childhood. In learning, learners lack active participation, because the learning media are less interesting and do not provide concrete experiences. Media such as picture books, visual aids, music, educational videos and interactive technologies are analyzed in the context of their ability to enhance children's interaction, understanding and self-expression. Relevant research is reviewed to identify best practices and implications of media use in educational settings. This research also discusses the challenges and opportunities in implementing and using media effectively to support children's communication development.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3484PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN BK TERINTEGRASI: MEDIASI, KONSULTASI, DAN ADVOKASI DENGAN KEGIATAN PENDUKUNG BK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN2025-07-14T04:00:37+00:00Cici Saputri[email protected]Rodia Rotani Rianda[email protected]M.Ari Khairan[email protected]Aida Efendy[email protected]Hanestesia Zahara[email protected]Revi Yulianti [email protected]M. Iqbal Ramadhan [email protected]<p>Jurnal ini membahas model pelayanan bimbingan dan konseling serta kegiatan pendukung BK untuk meningkatkan kualitas Pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) yang terintegrasi, yang mengkombinasikan metode mediasi, konsultasi, serta advokasi, didukung oleh aktivitas tambahan BK untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Selama ini, layanan BK sebagian besar berfokus pada pendekatan individu tanpa adanya integrasi fungsi-fungsi strategis yang dapat memperkuat seluruh ekosistem pendidikan. Model yang diciptakan dalam kajian ini ditujukan untuk memperkuat peran guru BK dalam menangani dinamika peserta didik dan membangun kerjasama dengan pihak sekolah, orang tua, serta masyarakat. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan Penelitian dan Pengembangan (R&D) yang mencakup langkah-langkah analisis kebutuhan, perancangan model, validasi oleh pakar, serta uji coba terbatas di lingkungan sekolah menengah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa model layanan BK yang terintegrasi ini layak untuk diterapkan dan efektif dalam meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam penyelesaian masalah peserta didik serta menciptakan suasana sekolah yang lebih mendukung peningkatan kualitas pembelajaran. Dampak dari model ini membuka kesempatan untuk meningkatkan peran strategis layanan BK dalam sistem pendidikan secara menyeluruh.</p> <p><em>This journal discusses guidance and counseling service models as well as BK support activities to improve the quality of education. This research aims to build an integrated Guidance and Counseling (BK) service model, which combines mediation, consultation and advocacy methods, supported by additional BK activities to improve the quality of education in schools. So far, BK services have largely focused on individual approaches without any integration of strategic functions that can strengthen the entire education ecosystem. The model created in this study is aimed at strengthening the role of guidance and counseling teachers in handling student dynamics and building collaboration with the school, parents and the community. The research methodology uses a Research and Development (R&D) approach which includes needs analysis steps, model design, validation by experts, and limited trials in a secondary school environment. Research findings show that this integrated guidance and counseling service model is feasible to implement and effective in increasing the involvement of all parties in solving student problems and creating a school atmosphere that is more supportive of improving the quality of learning. The impact of this model opens up opportunities to increase the strategic role of guidance and counseling services in the education system as a whole.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3442PANTANG LARANG MASYARAKAT DESA AEK TINGA KECAMATAN SOSA KABUPATEN PADANG LAWAS2025-07-08T01:46:16+00:00Siti Paizah[email protected]Nuratika[email protected]<p>Pantang larang adalah sebuah kepercayaan oleh masyarakat Mandailing dari zaman dahulu sampai zaman sekarang dimana berkaitan dengan adat/istiadat dan budaya warisan nenek moyang. Pantang larang digunakan orang tua untuk bertujuan untuk mendidik masyarakat supaya memiliki akhlak yang baik khususnya anak muda zaman sekarang agar dapat membawa nilai-nilai yang baik dan menghindari pantang larang. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan makna dan bentuk pantang larang di desa Aek Tinga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptiaf. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa pantang larang dalam masyarakat desa Aek Tinga di klasifikasin berdasarkan beberapa bentuk kategori yaitu (1) masa lahir, masa bayi dan masa kanak-kanak, (2) tubuh manusia dan obat-obatan, (3) rumah dan pekerjaan rumah tangga, (4) mata pencaharian dan perhubungan, (5) perjalanan dan perhubungan, (6) cinta, pacaran dan menikah, (7) kematian dan adat pemakaman, dan juga dapat menganalisis makna tuturan pantang larang.</p> <p><em>Pantang larang is a belief held by the Mandailing people from ancient times to the present which is related to the customs and culture inherited from their ancestors. Abstinence and prohibitions are used by parents to educate people to have good morals, especially young people today so that they can carry good values and avoid taboos and prohibitions. The aim of this research is to explain the meaning and forms of abstinence and prohibition in Aek Tinga village. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Based on the results of the research that has been conducted, it can be concluded that taboos in the Aek Tinga village community are classified based on several categories, namely (1) birth, infancy and childhood, (2) human body and medicine, (3) home and household chores, (4) livelihood and communication, (5) travel and communication, (6) love, dating and marriage, (7) death and funeral customs, and can also analyze the meaning of the taboo speech.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3482KAJIAN DIMENSI KEWACANAAN DALAM CAPTION POSTINGAN AKUN INSTAGRAM @SMINDRAWATI (MODEL NORMAN FAIRCLOUGH)2025-07-13T03:13:19+00:00Nita Nuranasya[email protected]Goziyah[email protected]<p class="TableParagraph" style="margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><span style="color: #111111;">Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dimensi kewacanaan dalam caption postingan akun Instagram @smindrawati dengan menggunakan model analisis wacana kritis Norman Fairclough. Fokus utama kajian adalah mengidentifikasi bagaimana praktik bahasa digunakan untuk membentuk makna, ideologi, dan relasi sosial di dalam teks caption. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi terhadap caption unggahan yang relevan. Analisis dilakukan melalui tiga dimensi Fairclough: dimensi tekstual, praktik diskursif, dan praktik sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa caption-caption tersebut tidak hanya memuat informasi, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai tertentu seperti religiusitas, motivasi, dan ajakan untuk refleksi diri. Melalui pilihan diksi, gaya bahasa, dan struktur kalimat, caption mampu merepresentasikan ideologi serta membangun hubungan antara penulis dan pembaca. Dengan demikian, caption di akun @smindrawati dapat dikatakan memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran sosial dan nilai keagamaan audiensnya.</span></p> <p class="TableParagraph" style="margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><span style="color: #111111;"> </span></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3436PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE PROGRAM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) DIKELAS VIII SMP NEGERI 5 CILELES KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN2025-07-07T08:01:11+00:00Imas Nurmalasari[email protected]Dian Listiani[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia menggunakan dua metode pembelajaran, yaitu Program Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI). Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 5 Cileles, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Metode kuasi eksperimen digunakan dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan (pretest dan posttest). Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan metode PBL dan GI. Siswa yang belajar dengan metode PBL menunjukkan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode GI. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode PBL lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sistem pencernaan manusia.</p> <p><em>This study aims to compare student learning outcomes on the topic of the human digestive system using two instructional methods: Program Based Learning (PBL) and Group Investigation (GI). The research was conducted in Grade VIII of SMP Negeri 5 Cileles, Lebak Regency, Banten Province. A quasi-experimental method was applied using the Nonequivalent Control Group Design. Data were collected through pretest and posttest instruments. The analysis results indicated a significant difference in learning outcomes between students taught using the PBL method and those taught using the GI method. Students who learned through PBL demonstrated greater improvement in understanding the human digestive system compared to those using the GI method. The study concludes that the PBL method is more effective in enhancing students’ comprehension of the digestive system.</em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3467ANALISIS MAKNA FILOSOFI DALAM TRADISI UPACARA ADAT JAWA TEMU MANTEN DIDESA BONO TAPUNG2025-07-11T16:30:03+00:00Siti Mar'atus Soleha[email protected]Muslim[email protected]<p>Latar belakang penelitian ini adalah penelusuran makna filosofis dalam ritual pernikahan adat Jawa serta hubungan antara bahasa, budaya, dan nilai- nilai yang terkandung dalam proses pernikahan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskritif dengan pendekatan semiotika dan antropolinguistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi upacara adat temu manten yang dilakukan di Desa Bono Tapung, memiliki nilai-nilai budaya Jawa tetap hidup dan terjaga meskipun telah mengalami percampuran dengan konteks lokal. Hal ini membuktikan bahwa simbol-simbol budaya memiliki fleksibilitas serta kekuatan adaptif, tetap mampu mempertahankan makna filosofisnya. Tradisi temu manten merupakan media simbolik yang kaya akan makna dan sangat layak untuk dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa. Temuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana tradisi lokal tetap relevan dalam kehidupan modern dan berkontribusi pada pelestarian nilai-nilai sosial budaya dalam masyarakat.</p> <p><em>The background of this study is the exploration of philosophical meaning in Javanese traditional wedding rituals and the relationship between language, culture, and values contained in the marriage process. The type of research used is descriptive qualitative research with a semiotic and anthropolinguistic approach. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate that the tradition of the temu manten traditional ceremony carried out in Bono Tapung Village, has Javanese cultural values that are still alive and maintained even though they have been mixed with the local context. This proves that cultural symbols have flexibility and adaptive strength, still able to maintain their philosophical meaning. The temu manten tradition is a symbolic medium that is rich in meaning and is very worthy of being preserved as part of the nation's cultural wealth. These findings provide insight into how local traditions remain relevant in modern life and contribute to the preservation of socio-cultural values in society.</em></p> <p> </p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3419PENGARUH PENGGUNAAN CHATGPT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM PEMBUATAN KARYA ILMIAH PADA MATA KULIAH BUDAYA ORGANISASI DI PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN STAMBUK 20212025-07-05T04:06:17+00:00Ewisra Ndraha[email protected]Dodi Pramana[email protected]<p>Dunia saat ini tengah menghadapi kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan saat ini. ChatGPT merupakan salah satu contoh kemajuan teknologi khususnya di kalangan mahasiswa. Secara lebih spesifik pada Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Stambuk 2021, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan mendorong perlunya kajian ilmiah tentang dampaknya terhadap kemampuan akademik mahasiswa. ChatGPT kerap kali digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik, termasuk dalam menyusun karya tulis ilmiah. Akan tetapi, masih terdapat kekhawatiran bahwa ketergantungan terhadap teknologi ini dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ChatGPT terhadap kemampuan berpikir kritis dan pembuatan karya tulis ilmiah mahasiswa mata kuliah Budaya Organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain ex post facto. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Stambuk 2021 yang berjumlah 88 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana untuk pengaruh parsial, dan regresi multivariat (GLM) untuk pengaruh simultan dengan bantuan SPSS versi 27. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ChatGPT berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis dan pembuatan karya tulis ilmiah, baik secara parsial maupun simultan. Hal ini menunjukkan bahwa jika digunakan secara reflektif dan bertanggung jawab, ChatGPT dapat menjadi perangkat yang efektif dalam mendukung pengembangan kemampuan akademik mahasiswa, terutama dalam meningkatkan kualitas berpikir dan menulis ilmiah.</p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3548PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN 1 SUMBAWA BARAT2025-07-27T12:27:08+00:00Andi Ningsih[email protected]Fitri Rahmawati[email protected]<p class="TableParagraph" style="margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><span style="color: #111111;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik pada Mata Pelajaran Biologi Di MAN 1 Sumbawa Barat. Permasalahan dalam pembelajaran biologi yang ditemukan di sekolah antara lain rendahnya hasil belajar, dominasi metode ceramah, dan kurangnya keterlibatan aktif peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi eksperimen berupa pretest-posttest control group design. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model PBL dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar kognitif yang telah divalidasi dan reliabel. Analisis data dilakukan menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar kognitif peserta didik yang menggunakan model PBL dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan selisih rata-rata gain score sebesar 10,476. Dengan demikian, model PBL terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem ekskresi manusia.</span></p> <p class="TableParagraph" style="margin-right: 4.75pt; text-align: justify;"><em><span style="color: #111111;">This study aims to determine the effect of the Problem-Based Learning (PBL) model on improving students' cognitive learning outcomes in biology subjects at MAN 1 Sumbawa Barat. The problems found in biology learning at school include low learning outcomes, the dominance of lecture methods, and the lack of active student involvement. This study employed a quantitative approach with a quasi- experimental design in the form of a pretest-posttest control group design. The research sample consisted of two classes: the experimental class using the PBL model and the control class using conventional learning. The instrument used was a cognitive learning outcome test that had been validated and proven reliable. Data were analyzed using normality test, homogeneity test, and independent sample t- test. The results showed a significant difference between the cognitive learning outcomes of students who used the PBL model compared to those who received conventional instruction, with a significance value of 0.000 < 0.05 and a mean gain score difference of 10.476. Thus, the PBL model is proven effective in improving students' cognitive learning outcomes on the topic of the human excretory system.</span></em></p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikanhttps://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/view/3463KAJIAN WACANA KRITIS DALAM DIMENSI TEKSTUAL PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN Y.O.U. (MODEL NORMAN FAIRCLOUGH)2025-07-10T12:49:41+00:00Nita Nuranasya[email protected]Yening Vebriliana[email protected]Intan Sari Ramdhani[email protected]<p>Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis menganalisis dimensi tekstual dalam iklan produk kecantikan Y.O.U dengan menggunakan model analisis wacana kritis Norman Fairclough. Fokus kajian diarahkan pada tuturan-tuturan yang muncul pada detik 0.17, 0.20, dan 0.22 dalam iklan tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis wacana kritis tiga dimensi, namun difokuskan pada dimensi tekstual. Hasil analisis menunjukkan bahwa iklan Y.O.U menggunakan strategi linguistik yang bersifat persuasif, ilmiah semu, dan emotif. Pilihan diksi seperti “serum dengan 9 B Ning aktif”, “lembut, sehat, berseri”, dan “waktu 28 hari” merepresentasikan kecantikan sebagai sesuatu yang bisa dicapai melalui proses terukur dan sistematis. Struktur kalimat singkat dan imperatif digunakan untuk mempengaruhi perilaku konsumen secara halus. Iklan ini secara tekstual membangun wacana bahwa kecantikan dapat dikendalikan dan diraih melalui produk, serta menciptakan standar kecantikan yang berbasis pada teknologi dan rutinitas. Dengan demikian, dimensi tekstual dalam iklan tidak hanya berfungsi menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk ideologi dan nilai konsumen terhadap konsep kecantikan.</p>2025-07-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Inovasi Pendidikan