MEMBANGUN KOLABORASI GURU, ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Penulis

  • Hamid Patilima Universitas Panca Sakti Bekasi
  • Euis Sukarsih Universitas Panca Sakti Bekasi
  • Estetika Christy P. N Universitas Panca Sakti Bekasi
  • Nia Kurniasih Universitas Panca Sakti Bekasi
  • Yuyun Rostiani S Universitas Panca Sakti Bekasi
  • Gema Septiani Universitas Panca Sakti Bekasi

Kata Kunci:

Literasi, Kolaborasi, Guru, Orang Tua, Masyarakat, Gerakan Literasi Sekolah

Abstrak

Rendahnya angka literasi di Indonesia terus menjadi permasalahan mendasar yang menghambat upaya pembentukan generasi yang berpikir kritis dan berkarakter kuat., meskipun pemerintah telah menggulirkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, pelaksanaannya di lapangan belum menunjukkan hasil yang optimal. Kondisi ini terutama disebabkan oleh kurangnya sinergi dan kolaborasi efektif antara tiga pilar dalam pendidikan, yaitu guru, orang tua, dan masyarakat. Penelitian ini berupaya memperkuat keterpaduan ketiga pilar tersebut guna meningkatkan efektivitas pelaksanaan GLS di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode partisipatif melalui kegiatan lokakarya, penelitian ini melibatkan 47 peserta yang terdiri atas guru, orang tua, serta anggota masyarakat di TK Al Ittihaad Tebet, Jakarta Selatan. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta pemberian pre-test dan post-test untuk menilai perubahan tingkat pemahaman peserta terhadap konsep literasi. Temuan penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam pemahaman peserta mengenai literasi. Para peserta yang sebelumnya memaknai literasi hanya sebagai kemampuan membaca dan menulis, setelah lokakarya memahami bahwa literasi mencakup pula kemampuan berpikir kritis, berkreasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Melalui kegiatan ini, dihasilkan pula Rekomendasi Strategi Kolaboratif yang berfungsi sebagai pedoman dalam memperkuat pelaksanaan GLS secara berkelanjutan. Hasil penelitian ini menegaskan urgensi pembangunan ekosistem literasi yang bersifat kolaboratif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai fondasi penting bagi pengembangan karakter serta kompetensi abad ke-21 pada anak-anak Indonesia.

Indonesia continues to face a persistent literacy gap that hinders the nation's effort to cultivate a generation of critical thinkers with strong character. Although the government launched the School Literacy Movement (Gerakan Literasi Sekolah/GLS) through Ministerial Regulation No. 23 of 2015 on the Cultivation of Character, its implementation in schools has yet to produce optimal outcomes. This limitation primarily occurs because teachers, parents, and the community have not built strong and effective collaboration. This study aims to strengthen the integration of these three key stakeholders to improve the effectiveness of GLS implementation in Early Childhood Education (PAUD) settings. The researchers employed a qualitative approach, utilizing a participatory workshop method that involved 47 participants, including teachers, parents, and community members from TK Al Ittihaad Tebet, South Jakarta. The team collected data through observation, semi-structured interviews, and pre-test and post-test assessments to measure participants' understanding of literacy concepts. The findings indicate that the workshop had a significant impact on participants' understanding of literacy. Before the activity, most participants defined literacy only as the ability to read and write. After participating, they began to perceive literacy as a broader skill set that includes critical thinking, creativity, communication, and collaboration. The workshop also produced Collaborative Strategy Recommendations that guide schools, families, and communities in strengthening GLS implementation sustainably. This study highlights the vital role of an active, collaborative literacy ecosystem that unites schools, parents, and the broader community as a foundation for developing children's character and 21st-century competencies in Indonesia.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-30