MENUNTUN KEPADA PENGERTIAN RASA MALU DALAM MEMBANGUN KEBERANIAN HIDUP BENAR
Kata Kunci:
Pengertian Rasa Malu, Rasa Bersalah, Membangun Keberanian Hidup BenarAbstrak
Artikel ini membahas tentang menuntun kepada pengertian rasa malu dalam membangun keberanian hidup benar. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan metode deskriptif. Timbulnya rasa malu di dalam hati manusia terhadap Tuhan dan terhadap satu sama lain diakibatkan karena kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Demikianlah dapat disimpulkan dari Kejadian 3:7. Rasa malu adalah suatu perasaan badani yang mengingatkan kita kepada keadaan kita yang telah terkoyak-koyak. Manusia telah jatuh terguling dari kedudukannya. Manusia berusaha menghindarkan diri dari kesalahannya namun rasa malu itu dengan tak sadar membuka kesalahannya. Apakah rasa malu menurut pandangan Alkitab/Etika Kristen sama dengan rasa malu yang dipahami oleh orang pada umumnya? Tentu dalam hal ini, rasa malu berbeda dengan rasa bersalah. Dengan demikian, seharusnyalah mengerti dengan tepat rasa malu pada tempatnya sehingga dapat membangun keberanian hidup benar yang berbasiskan rasa malu yang kudus.
This article discusses leading to an understanding of shame in building the courage to live a true life. This article uses qualitative methods with descriptive methods. The emergence of shame in human hearts towards God and towards each other occurred because of the fall of Adam and Eve into sin. Thus it can be concluded from Genesis 3:7. Shame is a bodily feeling that reminds us of our torn state. Man has fallen from his position. Humans try to avoid their mistakes, but shame unconsciously reveals their mistakes. Is shame according to the view of the Bible/Christian Ethics the same as shame as understood by people in general? Of course, in this case, shame is different from guilt. Thus, we should properly understand shame in its place so that we can build the courage to live a true life based on holy shame.