https://ojs.co.id/1/index.php/jep/issue/feed Jurnal Eksplorasi Pendidikan 2025-11-30T04:38:14+00:00 Open Journal Systems https://ojs.co.id/1/index.php/jep/article/view/3798 DAMPAK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL BUDAYA ORGANISASI DAN INOVASI PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI ERA DIGITAL 2025-11-06T09:43:24+00:00 Anang Wahyudi Adnan [email protected] Muhammad [email protected] Agus [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan inovasi terhadap kinerja guru dalam lembaga pendidikan islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian library research. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru ialah berkontribusi dalam menciptakan pengembangan individu dan kesiapan guru dalam menghadapi perubahan berbasis teknologi, Memfasilitasi pembelajaran pendidikan islam yang berkualitas, mendorong inovasi dalam metode pembelajaran yang berbasis teknologi, menciptakan budaya organisasi yang adaptif dan menciptakan komunikasi yang efektif. Sedangkan dampak budaya organisasi terhadap kinerja guru ialah meningkatkan efektivitas guru, memperkuat semangat kolaboratif serta kestabilan lingkungan kerja menciptakan iklim kerja yang produktif dan tenaga pendidik akan merasa nyaman sekaligus tertantang untuk meningkatkan performanya. Inovasi pendidikan memberikan dampak melalui pengembangan kepemimpinan yang terbuka, trasnparan, demokratis, optimalisasi kompetensi madrasah, pengembagnan jiwa kepemimpinan yang kreatif dan berorientasi pada kewirausahaan, menerapkan sistem pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) serta pengembangan kompetensi penelitian tindakan kelas serta penguatan kompetensi tenaga administrasi.</p> 2025-11-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Eksplorasi Pendidikan https://ojs.co.id/1/index.php/jep/article/view/3845 MEMBANGUN KOLABORASI GURU, ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG GERAKAN LITERASI SEKOLAH 2025-11-14T02:23:29+00:00 Hamid Patilima [email protected] Euis Sukarsih [email protected] Estetika Christy P. N [email protected] Nia Kurniasih [email protected] Yuyun Rostiani S [email protected] Gema Septiani [email protected] <p>Rendahnya angka literasi di Indonesia terus menjadi permasalahan mendasar yang menghambat upaya pembentukan generasi yang berpikir kritis dan berkarakter kuat., meskipun pemerintah telah menggulirkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, pelaksanaannya di lapangan belum menunjukkan hasil yang optimal. Kondisi ini terutama disebabkan oleh kurangnya sinergi dan kolaborasi efektif antara tiga pilar dalam pendidikan, yaitu guru, orang tua, dan masyarakat. Penelitian ini berupaya memperkuat keterpaduan ketiga pilar tersebut guna meningkatkan efektivitas pelaksanaan GLS di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode partisipatif melalui kegiatan lokakarya, penelitian ini melibatkan 47 peserta yang terdiri atas guru, orang tua, serta anggota masyarakat di TK Al Ittihaad Tebet, Jakarta Selatan. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta pemberian pre-test dan post-test untuk menilai perubahan tingkat pemahaman peserta terhadap konsep literasi. Temuan penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam pemahaman peserta mengenai literasi. Para peserta yang sebelumnya memaknai literasi hanya sebagai kemampuan membaca dan menulis, setelah lokakarya memahami bahwa literasi mencakup pula kemampuan berpikir kritis, berkreasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Melalui kegiatan ini, dihasilkan pula Rekomendasi Strategi Kolaboratif yang berfungsi sebagai pedoman dalam memperkuat pelaksanaan GLS secara berkelanjutan. Hasil penelitian ini menegaskan urgensi pembangunan ekosistem literasi yang bersifat kolaboratif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai fondasi penting bagi pengembangan karakter serta kompetensi abad ke-21 pada anak-anak Indonesia.</p> <p><em>Indonesia continues to face a persistent literacy gap that hinders the nation's effort to cultivate a generation of critical thinkers with strong character. Although the government launched the School Literacy Movement (Gerakan Literasi Sekolah/GLS) through Ministerial Regulation No. 23 of 2015 on the Cultivation of Character, its implementation in schools has yet to produce optimal outcomes. This limitation primarily occurs because teachers, parents, and the community have not built strong and effective collaboration. This study aims to strengthen the integration of these three key stakeholders to improve the effectiveness of GLS implementation in Early Childhood Education (PAUD) settings. The researchers employed a qualitative approach, utilizing a participatory workshop method that involved 47 participants, including teachers, parents, and community members from TK Al Ittihaad Tebet, South Jakarta. The team collected data through observation, semi-structured interviews, and pre-test and post-test assessments to measure participants' understanding of literacy concepts. The findings indicate that the workshop had a significant impact on participants' understanding of literacy. Before the activity, most participants defined literacy only as the ability to read and write. After participating, they began to perceive literacy as a broader skill set that includes critical thinking, creativity, communication, and collaboration. The workshop also produced Collaborative Strategy Recommendations that guide schools, families, and communities in strengthening GLS implementation sustainably. This study highlights the vital role of an active, collaborative literacy ecosystem that unites schools, parents, and the broader community as a foundation for developing children's character and 21st-century competencies in Indonesia.</em></p> 2025-11-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Eksplorasi Pendidikan https://ojs.co.id/1/index.php/jep/article/view/3882 DARI POLITIK SIMBOLIK KE POLITIK SUBSTANSIAL: ANALISIS KRITIS TERHADAP ORIENTASI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA 2025-11-19T01:19:00+00:00 Asep Syarifuddin [email protected] Nia Daniyatul Magfiroh [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan menganalisis kecenderungan politik pendidikan Islam di Indonesia yang masih bersifat simbolik dan belum berorientasi pada nilai-nilai substantif. Studi ini berupaya menjawab tiga pertanyaan utama: bentuk kebijakan pendidikan Islam yang mencerminkan politik simbolik, dampaknya terhadap kualitas pendidikan, serta bagaimana merumuskan pendekatan kebijakan yang lebih substansial. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif-kritis melalui kajian dokumen kebijakan, literatur pendidikan Islam, serta pemikiran para pemikir Muslim kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam lebih menonjolkan citra religius melalui simbol dan formalisme administratif, sementara nilai-nilai transformatif seperti keadilan, ilmu, dan kemaslahatan kurang diutamakan. Kondisi ini menghambat perwujudan tujuan pendidikan Islam yang holistik. Penelitian ini menegaskan pentingnya peralihan menuju politik pendidikan yang lebih substansial berdasarkan prinsip Maqāṣid al-Syarī‘ah, integrasi ilmu, serta kolaborasi antara ulama, akademisi, dan pembuat kebijakan. Temuan ini diharapkan memberikan kontribusi pada rekonstruksi paradigma pendidikan Islam yang lebih bermakna dan berorientasi pada perubahan sosial.</p> <p><em>This study aims to analyze the political dynamics of Islamic education in Indonesia, which remain largely symbolic rather than substantive. It specifically examines three key questions: the forms of educational policies that reflect symbolic politics, their impact on the quality of Islamic education, and strategies for developing policies that emphasize the practical application of Islamic values. This research employs a qualitative method with a descriptive–critical analytical approach by reviewing policy documents, scholarly literature, and contemporary Muslim intellectual thought. The findings reveal that Islamic education in Indonesia tends to prioritize religious imagery, administrative formalism, and symbolic identity over transformative values such as justice, knowledge, and public welfare. Such tendencies limit the ability of Islamic education to fulfill its foundational goals. The study highlights the need to shift toward substantial educational politics grounded in Maqāṣid al-Syarīʿah, integrative epistemology, and collaboration among scholars, intellectuals, and policymakers. This shift is essential for reconstructing a more meaningful paradigm of Islamic education that contributes to social transformation.</em></p> 2025-11-30T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Eksplorasi Pendidikan