KETAATAN NURANI DI BALIK PENGADILAN YESUS (Yohanes 18:28-40; 19:1-16a): SEBUAH REFLEKSI FILOSOFIS DALAM PERSPEKTIF THOMAS MORE

Penulis

  • Yohana Sulastri Dinata Institut Filsafat Dan Teknologi Kreatif Ledalero
  • Wishal Ambrose Institut Filsafat Dan Teknologi Kreatif Ledalero

Kata Kunci:

Akal Budi, Hati Nurani, Pengadilan Yesus

Abstrak

Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengangkat nilai ketaatan terhadap suara hati dalam konteks pengadilan Yesus dan bermaksud untuk melihat peran rasio (akal budi) yang cenderung mendominasi seorang individu untuk bertindak dalam pengambilan keputusan yang terkadang keliru. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dan studi pustaka, dengan bersumber pada beberapa buku, Kitab Suci, dan artikel ilmiah. Berdasarkan refleksi filosofis dalam perspektif Thomas More, dengan tiga kata kunci yakni; hati nutani, akal budi, dan pengadilan yesus, ada beberapa penemuan penting sebagai berikut: terdapat dua model ketaatan dalam konteks pengadilan Yesus yaitu, ketaatan terhadap akal budi yang mementingkan tradisi dan hukum yang dibuat oleh nenek moyang bangsa Yahudi, dan ketaatan nurani yang sejati. Selain itu, terdapat makna kehendak Allah yang tidak dapat dipahami oleh kemampuan rasio manusia, dan hanya dimengerti dengan iman yang melekat dalam hati nurani. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kematian Yesus bukanlah kematian yang konyol, melainkan kematian karena ketaatan nurani pada kehendak Allah untuk terwujudnya karya keselamatan bagi seluruh umat manusia.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-31