Inovasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran

PENGARUH PEMBELAJARAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGGUNAAN MOBILE BANKING TERHADAP KEMAMPUAN MANAJEMEN KEUANGAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Cici Naya Zuraidah , Han Tantri Hardini — Sun, 29 Jun 2025 00:00:00 +0000

This study is motivated by the importance of students' financial management skills in facing economic challenges and consumptive lifestyles in the digital era. This study aims to analyze the effect of financial learning in the family environment and the use of mobile banking on financial management skills, with locus of control as an intervening variable in students of the Faculty of Economics and Business, Surabaya State University. The method used is quantitative with a survey approach. The population in this study were 2021 students from the Accounting Education, Accounting, and Management undergraduate study programs. The sampling technique used purposive sampling, while the data collection instrument was a questionnaire. Data analysis was carried out using path analysis to test the relationship between variables. The results showed that financial learning in the family environment and the use of mobile banking had a positive and significant effect on students' financial management skills. Locus of control is also proven to have a positive and significant influence on financial management skills and is able to become an intervening variable. These findings indicate the importance of financial education in the family, wise use of financial technology, and strengthening self-control to form healthy student financial behavior.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kemampuan manajemen keuangan mahasiswa dalam menghadapi tantangan ekonomi dan gaya hidup konsumtif di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran keuangan di lingkungan keluarga dan penggunaan mobile banking terhadap kemampuan manajemen keuangan, dengan locus of control sebagai variabel intervening pada mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survei. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2021 dari program studi S1 Pendidikan Akuntansi, Akuntansi, dan Manajemen. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sedangkan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Analisis data dilakukan menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran keuangan di lingkungan keluarga dan penggunaan mobile banking berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan manajemen keuangan mahasiswa. Locus of control juga terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan manajemen keuangan serta mampu menjadi variabel intervening. Temuan ini menunjukkan pentingnya pendidikan keuangan dalam keluarga, pemanfaatan teknologi keuangan yang bijak, dan penguatan kendali diri untuk membentuk perilaku finansial mahasiswa yang sehat.

RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 1 DISTRIK BONDIFUAR, KABUPATEN BIAK NUMFOR

Imanuel Keys Obet Worumboi , Yohana Hulda Diawaitou — Sun, 29 Jun 2025 00:00:00 +0000

This study aims to identify and analyze the factors contributing to the low learning motivation of students in the subject of Civics Education (PPKn) at SMP Negeri 1, Bondifuar District, Biak Numfor Regency. Learning motivation is a crucial aspect that influences student academic achievement, especially in subjects related to character building and national values. This research employs a qualitative approach using a case study method. Data were collected through observation, interviews with Civics teachers, students, and the school principal, as well as documentation. The findings indicate that the low learning motivation is caused by several factors, including monotonous teaching methods, limited use of engaging learning media, lack of active student participation in the learning process, and an unsupportive learning environment. In addition, students' perception of Civics as a boring subject further hinders their motivation. The study recommends the need for innovation in teaching strategies, enhancement of teachers’ pedagogical competence, and stronger support from both the school and parents in order to create a more conducive and enjoyable learning atmosphere.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMP Negeri 1 Distrik Bondifuar, Kabupaten Biak Numfor. Motivasi belajar merupakan aspek penting yang memengaruhi pencapaian hasil belajar siswa, terutama pada mata pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter dan nilai-nilai kebangsaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dengan guru PPKn, siswa, serta kepala sekolah, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya motivasi belajar disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain metode pembelajaran yang kurang variatif, minimnya penggunaan media pembelajaran yang menarik, kurangnya keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, serta lingkungan belajar yang kurang mendukung. Selain itu, sikap siswa terhadap mata pelajaran PPKn yang dianggap membosankan juga menjadi faktor penghambat. Penelitian ini merekomendasikan perlunya inovasi dalam strategi pembelajaran, peningkatan kompetensi pedagogik guru, serta dukungan dari pihak sekolah dan orang tua guna menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan.

CUSTOMER SATISFACTION AS A STRATEGIC INDICATOR OF QUALITY IN EDUCATIONAL INSTITUTIONS

Salasiah, Fauzi, Dakir — Sun, 29 Jun 2025 00:00:00 +0000

Customer satisfaction is one of the key factors in improving the quality of educational institutions. Educational institutions are expected to meet the needs of their customers. When these needs are fulfilled, institutions will be able to develop and enhance their quality, allowing them to remain competitive. Customer satisfaction is closely related to the quality of educational institutions. If customer satisfaction is not achieved, meaning the institution fails to meet the needs of its customers, then the institution cannot be considered to have high quality. On the other hand, if an institution is able to fulfill customer needs, it can be regarded as a quality institution