OPTIMALISASI PENGGUNAAN AMPAS TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM) SEBAGAI MATERIAL KOMPOSIT DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK RAMAH LINGKUNGAN

Penulis

  • Yulis Widhiastuti Universitas Bojonegoro
  • Alfia Nur Rahmawati Universitas Bojonegoro
  • Haidar Azzam Khoiri Universitas Bojonegoro

Kata Kunci:

Paving blok, Ampas Tebu, Kuat Tekan

Abstrak

Salah satu contoh penyumbang limbah adalah dari hasil produksi air tebu. Air sari tebu salah satu minuman yang familiar bagi masyarakat diseluruh Indonesia. Kebanyakan ampas tebu ini berakhir begitu saja di tempat pembuangan akhir, ataupun dibakar yang merupakan penyebab potensi pencemaran udara yang berbahaya bagi kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir dampak pencemaran lingkungan, serta untuk mengetahui kekuatan tekan yang dapat ditahan batu paving block ketika diberikan substitusi abu ampas tebu ke campuran semen. Dari hasil pengujian kuat tekan umur 7 hari dari 6 variasi didapat nilai kaut tekan rata-rata 64,97 kg/cm2. Pada umur 14 hari dari 6 variasi didapat nilai kuat tekan rata-rata sebesar 40,94 kg/cm2. Pada umur 21 hari dari 6 Variasi didapat nilai kuat tekan rata-rata sebesar 57,38 kg/cm2. Dari hasil ini didapatkan umur 7 hari memilki nilai kuat tekan paling tinggi. Rata-rata nilai kuat tekan pada variasi 0% adalah 44,72 kg/cm2, 2,5% adalah 83,2 kg/cm2, 5% adalah 67,11 kg/cm2, 7,5% adalah 43,16 kg/cm2, 10% adalah 53,63 kg/cm2, 12,5% adalah 34,76 kg/cm2. Dari hasil ini didapatkan variasi 2,5% memilki nilai kuat tekan paling tinggi. Dari hasil kesimpulan berdasarkan umur dan variasi dapat disimpulkan bahwa paving dengan kuat tekan terbaik dihasilkan dari variasi yang rendah dengan umur yang rendah juga. Hal ini dapat dikatakan bahwa itensitas matahari serta konsistensi perawatan pasca cetak menjadi hal yang penting dalam menciptakan paving block yang kuat terhadap tekan.

One example of a contributor to waste is the production of sugar cane juice, sugar cane juice is a drink that is familiar to people throughout Indonesia. . Most of the bagasse ends up in landfills, or is burned, which is a potential cause of air pollution that is dangerous to life. This research aims to minimize the impact of environmental pollution, as well as to determine the compressive strength that paving block stones can withstand when substituted with sugarcane bagasse ash in the cement mixture. From the results of compressive strength testing aged 7 days from 6 variations, an average compressive strength value of 64.97 kg/cm2 was obtained. At the age of 14 days, from 6 variations, an average compressive strength value was obtained of 40.94 kg/cm2. At the age of 21 days from 6 variations, the average compressive strength value was 57.38 kg/cm2. From these results, it was found that 7 days old had the highest compressive strength value. The average value of compressive strength at 0% variation is 44.72 kg/cm2, 2.5% is 83.2 kg/cm2, 5% is 67.11 kg/cm2, 7.5% is 43.16 kg/ cm2, 10% is 53.63 kg/cm2, 12.5% is 34.76 kg/cm2. From these results it was found that a variation of 2.5% had the highest compressive strength value. From the conclusions based on age and variation, it can be concluded that paving with the best compressive strength is produced from low variation with low age. It can be said that the intensity of the sun and the consistency of post-printing care are important in creating paving blocks that are strong against compression

Unduhan

Diterbitkan

2024-09-29